Untuk mengatasi kelangkaan pupuk, Tim Giat 5 Universitas Negeri Semarang (Unnes) mengajari warga Desa Kaliangkrik, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang membuat pupuk organik dari cangkang telur, tauge, dan air. Selain menyuburkan, pupuk tersebut juga membunuh hama pada tanaman.
Kegiatan tim Giat 5 Unnes tersebut dilakukan dalam program kuliah kerja nyata (KKN) yang menerjunkan 12 mahasiswa. Sebenarnya, tim Giat 5 merupakan salah satu bentuk kegiatan pembelajaran (BKP) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Para anggota Giat 5 Kaliangkrik berasal dari jurusan yang berbeda. Ada yang dari Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Pendidikan Bahasa Perancis, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unnes dan pendidikan seni musik.
Selain itu mahasiswa lain dari jurusan pendidikan tata busana, pendidikan jasmani, kesehatan, dan rekreasi (PJKR) , pendidikan ilmu pengetahuan alam, pendidikan sosiologi dan antropologi, serta ekonomi pembangunan di kampus tersebut.
Sebelum mengajari warga membuat pupuk organik, anggota tim sudah melakukan observasi selama dua minggu di Desa Kaliangkrik. Temuan observasi menunjukkan, warga yang mayoritas menjadi petani kesulitan mendapat pupuk anorganik bersubsidi untuk mendukung pekerjaan mereka.
Biryatun (53), ketua Wanita Tani di Kaliangkrik mengungkapkan masyarakat masih kesulitan mendapatkan pupuk, karena untuk mendapatkan pupuk anorganik bersubsidi, warga wajib punya Kartu Tani. Sementara ketersediaan pupuk anorganik sebenarnya juga terbatas.
Melihat keadaaan itu, para mahasiswa memutuskan mengadakan sosialisasi pembuatan pupuk cangkang telur. Selain untuk menjadi pengganti pupuk bersubsidi, cara tersebut sekaligus untuk mengurangi limbah cangkang telur yang terbuang.
“Petani di sini harus pakai Kartu Tani kalau mau ambil pupuk. Itu saja masih susah untuk mendapatkan pupuk. Apalagi yang belum mempunyai Kartu Tani juga masih banyak,” ujar Biryatun.
Proses Pembuatan Pupuk Cangkang Telur
Dengan meminjam aula Desa Kaliangkrik, kami mengadakan sosialisasi yang dihadiri kurang lebih 50 warga. Sebagian besar dari mereka berasal dari Kelompok Wanita Tani, pembina kesejahteraan keluarga (PKK), dan warga biasa. Selama kurang lebih dua jam kami menunjukan, mempraktikkan cara membuat pupuk dari cangkang telur.
“ Kami ikut sosialisasi ini agar ibi-ibu juga tahu cara membuat pupuk cangkang telur. Kan ibu-ibu juga banyak yang punya tanaman di depan rumah,” kata Sri Suratmi (64), kader PKK Dusun Kaliangkrik 1.
Untuk membuat pupuk dari cangkang telur hanya dibutuhkan tiga bahan saja, yaitu cangkang telur, tauge, dan air. Cara pembuatannya juga sangat sederhana. Cangkang telur yang sudah dibersihkan perlu dihaluskan dengan alat blender, lalu direndam air.
Sedangkan larutan tauge dibuat dengan cara menghaluskan tauge, lalu direndam air dengan takaran100 gram tauge untuk 400 mililiter air. Tauge direndam selama dua jam sebelum dicampur dengan larutan cangkang telur.
Setelah dua jam, kedua larutan dicampurkan dengan takaran 1:2 (1 gelas larutan tauge untuk 2 gelas larutan cangkang telur). Pencampuran keduanya ditambah air dengan perbandingan 1:10 (1 gelas campuran larutan tauge dan cangkang telur dengan 10 gelas air).
Kegiatan kami, tidak berhenti pada sosialisasi pembuatan pupuk dari cangkang telur, tim Giat 5 desa Kaliangrik kemudian mengecek ulang kelanjutan sosialisasi itu.
Sri mengatakan setelah pulang dari sosialisasi, ia langsung mempraktikkan cara pembuatan pupuk dari cangkang telur untuk memberi pupuk tanaman di depan rumahnya. “Manfaatnya sangat terasa. Kemarin saya mencobanya untuk tanaman di depan rumah. Pupuknya membantu saya mengatasi (masalah) tanaman yang sudah layu dan sekarang segar lagi,” ujar Sri.
Di sisi lain, Biryatun belum mempraktikkan pembuatan pupuk dari cangkang telur tersebut karena terkendala alat (blender). Namun, ia tertarik untuk mencobanya setelah membeli alat yang dibutuhkan. “Sampai saat ini belum mencobanya karena belum ada alatnya, tapi mau mencobanya,” katanya.
Kenapa Harus dari Cangkang Telur?
Rio Bangkit Pratama, Ketua Tim Giat 5 Unnes mengatakan pemilihan kegiatan pembuatan pupuk cangkang telur dipicu kesulitan petani setempat mendapatkan pupuk. Selain itu, bahan yang digunakan untuk membuat pupuk cangkang telur berdasarkan limbah rumah tangga, sehingga masyarakat mudah mendapatkan bahannya.
Selain hemat dari sisi waktu, pembuatan pupuk organik itu juga hemat biaya pembuatan. Hal sama dikemukakan Neng Tariza Putri Alpianti yang menjadi penanggung jawab kegiatan tersebut. Neng menyatakan pembuatannya sederhana dan dapat dilakukan siapa saja. Selain itu, kandungan kalsium dan magnesium fosfat pada cangkang telur dapat mengatasi penyakit tanaman akibat hama.
“Pembuatannya sederhana, dan bisa mengatasi penyakit tanaman karena dalam cangkang telur terdapat kandungan kalsium dan magnesium yang tidak disukai hama,” kata Neng. Ia menambahkan, sepengetahuannya, sudah ada penelitian yang menyatakan, tauge mengandung hormon auksin yang memicu dan mempercepat pertumbuhan daun dan batang tanaman.
Febi Nur Anggraini, mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis Universitas Negeri Semarang