Untuk Diriku di Masa Depan : Jangan Takut Memulai

0
2514

“Teruntuk diriku di masa depan,

Hai, ini aku, kamu yang dulu. Ya kamu adalah aku. 

 

Lewat surat ini, semoga dapat mengingatkanmu selalu akan pentingnya bersyukur dan menerima diri  sendiri.

Mungkin kamu sering terjebak pada suatu masalah dan kondisi yang membawamu  jauh dari arah yang kau rencanakan. Kau dipaksa keluar dari zona nyaman dan mencari jati dirimu hanya karena kau masih muda. Mungkin kamu akan mengalami hal-hal yang lebih berat lagi ke depannya. 

Tetapi jangan khawatir karena dirimu  bisa melewatinya. 

Dulu aku juga pernah mengalami hal-hal buruk tersebut, sampai pada suatu titik, aku merasa tak ada yang dapat aku syukuri lagi. Sadar bahwa  tidak semua orang bisa dipercaya, aku hanya berjuang sendiri. Semua bisikan orang tak ku hiraukan, gagal itu biasa. Seringkali mereka menjadi motivasiku untuk kembali bangkit dan memulai sesuatu. 

Hingga akhirnya aku berdoa dan berusaha merefleksikan kembali hidup. Sampai aku teringat bahwa ada satu hal tersisa yang dapat disyukuri, yaitu DIRI kita sendiri.

Kita sendiri saja sudah sebuah keajaiban untuk bisa hidup di dunia yang luas dan keras ini. Diri kita terbentuk dan diberikan berbagai macam halangan bukan untuk membebani, tetapi lebih ke membentuk diri kita dan ingat akan selalu ada cara untuk melewatinya.  Satu hal yang harus diingat adalah kita tak boleh putus asa dan harus terus berjuang.

Karena itu, diriku di masa depan, ini aku, diriku dimasa lalu yang membentuk kamu hingga menjadi sekarang. Terus berjuang menemukan jati diri kita. Dan jangan lupa syukuri apapun karena hidup kita adalah proses. Kebahagiaan adalah tanggung jawab diri sendiri. Sebelum mencintai orang lain, cintai dulu diri kita.

Mungkin itu saja dariku, sampai jumpa di masa depan.” – BC

Surat ini dipersembahkan untuk semua orang, khususnya bagi remaja yang sedang patah hati, hilang harapan atau mulai menyerah dengan hidup. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat,  800 ribu orang di dunia meninggal akibat bunuh diri. Bunuh diri juga menjadi penyebab kedua terbesar kematian pada usia 15-29 tahun. Mulai dari diri, tebarkan cinta dan kasih terhadap sesama dan sama-sama berjuang untuk kehidupan yang lebih baik.

Penulis : Adonia Bernike Anaya

Editor : Adonia Bernike Anaya

Foto : Dokumen Kompas Corner Universitas Multimedia Nusantara Tangerang-Banten