Gugus depan gerakan Pramuka Sekar Kalpavriksha Universitas Indonesia (Pramuka UI) menyelenggarakan pelatihan desain grafis untuk masyarakat Pulau Bawean yang berada di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Pramuka Sekar Kalpavriksha Universitas Indonesia merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang terdapat di Universitas itu. Kegiatan tersebut merupakan lanjutan dari pengabdian masyarakat “Pengembangan Ekowisata Berbasis Penguatan Komunitas di Kawasan Pulau Bawean Kecamatan Sangkapura Kabupaten Gresik”. Pelatihan desain grafis dilaksanakan pada Minggu (28/11/2021).
Tim Pengabdian Masyarakat Pramuka UI telah melaksanakan kegiatan secara luring di Pulau Bawean pada Senin (8/11/2021) hingga Sabtu (13/11/2021). Pengabdian masyarakat tersebut di bawah bimbingan Retno Lestari, dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. Selain itu, Tim Pengabdian Masyarakat Pramuka UI juga menggandeng mitra kolaborator, di antaranya pemerintah Kecamatan Sangkapura, Yayasan Pandu Cendekia, Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Hijau Daun, dan Satuan Komunitas (Sako) Scouts Keren 18 Bawean. Kegiatan pengabdian masyarakat itu didanai oleh Direktorat Kemahasiswaan Universitas Indonesia.
Pelatihan desain grafis yang diadakan oleh Tim Pengabdian Masyarakat Pramuka UI tersebut bertujuan meningkatkan kemampuan desain grafis masyarakat Pulau Bawean sebagai bekal untuk meningkatkan branding dan promosi wisata setempat. Sebelum pelatihan dilaksanakan, Tim Pengabdian Masyarakat Pramuka UI juga menyelenggarakan lomba desain poster promosi wisata Pulau Bawean. Lomba diikuti oleh pemuda setempat. Melalui poster karya peserta lomba dapat dilihat bahwa Pulau Bawean mempunyai potensi wisata yang beragam.
Pelatihan diisi oleh Harjono Yumatri, CEO dan Founder Kreatiful. Pelatihan desain grafis ini fokus untuk memaksimalkan penggunaan aplikasi Canva, sehingga menghasilkan desain wisata yang menarik. Aplikasi Canva dipilih karena lebih mudah digunakan bagi seseorang yang sama sekali belum pernah mempelajari desain grafis. Peserta tampak antusias mengikuti pelatihan desain ini, bahkan aktif dalam bertanya saat sesi praktik.
Mereka tampak menyimak materi yang diberikan nara sumber secara serius selama pelatihan berlangsung. Tidak hanya menerima materi, peserta juga praktik langsung menggunakan gawai masing-masing. Narasumber memberikan arahan kepada peserta untuk menentukan template yang mereka suka. Selanjutnya, peserta membuat poster deskripsi destinasi wisata Pulau Bawean. Meskipun mayoritas peserta baru pertama menggunakan Canva, hasil karya mereka cukup menarik.
Pelatihan desain grafis tersebut merupakan program terakhir dari rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh Pramuka UI di Pulau Bawean. Secara keseluruhan, terdapat tujuh program yang dilaksanakan untuk mengembangkan potensi ekowisata berbasis penguatan komunitas warga Pulau Bawean.
Program pelatihan secara luring yang sudah diberikan meliputi edukasi peran hutan mangrove kepada anggota Satuan Komunitas Scouts Keren 18 Bawean, observasi penangkaran rusa Bawean, sosialisasi penggunaan aplikasi Google My Business untuk UMKM dan ekowisata. Ada juga seminar integrasi tujuan pembangunan berkelanjutan dengan ekowisata, dan penanaman bibit bakau bersama Pokmaswas Hijau Daun dan Sako Scouts Keren 18 Bawean. Selain itu ada kegiatan yang dilaksanakan secara daring, yaitu lomba poster promosi wisata Pulau Bawean dan pelatihan desain grafis.
Tidak berhenti pada kegiatan tersebut, Tim Pengabdian Masyarakat Pramuka UI akan melakukan monitoring dan evaluasi untuk keberlanjutan program. Monitoring dan evaluasi akan dilakukan dengan menggandeng mitra terkait di lapangan, yaitu pemerintah kecamatan Sangkapura, Sako Scouts Keren 18 Bawean, dan Pokmaswas Hijau Daun.
Retno Lestari berharap kegiatan yang telah dilaksanakan di Pulau Bawean akan berkelanjutan. “Saya sangat antusias menyambut kegiatan pagi ini, ternyata peserta antusias juga menyempatkan hari Minggunya untuk berlatih desain grafis. Semoga manfaat yang diberikan oleh kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat berkelanjutan untuk Pulau Bawean.” ujar Retno Lestari.
Salsabila Isha, mahasiswa Program Studi Jepang, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia
Comments are closed.