Pengetahuan Baru dari Kunjungan ke Harian Kompas

0
806

Mahasiswa Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta Program Studi Ilmu Komunikasi mendapat kesempatan emas mengunjungi media terbesar di Indonesia yaitu Harian Kompas. Pada Jumat (27/10/ 2023), para mahasiswa yang mengambil mata kuliah hubungan media melakukan kunjungan ke perusahaan, kali ini ke Harian Kompas di Menara Kompas, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat.

Kegiatan tersebut menjadi kegiatan yang paling ditunggu-tunggu oleh mahasiswa, karena mereka menjadi mendapat pandangan baru mengenai masa depannya. Selain itu untuk meyakinkan diri mahasiswa bahwa selama ini apa yang dipelajari di kuliah, kelak pasti akan berguna di karir masa depan.

Mengunjungi perusahaan seperti ini juga menjadi kegiatan refreshing mahasiswa di tengah kesibukan belajar dan berkegiatan di kampus, mahasiswa bisa melihat langsung praktik dari teori-teori yang selama ini didapatkan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa semua orang pasti mengetahui Harian Kompas, yang sangat legendaris dan telah dipercaya masyarakat Indonesia dari tahun ke tahun. Sebagai mahasiswa komunikasi, koran juga menjadi sumber belajar, karena isi dari koran sudah bisa dipastikan keakuratannya, maka selalu bisa dijadikan referensi.

Selama acara berlangsung, mahasiswa banyak mendapat masukan, pengalaman, serta pemahaman baru tentang industri media. Selama kurang lebih 3 jam mendengarkan penjelasan dari karyawan Harian Kompas yang memandu para mahasiswa tur ke beberapa bagian dari perusahaan itu.

Ini lima pengetahuan baru yang bisa mahasiswa petik ketika berkunjung kantor ke Harian Kompas.

Koran terbitan pertama

Harian Kompas menyimpan rapih semua cetakan koran dari tahun 1965 – 2023. Terdapat ruang arsip yang menyimpan semua edisi koran selama 58 tahun Harian Kompas berdiri. Koran-koran itu tersimpan rapi di dalam sebuah rak geser yang dikategorikan per tahun, untuk satu bundle koran dikategorikan per-bulannya. 

Dari bentukan koran yang masih menggunakan kertas kecoklatan, hingga bentukan koran sekarang, semua tersedia di Pusat Informasi Kompas, begitu nama bagian yang menyimpan arsip koran Kompas sejak awal berdiri sampai hari ini. Dari ukuran koran yang dulu besar hingga seperti sekarang, lebih kecil, ada semua.

Yang paling menjadi perhatian mahasiswa adalah koran terbitan pertama Harian Kompas pada tanggal 28 Juni 1965. Arsip asli koran tersebut masih disimpan secara rapi dan kondisinya baik. Bisa dilihat oleh pengunjung PIK.

Tak hanya itu, dari iklan rumah yang harganya dibawah Rp 100 juta hingga iklan rumah paling murah Rp 1 miliar, ada semua. Rasanya seperti melihat perkembangan zaman yang luar biasa cepat, juga seperti menjadi saksi sejarah perkembangan Indonesia. Sungguh menjadi refleksi yang luar biasa, bahwa hidup tetap berjalan, berita tetap diberitakan apapun itu, dan Harian Kompas selalu bisa diandalkan dari waktu ke waktu.

Arsip koran-koran itu bisa digunakan mahasiswa sebagai referensi dalam mengerjakan penelitian, skripsi, tesis, dan penelitian ilmiah lainnya. Harian Kompas sendiri menyediakan jasa untuk mahasiswa membelinya dalam versi digital, tentu dengan harga yang terjangkau untuk mendapatkan informasi yang bernilai tinggi. Sungguh menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa.

Tetap beradaptasi

Harian Kompas menjadi koran yang masih bertahan hingga saat ini, walaupun sudah terbit sejak tahun 1965 tetap banyak peminatnya. Salah satu “bumbu dapur” yang digunakan Harian Kompas adalah beradaptasi dengan teknologi. Harian Kompas muncul dalam format e-paper pada tahun 2008. Replika koran fisik bisa diakses secara digital di internet. Pada tahun 2008 belum banyak orang beralih ke internet, karena memang penggunaannya belum semasif sekarang.

