Pandemi Covid-19 tidak menghalangi perguruan tinggi untuk melaksanakan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB). Fakultas dari perguruan tinggi berusaha membuat terobosan untuk mengatasi keadaan itu. Salah satunya dengan mengadakan PKKMB online atau daring Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya Malang.
Tahun ini, PKKMB FIA UB bertajuk “Lampaui Batas Menuju Totalitas”. Walaupun dilakukan secara daring, antusiasme peserta tidak kalah hebatnya dengan secara luring. Mengutip sambutan dari Wakil Dekan III FIA UB, tahun ini peserta PKKMB FIA UB berjumlah 1.251 mahasiswa cowok dan cewek yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. PKKMB FIA UB digelar pada tanggal 21 September sampai dengan 23 September 2020. Acara PKKMB FIA UB yang dilaksanan dua hari ditambah satu hari kuliah tamu.
Pukul 06.10 para mahasiswa baru diminta mengakses aplikasi Zoom untuk melakukan presensi pagi. Setelah melakukan presensi, para mahasiswa disambut dengan video tari Beskalan. Tari itu merupakan tarian khas Kota Malang, kota tempat Universitas Brawijaya berdiri. Tari Beskalan dibawakan oleh peserta Sanggar Seni Mahasiswa (SSM) FIA UB. Setelah tarian selesai, pembawa acara mengambil alih. Seperti pada upacara pembukaan biasanya, acara ini diawali dengan berdoa dan menyanyikan beberapa lagu.
Ada hal yang menarik perhatian. Saat lagu Indonesia Raya, Mars UB, Hymne UB, dan Mars FIA UB dinyanyikan, video rekaman administration choir diputar. Tim administration choir menyanyikan lagu-lagu itu dengan merdu dan sesuai iramanya. “Keren sekali kakak-kakak administratio choir, kakak-kakanya hebat, bisa punya chemistry seperti itu, bisa nyanyi kompak walaupun berjauhan,” kata seorang mahasiwa baru program studi administrasi publik yang berasal dari Kabupaten Banyuwangi, Nalendra Firman Sindhu Aji (18). Seraya menyanyikan lagu-lagu itu, seluruh hadirin baik di Gedung FIA UB, maupun di ruangan zoom meeting diminta berdiri oleh panitia.
Sambutan demi sambutan dimulai. Sambutan pertama disampaikan oleh Firmansyah Al Rasyid, ketua pelaksana PKKMB FIA UB 2020. Ia mengatakan “PKKMB ini merupakan langkah awal bagi teman-teman semua untuk mengenal lingkungan baru terhadap hiruk-pikuk perkuliahan di Kampus Biru ini, katanya. Ia berharap mahasiswa baru 2020, ke depan tidak hanya aktif dalam kegiatan akademik, tetapi juga dalam kegiatan nonakademik. “Jawaban dari sebuah keberhasilan adalah terus belajar dan tak kenal putus asa,” lanjut Firmansyah.
Selanjutnya, sambutan datang dari Presiden BEM FIA UB. Ragil Ramadhan yang mengajak para mahasiswa baru untuk hidup dalam keimanan, menjalani kehidupan penuh dengan keilmuan, serta tidak pernah lupa pada amal untuk menebar kebermanfaatan. Rangkaian sambutan diakhiri oleh sambutan inti dari Dekan Fakultas Ilmu Adminitrasi UB, Prof Dr. Bambang Supriyono yang mengucapkan selamat kepada seluruh mahasiswa baru karena sudah diterima di FIA UB.
“Anda-lah pembawa perubahan, di pundak Anda-lah masa depan ditentukan. Berjuanglah untuk perbaikan nusa bangsa, tanah air Indonesia,” ujarnya. Setelah memberikan sambutan, Dekan FIA UB diminta untuk menabuh gong sebanyak tiga kali. Hal ini menandakan diterimanya secara resmi mahasiswa baru Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
Di hari pertama itu, setelah upacara pembukaan selesai, mahasiswa baru diminta menyimak materi-materi yang diberikan. Sivitas akademika FIA UB membagikan materi kepada mahasiswa baru. “Untuk materinya sih nggak bosenin. Mungkin karena kita ini online, jadi kan kita seharian dari jam 6 pagi sampai jam 2 siang nontonin laptop, sampai ada yang ngantuk-ngantuk. Di materi, ada sesi tanya jawab. Jadi kita bisa tanya apa yang kita tidak paham,” kata seorang mahasiswi baru program studi perpajakan yang berasal dari Kota Surabaya, Talitha Syakura Salma (18).
