Hikmah Pandemi Bagi Mikha Angelo dan Basboi

0
387

Pandemi Covid-19 membawa dampak yang signifikan bagi kehidupan manusia dalam berbagai aspek, tidak terkecuali industri musik. Mulai dari pembatasan kerumunan, hingga pembatalan sejumlah acara musik.

Terlepas dari itu, pandemi membawa hikmah tersendiri bagi sebagian orang, termasuk para musisi. Seperti Basboi, penyanyi berumur 24 tahun asal Kota Medan. Pandemi memaksa sebagian besar kegiatan bermusiknya berpindah ke platform digital. Bahkan, Basboi menuturkan bahwasanya Ia merilis albumnya [ada 2021 lalu dalam basis digital. Menariknya, hal itu tidak mengurangi euforia penikmat musik Indonesia.

“Ternyata buat gua (pandemi) malah datengin blessings, ya. Pendengar gua naik dan semuanya statistik gua naik di saat pandemi,” kata Basboi saat ditemui di depan Grab Hall kemarin pada Minggu (29/05/2022). Meskipun demikian, ia tetap menantikan perhelatan acara musik luring seperti Java Jazz Festival 2022 ini.

“Energi, pembawaan musik secara live juga (menjadi hal yang dirindukan saat mengisi acara musik luring) dan juga ketemu penonton sih yang paling bikin seneng,” tambahnya.

Melihat Java Jazz Festival 2022 yang berjalan lancar, Basboi melihat adanya harapan mengenai keberlanjutan industri musik pada masa pandemi. “Optimis ya karena dari gabisa jadi bisa walaupun masih terbatas dan sekarang pun udah mulai balik lagi kan,” tuturnya.

Penyanyi Mikha Angelo ketika berkunjung ke booth Kompas saat penutupan Java Jazz Festival pada Minggu, (29/05/2022), Foto: Nanda Fajrus Zain

Tidak hanya Basboi, penyanyi Mikha Angelo pun merasakan hikmah tersendiri setelah pandemi berlangsung selama kurang lebih dua tahun. Mikha mengaku, penampilannya di Java Jazz Festival 2022 merupakan panggung pertamanya sebagai penyanyi solo. Sehubungan dengan hal itu, banyak hal yang perlu ia siapkan.

“Persiapannya banyak karena mungkin panggung pertama. Jadi, harus ngontakin pemain yang belum pernah, bikin tim produksi baru. Segala (semua) tim yang manggung sama aku itu baru,” tutur Mikha yang ditemui di Booth Kompas.

Meskipun demikian, Ia senang dapat kembali mengisi acara musik secara luring. “Seneng banget sih panggung pertamaku itu bisa Java Jazz karena dari dulu aku penonton Java Jazz banget gitu kan,” tambahnya.

Menurutnya, acara musik luring selalu memberikan pengalaman yang tidak mudah dilupakan. “Crowd-nya pasti, atmosfer yang ada di panggung, dan interaksi sama penonton sih paling kerasa dirindukan… Segala paniknya pas di backstage juga,” pungkasnya.

Wah, menarik sekali! Lantas, hikmah pandemi apa yang kamu rasakan?

Penulis :

Christina Dwi Permata Ayu, Mahasiswa Universitas Indonesia/ Magangers Kompas Muda Harian Kompas Batch XII

Fotografer:

Nanda Fajrus Zain, Mahasiswa Bina Nusantara University/ Magangers Kompas Muda Harian Kompas  Batch XII