Di tengah kondisi pandemi dan terus bertambahnya kasus orang terkonfirmasi terinfeksi virus Covid-19 di berbagai daerah, membuat tatanan kehidupan di berbagai sektor mengalami perubahan. Tak terkecuali sektor pendidikan tinggi.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengumumkan kebijakan tentang kalender akademik di perguruan tinggi. Kebijakan tersebut di landasi prinsip dasar mengutamakan keselamatan dan kesehatan civitas akademika agar kampus tidak menjadi klaster baru penularan Covid-19.
Dengan demikian proses perkuliahan mengalami perubahan yang semula dilakukan secara tatap muka menjadi via internet. Begitu juga dengan masa orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek) yang harus dilaksanakan dalam jaringan (daring).
Guna merespon kebijakan tersebut, Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN Jakarta) telah melaksanakan kegiatan orientasi mahasiswa baru di tahun ajaran 2020/2021 dengan melaksanakan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) secara daring pada tanggal 9-12 September 2020. Tidak kurang dari 6.500 peserta PBAK UIN Jakarta 2020 melaksanakan kegiatan orientasi melalui tayangan siaran langsung di YouTube. Adapun perwakilan dari tiap fakultas melaksanakan kegiatan orientasi melalui aplikasi Zoom Meeting.
Rektor UIN Jakarta Prof. Dr. Amany Lubis dalam pidatonya menyampaikan, pelaksanaan PBAK daring tahun 2020 ini memiliki tantangan yang sangat berat. ”Adanya pandemi Covid-19 yang hingga kini belum ada vaksinnya, sehingga masih harus dilakukan protokol kesehatan dalam pertemuan-pertemuan semua tempat termasuk di kampus UIN Jakarta,” tuturnya. Ia berpesan kepada peserta PBAK UIN Jakarta 2020 untuk tetap semangat dalam menuntut ilmu walau di tengah pandemi.
“Bangsa Indonesia tetap semangat untuk memperbaiki segala sisi kehidupan, termasuk di bidang pendidikan. Generasi muda harus memperoleh kesempatan untuk berpendidikan tinggi, kiprahnya sangat di nanti oleh bangsa dan negara di masa yang akan datang,” kata Rektor UIN Jakarta.
Di hari kedua pelaksanaan PBAK 2020 UIN Jakarta pada Kamis (10/9/2020) turut hadir narasumber untuk mengisi materi PBAK UIN Jakarta 2020 di antaranya, Wakil Menteri Agama Indonesia Zainut Tauhid Sa’adi, Letjen TNI (purn) Agus Widjojo, Menteri Agama Indonesia ke-22 Lukman Hakim Saifuddin, kepala Badan Narkotika Nasional Irjen (Pol) Heru Winarko dan wakil rektor I Universitas Prof Dr Moestopo, Prof. Dr. Andriansyah.
Materi yang di sampaikan dalam kegiatan tersebut adalah tentang wawasan keislaman, wawasan kebangsaan, wawasan moderasi beragama, dan peran mahasiswa dalam mewujudkan generasi muda bersih narkoba.
Lukman Hakim Saiffudin pada kesempatan itu menyampaikan tentang maksud dari moderasi agama. “Moderasi beragama adalah proses bagaimana kita memahami lalu mengamalkan ajaran agama secara moderat dalam artian tidak berlebih-lebihan. Jadi yang di tekankan di sini adalah moderat dalam beragama dan yang di moderasi adalah cara kita memahami dan mengamalkan ajaran agama.” Jelasnya saat menyampaikan materi kepada peserta PBAK UIN Jakarta 2020 secara daring.
Menurut Nada Kamilah, mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Jakarta yang menjadi panitia PBAK FISIP UIN Jakarta 2020, panitia PBAK khususnya FISIP UIN Jakarta mempunyai komitmen untuk memperkenalkan dunia kampus kepada mahasiswa baru dengan lebih mengedukasi peserta. Ia ingin sekaligus mengubah stigma ospek pada umunya. “Kami juga akan menciptakan sinergitas antara civitas akademika,” tambah Nada.
Meski semua dilakukan secara daring, panitia PBAK UIN Jakarta 2020 berkomitmen untuk memberikan pengalaman terbaik bagi para mahasiswa baru saat mengenal lingkungan kampus. Ia berharap lewat PBAK yang merupakan kegiatan awal mahasiswa baru dalam masa perkuliahan, para mahasiswa nanti akan mengingat kegiatan tersebut di kehidupannya. “Karena kami berkomitmen seperti itu, maka tugas PBAK daring yang kami berikan pasti akan bermanfaat untuk mahasiswa baru dalam mengenal dunia kampus,” ujar Nada lagi dalam wawancara lewat aplikasi Line.
Ia juga menjelaskan mengenai tugas yang di berikan panitia kepada peserta PBAK. Tugas yang di berikan meliputi membuat esai, membuat video orasi, dan melakukan video call sebagai ajang perkenalan para mahasiswa baru dengan para mentor dan panitia PBAK, agar kita saling mengenal satu sama lain. Tugas tersebut memberi manfaat kepada para peserta agar memiliki kemampuan public speaking yang baik. Dengan tugas membuat esai panitia akan mengetahui cara penulisan yang baik serta mengetahui cara menulis daftar pustaka dengan benar.
Salah satu peserta PBAK UIN Jakarta, Alifya Qonita Putri, mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, memberi tanggapan terhadap pelaksanaan PBAK daring ini. “Menurutku Kelebihan dari pelaksanaan PBAK daring ini adalah waktu yang sangat fleksibel karena bisa di lakukan di rumah aja. Tapi kekurangannya kami nggak bisa ketemu secara tatap muka dengan para peserta PBAK UIN Jakarta lainnya,” jelasnya.
Kelebihan dan kekurangan tentu dirasakan bagi para peserta, namun kekurangan yang kita hadapi jangan membuat kita untuk bersikap malas. Mestinya dengan pelaksanaan sistem daring ini menjadikan kita mahasiswa yang kuat menghadapi tantangan dan tetap kreatif meski pandemi Covid-19 belum berakhir.
Anggita Raissa Amini, mahasiswi Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan Magangers Kompas Muda Harian Kompas 2019.
Comments are closed.