Hari pertama diisi oleh empat materi. Kelas internasional dikenalkan di sesi materi pertama. Para mahasiswa baru dijelaskan mengenai seluk-beluk kelas internasional yang ada di FIA UB. Kelas internasional ini hanya ada di dua program studi saja, yaitu program studi administrasi publik dan program studi administrasi bisnis.
Selanjutnya, materi kedua membahas tentang etika dan budaya mahasiswa. Materi ini dibawakan oleh Lusy Deasyana Rahma Devita, yang mengampu mata kuliah ilmu administrasi bisnis di FIA UB. Ia mengatakan “Mahasiswa dituntut memiliki etika akademik yang menjunjung nilai kejujuran, keterbukaaan, objektivitas, dan tidak diskriminatif” jelasnya.
“Di pembelajaran daring, dosen dianggap sebagai mentor. Mahasiswa dituntut untuk aktif dan kreatif” jelas salah seorang pemateri ketiga, Dr. Alfi Haris Wanto, tentang etika perkuliahan daring. Di FIA UB, Alfi mengampu mata kuliah di program studi ilmu administrasi publik. Menurutnya, mahasiswa mempunyai fleksibilitas waktu karena perkuliahan dilaksanakan secara daring. Mahasiswa bisa mengeksplorasi sumber belajar dari mana pun. Mahasiswa menganggap hal itu berbeda. Salah satunya ialah Daniel Setyawan (18), mahasiswa baru program studi administrasi bisnis yang berdomisili di Kota Malang.
“Menurut aku pribadi sih cenderung sulit ya, karena kita diwajibkan melakukan perkuliahan tanpa tatap muka secara langsung. Jadi sulit untuk benar-benar mengenal lingkungan belajar, misalnya sifat dosen dan lingkungan pertemanan. Selain itu, terkadang materi yang disampaikan tidak bisa langsung masuk ke otak gitu aja seperti belajar pada umumnya” kata Daniel.
Materi terakhir di hari pertama PKKMB FIA UB membahas tentang sistem akademik di FIA UB. Di sesi tersebut, peserta disajikan materi yang komprehensif tentang sistem perkuliahan di FIA UB. Mulai dari layanan yang diberikan di FIA UB sampai dengan sanksi akademik yang diberikan bagi mahasiswa pelanggar tata tertib di lingkungan FIA UB.
Para mahasiswa banyak memberikan tanggapan atas pelaksanaan PKKMB FIA UB di hari pertama ini. Salah satunya, Hafidatun Nurin Kamilah (18), mahasiswi program studi ilmu perpustakaan. Ririn, panggilan akrabnya, berasal dari Kota Probolinggo. Ia menuturkan, “sebelumnya sempet khawatir dan deg-degan segala macem gara-gara masalah ospek salah satu kampus yang viral kemarin. Ya untungnya sih malah sebaliknya. Kakak-kakak mentornya asik semua. Kalau pas rangkaiannya sih, alhamdulillah bisa dapet ilmu-ilmu baru sekaligus lebih tahu dunia perkuliahan itu seperti apa walau ngantuk dan pegel semua gara-gara cuma duduk,” tuturnya.
Selain itu, mahasiswi asal DKI Jakarta, Fahmi Syafikah Putri (18) dari program studi administrasi pendidikan memiliki harapan untuk pelaksanaan PKKMB FIA UB di tahun depan. Ia berharap agar PKKMB FIA UB lebih baik nantinya para mahasiswa juga harus mendapatkan makna dari PKKMB FIA UB itu sendiri.
Rafi Ramadhan, mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Publik 2020 Universitas Brawijaya Malang dan Magangers Kompas Muda Harian Kompas 2019.
Comments are closed.