Kalian pasti sudah tahu dong, apa itu Pancasila?
Pancasila adalah dasar negara sekaligus falsafah bangsa dan negara Republik Indonesia yang berisi 5 sila. Hayo masih pada ingat nggak nih, sila-nya apa aja? harus ingat ya kawan-kawan.
Seperti yang kita tahu dari sedikit penjelasan di atas, Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang didalamnya mengandung cita – cita bangsa Indonesia yang ingin dituju.
Kita mundur sedikit mengingat tentang sejarah Pancasila yuk.
Terlahirnya Pancasila berawal dari sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945, dengan tema ‘dasar negara’. Nah pada saat itu belum tercetus nama Pancasila, karena sidang tersebut fokus merumuskan tentang atas dasar apa negara Indonesia ingin didirikan.
Pada sidang pertama BPUPKI tersebut diadakan di gedung Chuo Sangi in yang sekarang dikenal dengan Gedung Pancasila. Para tokoh seperti: Muh Yamin, Moh Hatta, Ki Bagoes Hadikusumo, Mr Soepomo, Liem Koen Hian saling menyampaikan pendapatnya tentang dasar negara Indonesia. Bisa jadi sidang tidak berjalan mulus, setelah mengalami banyak perdebatan dan keberagaman pendapat akhirnya diadakan lagi sidang kedua.
Sidang kedua BPUPKI diadakan pada tanggal 1 Juni 1945, kali ini Ir Soekarno menyampaikan pendapatnya. Gagasan Soekarno inilah yang diterima secara aklamasi oleh segenap anggota BPUPKI. kemudian di sahkan. Lalu atas saran dari teman Soekarno yang ahli bahasa, rumusan tersebut diberi nama ‘Pancasila’. Tapi sayangnya nama seorang teman tersebut tidak disebutkan oleh Ir Soekarno.
Dari penjelasan di atas terbayang kan perjuangan para pahlawan kita. Sudah sepatutnya kita melanjutkan perjuangan para pahlawan, salah satunya dengan menerapkan nilai – nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Peran penting
Khususnya bagi generasi milenial nih, menurut teori generasi Strauss-Howe yang ditulis oleh sejarawan yang menelusuri sejarah Amerika Serikat yaitu William Strauss dan Neil Howe, generasi milenial memiliki rentang kelahiran ditahun 1982-2000.
Saat ini berada pada usia produktif, unggul dalam hal kreativitas dan mudah beradaptasi seiring perkembangan zaman. Hal ini membuat generasi milenial mempunyai peranan penting dalam keberlangsungan hidup bernegara.
Kalau kita lihat, kalian merasa nggak, banyak sekali perilaku menyimpang? seperti kasus korupsi, kasus perundungan (bullying), intoleransi keberagaman dan kasus kejahatan lain. Hal itu bisa saja terjadi karena rendahnya penerapan nilai – nilai Pancasila.
Misalnya kasus saling serang antar agama, padahal di sila pertama berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” yang berarti membebaskan warga negara untuk memeluk agama sesuai yang diyakininya dan kita harus memiliki sikap toleransi.
Contoh lainnya, sila kedua berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab” sudah jelas pada sila tersebut mengandung pengajaran kepada kita untuk memperlakukan orang lain sesuai dengan harkat martabat, saling membantu, menghargai dan memiliki sikap tenggang rasa kepada orang lain.
Maka dari itu perlu ada sosialisasi tentang penerapan nilai Pancasila, menumbuhkan kembali nilai Pancasila di kalangan milenial, yang dikemas dengan cara atraktif, menarik dan modern. Dengan cara itu diharapkan akan memotivasi dan menumbuhkan kesadaran diri untuk mengembangkan sikap positif dalam penerapannya.
Misalnya sosialisasi melalui pendidikan pancasila atau menjadikan generasi milenial sebagai contoh atau panutan karakter bangsa yang positif. Dengan menerapkan nilai – nilai Pancasila dapat membantu kita untuk membentengi diri dari pengaruh budaya luar yang bisa memberikan dampak negatif dan dapat mempertahankan keutuhan Pancasila.
Penting untuk kita semua menyadari bahwa Pancasila mengandung nilai – nilai kebaikan yang apabila kita terapkan dalam keberlangsungan hidup bernegara makan akan terwujud cita – cita Bangsa Indonesia yang makmur dan sejahtera.
Irsya Dwi Refani, mahasiswa Program Studi Manajemen Bisnis Syariah, Fakultas Eknonomi Bisnis Islam Institut Daarul Qur’an Tangerang, Banten.
Comments are closed.