Namun langkah awal Harian Kompas tersebut membuahkan hasil yang manis. Berkat adaptasi di awal dan berpikir visioner membuat Harian Kompas bertahan hingga saat ini. Lalu tahun 2017, dibentuk pula website Kompas.id sebagai bentuk literasi digital terbaru dengan pemanfaatan fitur-fitur terkini. Hingga saat ini ada juga aplikasi Kompas.id yang sangat bermanfaat dan dekat dengan anak muda.

Boleh berumur, namun adaptasi teknologi tetap berjalan. Harian Kompas sungguh menginspirasi, selalu berpikir ke depan dan membidik masa depan. Ketika berkunjung ke kantor Harian Kompas, semuanya juga sudah menggunakan komputer terkini, semuanya terhubung melalui internet. Juga banyak pemanfaatan teknologi lainnya yang sudah dilakukan Harian Kompas.

Kemudahan informasi

Papan Penjelasan Divisi Dilengkapi “QR code”

Di kantor Harian Kompas, akan terlihat papan yang menggantung di bagian atas ruangan, bertuliskan nama divisi dan ada barcode di sebelahnya. Mungkin sebagian besar orang menganggap sepele, namun ketika di scan akan muncul penjelasan dari divisi tersebut. Termasuk didalamnya menjelaskan tentang apa yang dikerjakan disertai contoh hasil tulisan mereka.

Semua informasi terhubung dengan aplikasi Kompas.id, maka konektivitas dari Harian Kompas ini sudah sangat baik.

Selama kunjungan, para jurnalis juga kerap menyapa mahasiswa, sambil menjelaskan divisi-divisi mereka. Sehingga mendapatkan pengetahuan dari jurnalis langsung dan ditambah dari scan QR di papan divisi tersebut. Bisa dipastikan ketika pulang mahasiswa membawa bekal pengetahuan yang berguna.

Ruangan tanpa sekat

Lantai 5 Menara Kompas merupakan bagian Harian Kompas, dalam satu lantai yang luas itu terdapat banyak sekali meja tempat pekerja Harian Kompas bekerja. Uniknya tidak ada sekat atau ruangan khusus untuk satu orang, semuanya berada area yang sama. Ruangan yang ada juga bukan ruangan untuk petinggi redaksi, namun untuk ruangan meeting.

Memang ada beberapa ruangan yang menjadi tempat pimpinan di sisi-sisi ruang kerja yang luas, tetapi pimpinan Harian Kompas jarang menggunakannya. Para pimpinan lebih memilih duduk di meja kerja yang berada di tengan ruang kerja bersama seluruh karyawan.

Hal ini menjadi pengetahuan baru bagi mahasiswa, bahwa Harian Kompas menerapkan nilai kesetaraan dalam pekerjaannya. Harus terbentuk kedekatan antar pekerja, tidak peduli jabatan, yang penting saling menghargai. Meja para pemimpin redaksi berada di tengah, berbentuk lingkaran, dan itulah yang menjadi titik tengah dari kantor lantai 5 ini.

Tempat “shooting” film

Lobby Menara Kompas yang menjadi tempat “shooting” film Petualangan Sherina 2

Para mahasiswa tentu sangat tertarik dengan dunia hiburan, apalagi mahasiswa komunikasi yang pasti senang menonton film. Satu pengetahuan “intermezzo” baru bahwa Lobby Menara Kompas dijadikan tempat shooting film Petualangan Sherina 2, ketika Sherina pergi bekerja sambil menyanyikan serta menarikan lagu “Menikmati Hariku!”.

Selamat Pagi! Selamat bekerja! Itulah lirik yang cukup familiar di telinga masyarakat Indonesia, terutama yang masyarakat Indonesia yang sudah menonton film ini. Hal ini menjadi daya jual tersendiri bagi Kompas, karena menandakan bangunannya yang modern, aesthetic, dan futuristik hingga digunakan tempat shooting film legendaris Indonesia.

Kegiatan kunjungan ke kantor perusahaan penerbitan itu akan menjadi kenangan indah bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya Jakarta. Pengalaman serta pengetahuan baru yang didapatkan sangat berguna bagi kami untuk melanjutkan langkah dengan berkarir ke jenjang yang lebih tinggi. Terima kasih Harian Kompas atas kesempatannya, sampai bertemu di lain kesempatan! #AtmaGoesToKompas

Maria Fiorenza Ardhani,  Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Jakarta