Pandemi Covid-19 hingga kini masih mewabah dan tak kunjung usai mencari mangsa barunya. Badan Kesehatan Dunia dari awal pandemi menyampaikan bahwa Covid-19 tidak akan bisa hilang dalam waktu dekat. Sudah hampir 2 tahun Indonesia masih bergumul dalam mengatasi pandemi Covid-19. Tak terelakkan, pandemi membawa dampak yang sangat besar ke dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat meliputi kehidupan sosial, ekonomi, pariwisata hingga pendidikan.
Untuk tetap dapat melanjutkan kehidupan, masyarakat harus dapat membiasakan diri hidup dengan kebiasaan-kebiasaan baru seperti menjaga jarak, memakai masker, dan berbagai bentuk protokol kesehatan lainnya. Meskipun demikian, tampaknya hal tersebut sudah tidak lagi menjadi penghalang bagi banak muda Indonesia untuk terus produktif dan berkarya dalam berbagai sendi kehidupan masyarakat.
Berakhirnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau yang biasa disingkat PPKM di daerah Jawa-Bali pada Senin (15/11/2021) lalu, dimanfaatkan oleh sejumlah anak muda di berbagai daerah untuk mencoba beradaptasi di tengah kehidupan new normal. Lantas kegiatan positif apa saja ya yang mereka lakukan?
Melestarikan budaya
Kompleksnya tradisi dan budaya Sumatera Barat (Sumbar), menjadikan anak muda setempat tergerak hatinya untuk terus melestarikan budaya Minangkabau khususnya seni musik tradisional.
Unit Kegiatan Seni (UKS) Universitas Andalas menjadi salah satu komunitas anak muda lokal yang tetap memegang kelestarian budaya setempat. Komunitas ini kerap mengadakan pergelaran-pergelaran tradisional. UKS memiliki banyak bidang seni salah satunya ialah seni mu sik tradisi Minangkabau atau yang lebih dikenal dengan “Harappa Musik Studio”.
Harappa Musik studio memiliki berbagai macam instrumen alat musik khas Minangkabau diantaranya Tabuh, Talempong, Bansi, dan Saluang. Berbagai instrumen tersebut digunakan untuk mengiringi setiap tarian-tarian lokal daerah seperti tari persembahan, tari kipas, tari piring, dan tari indang. Komunitas ini juga kerap diundang untuk memeriahkan acara besar kampus hingga acara perkawinan tradisional masyarakat sekitar.
Kepala Departemen Keorganisasian UKS, Filzathil Khaira Darwin, mengatakan sejak awal munculnya Covid-19, kegiatan Harrapa Musik Studio kian menurun akibat banyaknya acara dan pergelaran yang tidak dihelat untuk sementara waktu, ditambah lagi adanya anjuran dari pemerintah untuk melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
“Acara banyak yang stop dulu sampai pandemi berakhir, bahkan kami (anggota) sulit melakukan latihan sehari hari,“ ungkap Filza saat diwawancarai Tim Magangers Kompas Muda, Rabu (17/11/2021).
Namun, berbeda halnya setelah pemerintah memberikan imbauan untuk bersiap memasuki tatanan hidup baru dengan tetap didampingi oleh pelaksanaan protokol kesehatan. Harrapa Musik Studio sudah mulai melihat jalan baru untuk kembali beraktivitas walaupun pandemi belum sepenuhnya berakhir. Komunitas ini mencoba mengadakan kegiatan seni tradisi dengan menghelat pergelaran-pergelaran berbasis virtual. Hal ini dilakukan agar pelestarian terhadap kesenian minang tetap berjalan.
Filza menambahkan, Harrapa Musik Studio akan selalu melakukan pelestarian untuk setiap tradisi dan budaya yang ada di ranah Minang dalam kondisi apapun, sebab pemuda menjadi tonggak dalam mempertahankan budaya daerah.
Event ACTIVE
Pandemi Covid-19 rupanya tidak menyurutkan semangat mahasiswa Universitas Sebelas Maret Solo untuk mengadakan ACTIVE, yaitu sebuah kegiatan tahunan yang diisi dengan seminar, kejuaraan Mobile Legends, pemilihan Duta Akuntansi, Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI), Accounting Competition for College Student (ACCESS), dan ditutup dengan malam penutupan Indonesian Cultural Gathering Night (ICGN).
