Antusiasme penonton mampu menyukseskan hari pertama BNI Java Jazz Festival 2024 pada Jumat (24/5/2024) di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta. Konser musik selalu menjadi magnet bagi para pecinta musik dari berbagai kalangan.
Antusiasme pengunjung konser adalah pemandangan yang selalu menarik untuk disaksikan. Euforia penonton yang menarik tidak hanya menghidupkan malam, tetapi juga menciptakan kenangan abadi bagi para penikmatnya. Konser, lebih dari sekadar mendengarkan musik; ini adalah visual panggung yang memukau.
Ribuan penonton dari pintu masuk hingga panggung utama, suasana dipenuhi oleh semangat dan kegembiraan yang meluap. Sorak sorai dan tepuk tangan menggema di seluruh stage ketika artis yang mereka tunggu muncul di atas panggung.
Setiap alunan lagu yang dimainkan, disambut dengan nyanyian bersama dan sorakan riuh rendah. Beberapa pengunjung terlihat larut dalam emosi. Setiap nada, lirik, dan gerakan di panggung menjadi momen berharga bagi para penonton. Tidak jarang, momen spesial terjadi saat artis berinteraksi langsung dengan penonton.
Kasih, penonton Java Jazz yang berasal dari Jakarta Selatan menilai perhelatan Java Jazz Festival (JJF) tahun ini memiliki semangat yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. “Aku looking forward terhadap kejutan dan interaksi dengan penonton maupun pengisi acara di Java Jazz tahun ini. Kalau bicara festival pastinya suasananya aku harapkan akan jauh lebih hidup,” ujar Kasih.
Dari ratusan penampil di JJF 2024, terdapat banyak musisi yang memiliki latar belakang musik di luar jazz. Hal ini merupakan siasat penyelenggara JJF sejak tahun 2005 demi mendapatkan audiens dari berbagai spektrum musik.
Tahun ini misalnya, terdapat Romantic Echoes, Rahmania Astrini, Nadhif Basalamah, dan Project Pop sebagai penampil. Menarik menyaksikan tanggapan para pecinta jazz yang hadir di perhelatan JJF tahun ini.
Keshane, penonton yang berasal dari Sultan Agung, Jakarta Selatan bercerita kepada tim Kompas Muda terkait kecintaannya pada musik jazz. Beberapa musisi ia tunggu penampilannya seperti Kurosuke dan Laufey.
“Jazz memiliki banyak bentuk dan personally aku berpikir jazz harus tetap pada bentuk awalnya. Tetapi kalau ada orang yang suka dengan sub genre seperti pop jazz, rock jazz, dan lain-lain itu tidak masalah,” ujar Keshane.
Sementara itu, Al dan Zalika yang datang dari Tangerang melihat apabila JJF ke depan perlu tetap mengundang penampil dari berbagai genre untuk memastikan audiens yang hadir semakin beragam dan banyak. “Menurut aku lebih baik dipertahankan jadi event jazz. Tapi sekarang genre musik semakin beragam dan justru musisi jazz harus dituntut lebih adaptif,” ujar Al.
Penulis:
Hanifa Khoirunnisa Nur Hakim, Volunter untuk BNI Java Jazz Festival 2024, Mahasiswa Institut Teknologi Bandung.
Muhammad Akhtar Jabbaran, Volunter untuk BNI Java Jazz Festival 2024, Mahasiswa Universitas Indonesia.
Fotografer:
Dhafin Rizqi Kusumawardhana Hakim, Volunter untuk BNI Java Jazz Festival 2024, Mahasiswa Universitas Pasundan.
Andy Edlynson Kadiran, Volunter untuk BNI Java Jazz Festival 2024, Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara.