PENINGKATAN PERAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN ANAK

0
1674

Sistem pendidikan di Indonesia masih saja mengalami pergantian kebijakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan sesuai dengan rezim pemerintahan. Pembenahan di sektor ini dikarenakan kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal dibanding dengan negara lain terutama di benua asia. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia tergambar jelas ketika pemerintah melakukan upaya seperti : kebijakan dalam pelaksanaan Ujian Nasional, pergantian kurikulum, kebijakan KIP atau KJP,  hingga peningkatan kinerja tenaga pendidikan. Selain itu aspek yang dapat menghambat peningkatan pendidikan yaitu moralitas generasi penerus bangsa, ini terhilat bahwa banyak sekali perilaku korupsi, ketidakjujuran, dan kurangnya kompetensi dikalangan pejabat.

Peringkat Kualitas Pendidikan Indonesia

Menurut lembaga Programme for International Study Assessment (PISA), tren kinerja pendidikan Indonesia pada tahun 2000, 2003, 2006, 2009, dan 2012, cenderung stagnan. Sehingga menempatkan pendidikan Indonesia masuk dalam peringkat 64 dari 65 negara. Sedangkan minat membaca di Indonesia hanya 0,001 persen menurut data UNESCO pada 2012.

Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York, Senin (1/3/2011), indeks pembangunan pendidikan atau education development index (EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia. EDI dikatakan tinggi jika mencapai 0,95-1. Kategori medium berada di atas 0,80, sedangkan kategori rendah di bawah 0,80.

Total nilai EDI itu diperoleh dari rangkuman perolehan empat kategori penilaian, yaitu:

  • Angka partisipasi pendidikan dasar,
  • Angka melek huruf pada usia 15 tahun ke atas,
  • Angka partisipasi menurut kesetaraan jender,
  • Angka bertahan siswa hingga kelas V sekolah dasar (SD).

Penurunan EDI Indonesia yang cukup tinggi tahun ini terjadi terutama pada kategori penilaian angka bertahan siswa hingga kelas V SD. Kategori ini untuk menunjukkan kualitas pendidikan di jenjang pendidikan dasar yang siklusnya dipatok sedikitnya lima tahun.

Saat ini Indonesia masih tertinggal dari Brunei Darussalam yang berada di peringkat ke-34. Brunai Darussalam masuk kelompok pencapaian tinggi bersama Jepang, yang mencapai posisi nomor satu Asia. Adapun Malaysia berada di peringkat ke-65 atau masih dalam kategori kelompok pencapaian medium seperti halnya Indonesia.Meskipun demikian posisi Indonesia saat ini masih jauh lebih baik dari Filipina (85), Kamboja (102), India (107), dan Laos (109).

Penyelesaian Masalah Pendidikan di Indonesia

Persoalan dalam dunia pendidikan Indonesia sangat kompleks. Maka dari itu permasalahan ini harus di selesai kan satu persatu, mulai dari pendidikan usia dini hingga perguruan tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan peningkatan peran keluarga dalam pendidikan anak, karena melalui peran keluarga dan lingkungan sekitar dapat mempengaruhi proses pendidikan anak. Keterlibatan orangtua sangat berkorelasi erat dengan keberhasilan pendidikan anak, ini terbukti apabila keluarga melakukan perannya untuk mendukung prestasi akademik anak pada pendidikan yang lebih tinggi serta berpengaruh juga pada perkembangan emosi dan sosial anak.

Sejumlah upaya dilakukan keluarga untuk mendukung dan mengontrol pendidikan anak seperti menciptakan suasana kondusif dalam proses belajar dirumah dan mengawasi perkembangan pembelajaran anak di luar rumah untuk meningkatkan kemampuan anak (contohnya bimbingan belajar untuk mata pelajaran di sekolah, agama, ataupun hobi ). Selain itu keluarga juga harus melakukan peran aktif berkomunikasi dengan pihak sekolah maupun pihak lainnya yang dapat membantu dalam peningkatan kemampuan anak. Namun kebanyakan orang tua terlalu tidak mementingkannya sehingga tidak ada pengawasan terhadap anak dalam proses belajar di luar rumah,  karena mereka percaya sepenuhnya kepada pihak luar dalam proses belajar anak diluar rumah.

Pada dasarnya, tugas dasar perkembangan seorang anak adalah mengembangkan pemahaman yang benar tentang bagaimana dunia ini bekerja. Dengan kata lain, tugas utama seorang anak dalam perkembangannya adalah mempelajari ”aturan main” segala aspek yang ada di dunia ini. Sebagai contoh, anak harus belajar memahami bahwa setiap benda memiliki hukum tertentu (hukum-hukum fisika), seperti : benda akan jatuh ke bawah, bukan ke atas atau ke samping (hukum gravitasi bumi); benda tidak hilang melainkan pindah tempat (hukum ketetapan obyek), dll. Selain itu, anak juga harus belajar memahami aturan main dalam hubungan kemasyarakatan, sehingga ada hukum dan sanksi yang mengatur perilaku anggota masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat.

Keberhasilan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai kebajikan (karakter) pada anak sangat tergantung pada jenis pola asuh yang diterapkan orang tua pada anaknya. Pola asuh dapat didefinisikan sebagai pola interaksi antara anak dengan orangtua yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik (seperti makan, minum dan lain-lain) dan kebutuhan psikologis (seperti rasa aman, kasih sayang dan lain-lain), serta sosialisasi norma-norma yang berlaku di masyarakat agar anak dapat hidup selaras dengan lingkungannya. Dengan kata lain, pola asuh juga meliputi pola interaksi orang tua dengan anak dalam rangka pendidikan karakter anak.

 

( RIZKY NUGROHO )

10 – Maret – 2016