Hampir semua orang ingin memiliki mobil pribadi, terutama bagi yang sudah berkeluarga. Bagaimana tidak, berkendara menjadi lebih nyaman dan aman, karena dapat terlindungi dari efek cuaca panas maupun hujan. Bagi yang ingin membeli mobil, tahukah kalian jika membeli mobil secara tunai itu sangat menguntungkan? Apa saja keuntungan membeli mobil secara tunai? Bagaimana jika mobil tersebut dibeli secara kredit? Kita akan bahas satu persatu.
Beli tunai
Misalnya kita ingin membeli mobil baru sebuah merk yang cukup populer tahun 2019 secara tunai, harga pada saat itu Rp 200 juta. Setelah lima tahun, mobil tersebut dijual dengan harga Rp 150 juta. Maka biaya yang sebenarnya dikeluarkan untuk mobil tersebut bukanlah Rp 200 juta tetapi Rp 50 juta.
Uang Rp 150 juta tersebut sifatnya hanya parkir saja karena pada saat mobil dijual, uang tersebut akan kembali. Jadi dapat disimpulkan uang yang telah dikeluarkan selama lima tahun sebesar Rp 50 juta atau Rp 10 juta per tahun.
Beli secara kredit
Apabila kita membeli mobil secara kredit maka total harga yang dibayar akan menjadi lebih mahal karena akumulasi dari uang muka, angsuran, dan bunga lebih besar daripada pembelian secara tunai. Semakin besar uang muka yang dibayarkan, semakin kecil nominal angsurannya, walaupun total seluruhnya masih tetap besar.
Misalnya dengan membayar uang muka sebesar Rp 60 juta, maka angsuran yang harus dibayar selama lima tahun atau 60 bulan adalah Rp 4,1 juta per bulan. Dari hitungan itu, total harga yang harus dibayar sebesar Rp 306 juta. Setelah lunas, mobil tersebut dijual dengan harga Rp 150 juta.
Dengan demikian, biaya yang sebenarnya dikeluarkan untuk mobil tersebut sebesar Rp 156 juta, atau Rp 31 juta per tahun. Lebih mahal tiga kali lipat dibandingkan membeli mobil secara tunai.
Dapat disimpulkan bahwa pembelian secara tunai memiliki keuntungan dibandingkan pembelian kredit. Dalam pembelian kredit terdapat tambahan biaya bunga yang jumlahnya bahkan hampir setara dengan harga mobilnya sendiri.
Belum lagi jika ada denda atas keterlambatan angsuran. Namun, kendala bagi pembeli adalah tidak adanya uang tunai sebanyak itu. Bagaimana bisa membeli mobil secara tunai? Berikut adalah strategi yang bisa diterapkan.
Konsep menabung
Ketika ada keinginan untuk membeli mobil secara kredit, tentu kita sudah memiliki kemampuan untuk membayar uang muka dan angsurannya. Anggap saja uang muka sebesar Rp 60 juta itu adalah tabungan yang kita miliki saat ini. Dan angsuran sebesar Rp 4 juta adalah rencana menabung setiap bulan.
Untuk membeli mobil dengan harga Rp 200 juta, hanya memerlukan waktu selama 34 bulan atau kurang dari tiga tahun. Namun bagaimana jika tiga tahun ke depan harga mobil tersebut naik?
Jangan khawatir, jika dilihat tiga tahun ke belakang yaitu tahun 2016, harga mobil baru tipe yang sama tersebut sekitar Rp 197 juta, hanya naik Rp 3 juta saja pada tahun 2019. Namun kenaikan harga tersebut sangatlah wajar, karena mobil pada tahun 2016 masih model yang lama, sedangkan tahun 2019 sudah model baru.
Pada model yang baru tersebut terdapat beberapa penambahan fasilitas berupa lampu depan LED, AC digital, bahkan USB charger sampai pada baris ketiga. Jadi harga naik tidak masalah, karena kualitas yang didapatkan lebih dari itu. Namun bagaimana jika harus segera membeli mobil karena ada kebutuhan yang mendesak?
