Bisakah Cilacap Berhati Nyaman?

0
106

 

Salah satu ikon wisata di Cilacap, yakni Benteng Pendem. (Foto : Oase Mala)

Cilacap merupakan kabupaten terluas di provinsi Jawa Tengah dan bagian kotanya sempat menjadi Kota Administratif hingga tahun 2002. Tahun 2020, jumlah penduduknya mencapai 1.944.857 jiwa dan memiliki luas 2.124,47 km2.

Seperti wilayah lain, Kabupaten Cilacap pun memiliki sejarahnya sendiri. Dari beberapa bangunan bersejarah, seperti Benteng Pendem di area pesisir Pantai Teluk Penyu hingga cerita Jenderal Soedirman yang pernah memiliki memori hidup di kabupaten yang memiliki slogan “Cilacap Bercahaya” ini.

Sebagai kabupaten yang kotanya justru berada di bagian pojok, karena posisinya yang menjorok ke laut, bagian kota ini tidak seramai kota-kota lain. Seperti Purwokerto yang keberadaannya bisa dilewati sembari mampir misalnya. Maka itu, saya pikir tempat kelahiran saya ini biasa saja.

Semenjak memutuskan menetap di kampung halaman, terutama setelah merasakan peliknya membangun toko buku independen di kota yang geliatnya terasa kurang, khususnya pada buku, saya mulai berpikir. Mengapa hal-hal berbau idealis terasa sulit berkembang di kabupaten ini? Apa yang salah?

Sampai pada satu titik saya mencoba membangun komunitas, namun keadaan belum membaik juga. Terus bergerak, saya berkesempatan turut andil dalam kegiatan kolaborasi yang mempertemukan para pelaku kreatif. Termasuk di dalamnya komunitas-komunitas yang ada di wilayah Kabupaten Cilacap.

Harapan saya kembali tumbuh. Bergerak di bidang kreatif dan bertemu orang-orang kreatif di Cilacap sepertinya akan menyenangkan. Lalu ingat bagaimana euforia ragam kegiatan yang pernah didatangi di kota rantau saya, yaitu Yogyakarta. Bisakah Cilacap semenggeliat di sana? Belum tahu.

Adanya cerita sejarah yang dimiliki kabupaten yang memiliki pulau dan bangunan-bangunan bersejarah ini, muncullah ide untuk mengombinasikannya. Seperti salah satu contohnya eks Kantor Pemintalan yang pernah bergaung sebagai pabrik pemintalan benang terbesar se-Asia Tenggara pada jamannya. Bagaimana pabrik pemintalan ini bisa menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat kota Cilacap dan sekitarnya?

Bersama teman-teman kreatif yang tergabung dalam nama Cilacap Kreatif, sebuah kegiatan bertajuk Pekan Banyumasan Tjilatjap Edition hadir menyapa masyarakat Cilacap. Sebagai kota Industri yang memiliki PT. Pertamina Unit Pengolahan IV yang merupakan kilang minyak terbesar se-Indonesia, juga pabrik pengolahan semen bernama Dynamix, rasanya asyik bila ada ruang khusus yang bisa dijadikan wadah kreatif bagi anak-anak mudanya serta segala usia. Rasa-rasanya, Cilacap bisa juga menjadi kota kreatif selanjutnya.

Setelah sejauh ini turut andil dalam kali keempat kegiatan kreatif tersebut, jujur, anak-anak mudanya terasa belum antusias secara maksimal. Khususnya bagi saya yang bergerak dalam komunitas bidang literasi bernama Klub Literasi Cilacap. Salah satunya, bisa jadi karena gaung promosi yang masih kurang. Selain itu, beberapa kali melakukan interaksi dengan anak-anak sekolah, cara pandang terhadap potensi di bidang kreatif masih di rasa kurang.

Sebenarnya ini memang pilihan, akan tetapi bukankah menyediakan wadah kreatif bagi anak-anak muda dan siapapun agar potensi kekreatifan dalam dirinya bisa tersalurkan terasa bermanfaat? Terlebih wadah tersebut berpeluang memberikan pilihan bidang kreatif. Baik mereka yang berkecimpung di lingkup komunitas, UMKM, perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang kreatif, serta pribadi-pribadi yang telah terbukti memiliki prestasi kreatifnya sendiri. Jika mampu bertahan dan dikelola dengan baik, bukankah kelak bisa menjadi suaka kreatif yang boleh jadi menjelma sebagai destinasi kunjungan?

Dalam bidang komunitas literasi yang saya geluti, saya ingin memberi pemahaman kepada teman-teman bahwa tidak apa-apa berkecimpung di bidang kreatif. Setiap orang punya kesempatan menyalurkan sisi kreatif mereka. Terlepas dari apakah bidang kreatif tersebut menjadi penopang utama kehidupan atau bukan. Sejauh ini, bidang kreatif mampu memberi hiburan dari kepenatan rutinitas, serta pelipur kekusutan jiwa yang tengah dirundung masalah. Bidang kreatif juga memberi warna dalam hidup agar lebih bervariasi.

Nah, bertepatan dengan World Cities Day tahun ini, saya harap daerah-daerah bisa terus memiliki kesempatan guna memajukan potensi-potensi yang dimiliki. Apalagi bersama dengan pemuda-pemudi yang bersedia membangun tempat kelahirannya berdasarkan kemampuan terbaik yang dipunyai.

 

Desa Ngapak, 2023-10-24