Halo, Sobat Muda! Joyland Festival pada hari ketiga, Minggu (6/11/2022) sukses membuat suasana di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pecah. Alam semesta menyambut acara ini dengan sukacita. Sang mentari menampakkan wujudnya, ke hadapan umat manusia—seakan pertanda bahwa semesta mengamini keinginan mereka untuk mengadakan wahana hiburan untuk seluruh kalangan usia. Joyland Festival memang dibuat ramah untuk semua kalangan usia, baik tua atau muda, dewasa atau anak-anak.
Pada siang hari, pesona mentari memancar di Selatan Jakarta. Para pengunjung mengular sejak pukul 13.30 untuk mendapatkan wristband, dan sebagian pengunjung lainnya mulai mengular di gerbang masuk Joyland Festival untuk bersiap-siap masuk.
Tepat pukul 14.00, gerbang menuju wahana hiburan dibuka, dan tampak rasa gembira dari para pengunjung berseri-seri untuk masuk ke Joyland Festival di hari terakhir. Mereka datang dengan outfit kekinian, tak jarang yang ada yang memakai busana untuk mendukung sang idola. Dari kalangan tua pun tidak mau kalah, mereka menggunakan outfit yang ciamik dan sangat mengikuti tren.
Bahkan, ada yang satu keluarga menggunakan baju yang sama (baju keluarga) dengan sentuhan kekinian. Tidak lama gerbang itu dibuka, lapak-lapak UMKM dan usaha lokal karya anak muda tampaknya siap menyambut para pengunjung untuk memuaskan hasrat lapar dan dahaga para pengunjung. Dari minuman tradisional seperti jamu dingin yang dikemas secara kekinian, hingga beragam jenis kopi siap menepis rasa dahaga.
Selang satu jam festival itu dibuka, para penampil mulai berdatangan untuk bersiap-siap memanjakan telinga para pengunjung dan penggemarnya. Para penampil yang siap performa di Joyland merupakan musisi band lokal maupun internasional, yang umumnya populer di kalangan muda-mudi. Menjelang performa para penampil dimulai, tidak sedikit yang mengabadikan momen di hari terakhir Joyland Festival.
Siang menjelang sore, tepatnya pukul 15.00, panggung demi panggung mulai terisi oleh para penampil, dan para penggemarnya mulai berkumpul di setiap panggung. Bila ada gula tentu ada semut, begitulah kira-kira gambaran saat konser di setiap panggung dimulai. Dentuman bass dan aransemen saling bersahutan antar panggung di tempat itu. The DARE, Dialog Dini Hari, dan Gamaliel mulai menggenjrengkan gitarnya pada waktu yang kurang lebih selisih 15 menit secara bersamaan.
Hiburan lain
Di balik hiruk pikuk histeria konser di sore itu, terdapat sebuah wahana untuk si kecil yang disebut “White Peacock”. Di dalamnya, terdapat sebuah area bermain untuk si kecil seperti tempat melukis, ada pula sebuah panggung kecil yang di dalamnya acara pengasuhan anak. Anak-anak yang bermain di dalamnya juga merasakan senang dan bahagia. Lagi-lagi, Joyland Festival ramah untuk semua kalangan usia, baik tua atau muda, dewasa atau anak-anak.
Menjelang mentari meredupkan cahayanya, para pengunjung mulai memadati Joyland Festival. Semakin malam, semakin ramai pengunjung yang ingin melepas penat dengan mengikuti konser ini. Dinginnya malam menambah adrenalin para pengunjung. Bagaimana tidak, semakin malam para guest star semakin ‘mengganas’ dalam memenuhi hasrat para penggemarnya. Tidak sedikit para penampil yang mengajak penonton berswafoto.
Walau terhalang pagar pembatas, kedekatan antara penampil dan penggemarnya tiada batasnya. Para bintang yang tampil melepas rindu kepada para penggemarnya, akibat pandemi COVID-19 yang membelenggu kita semua. Lagu demi lagu bergulir untuk menghibur para pengunjung. Performa terakhir ditutup oleh Tennis dan Hindia di panggung yang berbeda hingga tengah malam.
Walau festival ini sempat diguyur hujan dari sejak hari pertama, Jumat (4/11), pengunjung bisa terpuaskan pada hari ketiga. Pergelaran hari terakhir menjadi kado terindah sekaligus penutup yang manis. Sampai jumpa lagi di Joyland 2023.
Penulis:
Rahmad Farhan, Mahasiswa Komunikasi Universitas Pertamina, Jakarta/Volunter Kompas Muda untuk Joyland Festival
Fotografer:
Novria Marcella, Mahasiswa Business di ESSEC Business School, Jakarta/Volunter Kompas Muda untuk Joyland Festival