Strategi membeli
Pembeli mobil dapat dikategorikan dalam dua tipe. Tipe pertama, pembeli mobil baru. Tipe kedua, pembeli mobil yang ingin membeli mobil untuk mengganti mobil lamanya atau bisa disebut upgrade.
Untuk tipe yang kedua masih bisa ditahan keinginannya. Walaupun ingin upgrade dengan alasan sudah tua atau ingin ganti, sebenarnya mobil yang lama tersebut masih bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Berbeda dengan tipe pertama yang awalnya belum memiliki mobil tapi butuh segera dengan alasan untuk mengantar orang tua berobat, sudah memiliki anak, atau keperluan terkait pekerjaan. Maka bagi tipe tersebut cukup sulit untuk ditahan keinginannya. Lalu bagaimana solusinya?
Belilah mobil bekas lebih dahulu, dengan harga yang sesuai dengan tabungan awal kita tadi yaitu Rp 60 juta. Dengan harga tersebut, kita dapat membeli mobil bekas dengan kualitas yang cukup bagus seperti beberapa merk mobil yang banyak tersedia di pasar atau mobil lain yang memiliki ketahanan lebih dari tiga tahun.
Namun, rencana untuk menabung sebesar Rp 4,1 juta per bulan tidak boleh berhenti meskipun sudah memiliki mobil. Apabila kita konsisten menabung dengan nominal tersebut, tabungan kita sudah mencapai Rp 148 juta pada tiga tahun berikutnya yaitu tahun 2022.
Kemudian, mobil tersebut dapat dijual dengan harga sekitar Rp 55 juta karena harga mobil bekas untuk tipe tersebut turunnya tidak terlalu jauh, yaitu antara Rp 50 juta sampai Rp 60 juta, tergantung pada kondisi mobil. Sehingga total uang yang kita miliki pada tahun 2022 adalah sebesar Rp 203 juta.
Jumlah uang tersebut sudah cukup untuk membeli mobil keluarga dengan merk populer saat ini meskipun terjadi kenaikan sebesar Rp 3 juta dari tahun 2019. Namun menabung tidak semudah itu, ada beberapa hambatan yang mungkin terjadi. Lalu, bagaimana agar bisa tertib menabung selama itu?
Jangan gengsi
Selama tiga tahun, bukan tidak mungkin kita akan menemui hambatan. Salah satunya, kondisi, biasanya kebutuhan mendesak khususnya yang bersifat tidak terduga atau force major. Ada juga hambatan yang sifatnya psikologis yaitu perasaan gengsi.
Contohnya, gengsi ketika melihat tetangga kita punya mobil bagus sehingga mendorong untuk segera mempunyai mobil yang lebih bagus. Rasa gengsi dapat kita kendalikan sehingga seharusnya tidak menjadi hambatan.
Hal itu tentu berbeda dengan kebutuhan mendesak seperti sakit, namun karena telah menabung, setidaknya kita sudah memiliki tabungan yang bisa digunakan untuk biaya pengobatan tersebut. Dan ruginya hanya tabungan kita saja yang habis, namun masih memiliki mobil yang lama walaupun dibeli dengan kondisi bekas.
Berbeda jika kita membeli mobil secara kredit, maka kita tidak memiliki tabungan sebesar itu, sehingga untuk biaya pengobatan terpaksa harus menjual mobil kita walau dengan harga yang murah. Lagipula ingat ya kawan-kawan, saat mengangsur, proporsi terbesar yang kita bayar adalah bunga dahulu baru pokoknya.
Jadi pokok yang kita bayar di awal sebenarnya masih sedikit. Akibatnya saat dijual mobil tersebut dihargai murah, bahkan hanya sebesar uang mukanya saja. Biaya cicilan yang sudah kita bayarkan selama itu hilang seketika.
Belum lagi jika tidak ada yang tertarik untuk membeli mobil kita, maka jika kita tidak mampu meneruskan angsuran, mobil tersebut akan ditarik lagi oleh leasing tanpa ada pengembalian uang sedikitpun. Jadi tanpa bicara soal riba, secara finansial jauh lebih menguntungkan membeli mobil secara tunai kan?
Zuhri Akbar Kurniawan, mahasiswa Politeknik Keuangan Negara STAN
Comments are closed.