Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi rusak, berlubang dan sakit, sebesar (45,3 persen). Sedangkan masalah kesehatan mulut, mayoritas dialami penduduk Indonesia berupa gusi bengkak atau keluar bisul (abses) sebesar 14 persen.
Masalah kesehatan gigi dan mulut masih menjadi problematika serius hingga saat ini, sementara edukasi dan pengetahuan masyarakat soal itu bisa terbilang masih sangat minim. Sebagian besar dari mereka membawa keluhannya kepada dokter ketika sudah “terlambat”, maksudnya setelah masalah gigi dan mulut sudah parah.
Merespons keadaan itu, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (FKG Unair) yang menggandeng Ikatan Alumni (IKA) FKG Unair, menggelar bakti sosial akbar Teledentistry di 11 Provinsi. Hal yang unik dari pelaksanaan Teledentistry tahun ini yakni memaksimalkan penggunaan media sosial WhatsApp, Instagram, Skype, Zoom, hingga Youtube. Warga bisa berkonsultasi tentang kesehatan gigi dan mulut lewat media di atas.
M. Canino Cahya, mahasiswa FKG Unair yang menjadi ketua pelaksana kegiatan Dentistry Charity, menjelaskan, kegiatan teledentistry dilaksanakan dalam rangka dentistry charity yang ke-11 tahun. Kegiatan tersebut biasanya dilakukan secara luring di salah satu kota, namun mengingat situasi pandemi maka digelar secara daring.
“Spesialnya, tahun ini berlangsung di 11 provinsi sekaligus, yang merupakan persebaran domisili panitia dentistry charity. Antusiasme masyarakat sangat luar biasa terhadap kegiatan telekonsultasi ini, mereka merespon dengan sangat baik,” ungkap Canino saat ditemui pada Jum’at (4/9/2020).
Kegiatan itu diadakan di provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Lampung, Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur, Bali, Yogyakarta, dan Jambi. Kegiatan konsultasi dilakukan pada Minggu 30 Agustus 2020 dan Kamis 3 September 2020, yang diikuti oleh lebih dari 120 pasien.
Pada kegiatan ini, masyarakat dapat berkonsultasi secara daring perihal masalah kesehatan gigi dan mulut. Pihaknya bekerjasama dengan alumnus FKG Unair sebagai dokter pendamping guna memberikan arahan penanganan sementara dari keluhan pasien yang dapat dilakukan di rumah. Lebih lanjut, juga memberitahu pasien apabila keadaan sudah parah dan harus segera ditangani di puskesmas setempat.
“Biasanya, kami melakukan baksos tindakan (cabut, pembersihan karang gigi, tambal) secara gratis, selama tujuh hari di luar kota. Namun, karena pandemi, kami menekankan pada edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut secara daring,” jelasnya.
Selain mengedukasi pasien yang berkonsultasi daring, panitia juga mengajak pasien tersebut untuk turut aktif mengingatkan sanak saudara dan tetangga terkait kesehatan dan kebersohan gigi dan mulut. Terlebih, di tengah pandemi masyarakat diminta untuk menjaga jarak dan dilarang pergi ke rumah sakit, klinik, maupun dokter, kecuali kondisi darurat.
Timbulkan penyakit
Sementara itu, kebiasaan tidak rajin menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut akan menyebabkan gusi bengkak, berdarah, dan gigi berlubang ketika menyikat gigi dan flossing (membersihkan sisa makanan yang ada di sela-sela gigi). Jika kebiasaan keliru itu tidak ditangani dari awal, maka akan mengalami infeksi, sehingga dapat menyebabkan penyakit seperti kardiovaskuler (jantung), diabetes melitus, dan aterosklerosis (penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri).
Perawatan gigi dan mulut yang benar, selain rutin menyikat gigi, juga dapat dilanjutkan dengan flossing dan juga berkumur sebagai rangkaian perawatan mulut secara menyeluruh. Hal itu karena berkumur bisa membantu memusnahkan sisa bakteri yang mengendap di gigi dan gusi.
Selain memberi layanan berupa konsultasi dan edukasi, panitia juga mengadakan telemedicine pada 4 September 2020. Kegiatannya berupa sosialisasi kepada 300 dokter gigi di daerah Lumajang, yang merupakan alumnus FKG Unair, dan student in bound. Daerah Lumajang dipilih karena setiap tahun kegiatan tersebut memang berganti lokasi. Materi yang di usung adalah pengendalian infeksi lewat udara pada kedokteran gigi.
Canino juga mengatakan, FKG Unair telah merencanakan pembangunan platform aplikasi khusus, guna keperluan telekonsultasi daring berkelanjutan. Platform tersebut nantinya dapat berupa aplikasi maupun website, yang jelas mudah dijangkau dan digunakan masyarakat.
Muhammad Wildan Suyuti, mahasiswa Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Surabaya
Comments are closed.