Mahasiswa KKN UGM Kembangkan Tas Tapo Menjadi Cenderamata Unik dari Liki

0
300

Pada Minggu (9/7/2023), Tim KKN-PPM Universitas Gadjah Mada (UGM) Kitorang Sarmi yang sedang mengabdi di Pulau Liki, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua menyelenggarakan pelatihan pembuatan tapo, tas yang terbuat dari daun tikar yang sudah dikeringkan. Bagi masyarakat Pulau Liki, Tapo merupakan cenderamata untuk para wisatawan. 

Sekar selaku Koordinator Divisi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) menyebutkan dengan pelatihan yang diadakan oleh salah satu dari 6 divisi dari Tim KKN-PPM Kitorang Sarmi tersebut, tas tapo berpotensi menjadi cenderamata unggulan dan unik dari Pulau Liki. Sekar menambahkan, pelatihan yang diikuti oleh sekitar 15 mama-mama dan 10 anak-anak laki-laki dan perempuan ini bertujuan untuk melatih anak-anak muda agar memiliki kemampuan dalam membuat kerajinan terkhusus pembuatan tas tradisional Tapo. 

Tapo karya mahasiswa UGM. Foto: Achmad Farhan Aldyno, Fakultas Teknik UGM

“Belum banyak anak-anak muda yang bisa membuat tas Tapo, sebagian besar yang piawai hanya beberapa mama-mama,” tutur Nenek Benyamina, salah satu dari sedikit perajin tas tradisional tapo yang ada di Pulau Liki.

Berdasarkan informasi dari Nenek Benyamina, daun yang dimanfaatkan berasal dari daun tikar liar yang tumbuh di belakang rumah warga. Daun ini kemudian dikeringkan selama tiga hingga empat hari sampai warnanya berubah menjadi kuning kecoklatan. Setelah daun dikeringkan, akan dilakukan proses pemotongan ujung daun dan pengupasan kulit terluar daun yang dilanjutkan pelurusan menggunakan pisau. Apabila proses tersebut telah dilakukan, daun siap untuk dianyam menjadi tas Tapo. Untuk menyelesaikan satu tas Tapo, diperlukan waktu satu sampai dua hari untuk menganyam. Tas tradisional tapo yang diproduksi umumnya hanya dijual sampai ke Kabupaten Sarmi, tidak sampai ke Kota Jayapura.

Sa senang sekali membuat Tapo bersama teman-teman dan nantinya akan sa gunakan untuk menyimpan Alkitab,” tutur Natalie, salah satu anak kampung yang mengikuti pelatihan pembuatan tapo. Pelatihan yang sasaran utamanya adalah anak-anak muda ini mendapatkan antusiasme yang tinggi dengan rata-rata anak yang mengikuti pelatihan berumur 7-12 tahun. Tidak hanya anak kecil, beberapa mama-mama di sekitar lokasi pelatihan lainnya langsung ikut serta dalam pembuatan tapo ini. 

Pelatihan diikuti oleh anak-anak kampung Liki. Foto: Ronaldo Pedro, Fakultas Kedokteran Hewan UGM.

“Kreativitas masyarakat Pulau Liki dalam memanfaatkan sumber daya yang ada perlu diakui, sebab mereka hanya memanfaatkan daun yang tumbuh di belakang rumahnya lalu diolah menjadi tas yang dapat digunakan,” ujar Rafi selaku Koordinator Mahasiswa Unit.

Rafi juga menambahkan, dengan adanya pelatihan ini, diharapkan potensi tas tradisional tapo dapat menjadi potensi cinderamata menjanjikan di Pulau Liki karena kerajinan ini tergolong ramah lingkungan dibandingkan dengan tas lainnya sehingga dapat membantu mempromosikan keberlanjutan sumber daya alam. 

 

Penulis:  Thara Nadhirah, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM 

Foto:

  • Ronaldo Pedro, Fakultas Kedokteran Hewan UGM
  • Achmad Farhan Aldyno, Fakultas Teknik