“Senang, karena dengan mengadakan event ini juga sebagai pelarian dari suntuk dengan perkuliahan, meskipun sekarang menjadi tantangan bagaimana mengadakannya secara online,” ujar Reza May, seorang mahasiswa akuntansi UNS sekaligus panitia dari event ACTIVE, ketika diwawancarai Tim Magangers kompas Muda, Rabu (17/11/2021).
Dilaksanakan pada bulan Oktober hingga November, ACTIVE sukses menggaet 1.900 pemuda dari seluruh Indonesia untuk ikut dalam seminar virtual yang dihadiri oleh dr. Tirta, Sandiaga Uno, dan Gibran Rakabuming Raka. Tidak kalah keren, kejuaraan ACTIVE juga diikuti oleh lebih dari 100 pelajar dari seluruh Indonesia. Acara tidak dilakukan secara online sepenuhnya, sehingga panitia tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
“Hangout” di Jakarta
Sejak diberlakukannya pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, berbagai fasilitas dan pusat perbelanjaan seperti mall, cafe, dan bioskop mulai kembali dibuka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Biasanya sih cukup 2 kali dalam sebulan untuk pergi keluar, selama masih ada pandemi ini masih agak takut untuk keluar apalagi kalo sudah jumpa dengan kerumunan” ucap Farrell saat diwawancarai Tim Magangers kompas Muda, Selasa (16/11/2021).
Farrell menambahkan, walaupun pelonggaran PPKM sudah mulai dilakukan, masih banyak dari masyarakat yang tidak taat terhadap protokol kesehatan di cafe tempat ia dan temannya hangout.
“Cafe biasanya membolehkan pengunjung masuk sekitar 50% dan untuk duduk harus berjarak, ya walaupun masih banyak yang tidak nerapin. Tapi lebih seru ketemu langsung sama teman dibanding HP sih,” tutur Farrell.
Akan tetapi di sisi lain, Farrell berharap agar masyarakat lebih aware dengan penerapan protokol kesehatan ketika bepergian keluar rumah.
Freelancer
Berprofesi sebagai seorang freelancer tentunya disukai oleh kawula muda. Di samping dapat bekerja dalam jarak jauh, pekerjaan freelance juga dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan lainnya seperti kuliah, sekolah, atau bahkan bekerja.
Devrangga Hazza Mahiswara salah seorang pelajar yang kini duduk dibangku kelas XII Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 6 Yogyakarta memulai menjadi freelancer di bidang design and motion graphic sejak dirinya duduk di bangku kelas XI. Berawal dari hobi mengerjakan proyek desain kecil-kecilan, kini ia memutuskan untuk memperdalam hobinya menjadi skill yang menjual.
“Dulu sih cuma hobi, lambat laun saya mampu mengimprovisasi hasil editing saya menjadi menjadi karya pertama, ya tentunya lewat kegagalan dulu,” ucap Devrangga saat diwawancarai Tim Magangers Kompas Muda, Selasa (16/11/2021).
Sukses dengan karya pertamanya, Devrangga dilirik oleh beberapa perusahaan luar negeri yang bergerak di bidang creative untuk melakukan kerjasama dan kolaborasi lebih lanjut.
Devrangga membenarkan bahwa Covid-19 yang membawanya sebagai seorang freelancer bidang desain dan membuat pembelajaran tatap muka tidak lagi dilakukan secara langsung dalam kelas sehingga waktu luang dan belajar yang dia miliki lebih fleksibel.
Magangers Kompas Muda Batch XII
Kelompok Atlas:
- Andrew Benaldo Andikara – Institut Teknologi Bandung (reporter)
- Elvi Rahmawani – Universitas Andalas Padang (reporter)
- Octa Enri Putra – Universitas Sebelas Maret Surakarta (videografer)
- Angelo Mitra Primantio – Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (fotografer)
- Fadhila Ain Salsabilla – SMAN 6 Yogyakarta (desainer grafis)
Comments are closed.