Yuk, Memahami Ilmu Ekonomi

0
498

Ilmu ekonomi  sebenarnya  terbagi dua ke dalam ekonomi mikro dan ekonomi makro. Jika kita berbicara ekonomi pada tingkat tertentu seperti individual, pasar tertentu, tujuan tertentu (memaksimalkan laba, pajak, dan lain-lain), maka kita berbicara tentang ekonomi mikro.

Sementara  jika kita berbicara mengenai ekonomi yang lebih bersifat menyeluuh seperti populasi suatu negara maupun dunia maka kita berbicara tentang ekonomi makro. Saya akan memberi gambaran mengenai dua topik bahasan tersebut untuk menyadari pentingnya memahami ilmu ekonomi.

Ekonomi mikro dapat membantu kamu memahami hal – hal seperi kekuatan penawaran dan permintaan di pasar dalam menentukan harga sebagaimana dijelaskan oleh Adam Smith (pencetus teori klasik ekonomi). Kalian akan lebih cermat dalam memahami posisi dalam menyikapi harga. Jika bingung mengenai istilah penawaran dan permintaan, mari kita sebut bahwa sisi penawaran adalah anda sebagai penjual dan permintaan sebagai pembeli dalam suatu pasar.

Ketika menemui harga rempah – rempah naik secara tiba – tiba pada bulan puasa, bagaimana reaksimu ? Menilai bahwa hal itu wajar atau tidak wajar? Sebelumnya kamu harus menyadari apakah  berada di tempat dengan kondisi dimana pada bulan puasa  kebutuhan pembeli akan rempah – rempah meningkat, sedangkan persediaan penjual tidak meningkat ? Jika iya, maka hal itu wajar.  Kamu harus menerimanya karena pada kondisi ini harga akan meningkat jika kenaikan permintaan tidak diimbangi oleh kenaikan penawaran.

Namun, bagaimana jika kamu menemui harga yang tiba – tiba naik pada kondisi yang normal? Kalian patut curiga. Kamu dapat menyikapi dengan membandingkannya di tempat lain. Jika  menemukan harga di luar dominan lebih murah, maka beralihlah jika memungkinkan. Pasar yang tadi menaikkan harga secara tidak wajar akan merespon untuk kembali mengembalikan harga wajar karena berkurangnya para pembeli di pasar itu.

Bagaimana dengan ekonomi makro? Beberapa hal yang menjadi lingkup perhatian ekonomi makro antara lain produk domestik bruto, tingkat pengagguran, inflasi, suku bunga, dll. Kita menggunakan indikator tersebut untuk memahami kondisi perekonomian secara keseluruhan. Sebagai contoh, mari kita lihat hubungan antara tingkat pengangguran, inflasi, dan suku bunga. Kamu mungkin berpendapat bahwa tingkat pengangguran yang sangat minim merupakan hal baik. Benar, tapi bagaimana pengaruhnya dengan hal lain seperti inflasi?

Perlu diketahui bahwa penggunaan tenaga kerja maksimal sangat bergantung pada pasar barang dan jasa. Apabila tingkat permintaan keseluruhan atas barang dan jasa meningkat, perusahaan akan selalu berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan meningkatkan produksi. Hal ini menyebabkan menurunnya tingkat pengangguran. Namun di sisi lain, penurunan tingkat pengangguran akan memicu inflasi sebagaimana dikemukakan oleh A. W. Phillips. Kita dapat menyebut inflasi sebagai kenaikan harga barang jika anda sedikit bingung.

Inflasi merupakan hal baik jika berada pada tingkat yang diharapkan, namun bagaimana jika inflasi ini sangat tinggi yang biasa disebut hiperinflasi. Hiperinflasi merupakan hal buruk bagi orang – orang dengan penghasilan rendah karena mengurangi daya beli mereka, begitu pun dengan daya saing harga barang dalam negeri kita dengan barang impor. Oleh karena itu, kita tidak bisa melihat hal yang baik pada satu sisi saja, para pengambil kebijakan harus memikirkan banyak hal.

Pemerintah mungkin berinisiatif menaikkan tarif pajak tertentu dan didukung dengan naiknya suku bunga Bank Indonesia (BI) sebagai langkah untuk mengendalikan efek samping dari tingginya permintaan tadi. Tarif pajak yang tinggi dan naiknya suku bunga BI akan membuat masyarakat cenderung mengurangi konsumsi serta investasi dan lebih memilih menyimpan uang di Bank karena memberi imbal hasil yang lebih menjanjikan.

Bagaimana menurutmu ? menarik bukan? Itulah tadi gambaran mengenai apa yang diajarkan oleh ilmu ekonomi. Pada intinya, ilmu ekonomi mengajar dan membimbing kita untuk senantiasa menjadi orang yang lebih baik dalam menilai dan mengambil keputusan.

 

Rahmad S, mahasiswa Diploma III Alih Program Poleteknik Keuangan Negara STAN Jurusan Akuntansi