Siapa yang tidak ingin untuk memiliki rumah sejak usia muda ? hampir semua orang pasti ingin punya rumah. Entah itu untuk digunakan sebagai tempat tinggal, ataupun digunakan sebagai salah satu bentuk investasi.
Dan sampai saat ini masih banyak orang menjadikan rumah sebagai suatu tolak ukur tingkat kemapanan seseorang. Rumah sendiri juga merupakan sebuah investasi yang selalu mengalami kenaikan tiap tahun. Hal itulah yang menjadikan banyak orang masih sangat bersemangat melakukan banyak cara untuk bisa memiliki sebuah rumah, termasuk kaum muda- mudi yang saat ini disebut milenial.
Namun, kadang-kadang mereka merasa gaji atau upah yang mereka dapatkan dari bekerja sebagai karyawan yang rata-rata masih sebatas UMR (Upah Minimum Regional) masih dianggap rendah. Kurang mendukung niat mereka untuk bisa memiliki sebuah rumah impian.
Setidaknya ada beberapa cara yang harus dilakukan kaum muda agar tujuan memiliki rumah dapat tercapai. Mau tahu? Kita ambil contoh untuk kasus karyawan bekerja sejak usia 20 dengan gaji sebesar Rp 4 juta per bulan yang ingin memiliki rumah dengan rentang harga Rp 300 juta hingga Rp 400 juta.
Jangan tergoda
Mengapa banyak anak muda masih bingung dan merasa kesulitan mengatur keuangan mereka? Karena banyak dari mereka yang belum mengerti tujuan apa yang ingin dicapai. Dengan menjadikan memiliki rumah sebagai tujuanmu, setidaknya kamu sudah selangkah lebih maju dari mereka yang belum menentukan tujuan gaji atau upah yang diterimanya setiap bulan.
Tujuan dari contoh diatas adalah rumah dengan rentang harga Rp 300 juta – Rp 400 juta. Dan jangan mudah untuk tergoda dengan hal-hal yang semakin menjauhkanmu untuk memperoleh apa yang ingin kamu capai seperti terlalu sering nongkrong dengan teman-temanmu, membeli paket data yang digunakan hanya untuk bermain games di telepon pintarmu dan sebagainya
Rencanakan keuanganmu
Ketika kamu sudah menjadikan rumah dengan rentang harga tertentu sebagai tujuanmu, mulai saat ini cobalah membuat perencanaan keuanganmu. Dengan ada tujuan itu, kamu bisa mengalokasikan dana untuk mulai menabung dan mencoba berinvestasi setiap bulan dari gaji.
Misalnya mengalokasikan 30 persen dari gaji atau upah tiap bulan yang kalian terima dari pekerjaan untuk keperluan membeli rumah. Dalam kasus yang kita pakai berarti sebesar Rp 1,2 juta tiap bulan.
Hemat biaya kos
Cobalah meminimalisir biaya tempat tinggal atau kos-kosan bagi kalian yang bekerja jauh dari rumah. Carilah yang menurut kalian layak untuk kalian tempati, tidak harus mewah dan lengkap fasilitasnya. Dan carilah yang dekat dengan lokasi tempat kalian bekerja, hal itu sangat meminimalisir biaya-biaya yang harus kamu keluarkan.
Anda dapat menyisihkan kelebihan dari dana kos itu untuk menambah dana tabungan untuk membeli sebuah rumah. Apalagi jika Anda bisa mencari tempat tinggal yang gratis misalnya rumah kerabat atau sharing sekamar berdua dengan teman.
Contoh kasus jika dana kos-kosan atau tempat tinggal yang kalian siapkan sebesar Rp 800 ribu per bulan, namun Anda bisa mendapatkan harga kos sebesar Rp 500 ribu maka sisa anggaran sebesar Rp 300 ribu dapat kalian masukkan ke rekening khusus.
Rutin menabung
Setelah mengalokasikan sebagian dana untuk keperluan membeli rumah, sekarang saatnya kalian mulai memisahkan dana tersebut dari dana-dana yang lain. Buatlah rekening khusus untuk dana tersebut. Selalu jadikan dana tersebut sebagai prioritas pertama setiap anda menerima gaji atau upah tiap bulan.
Jangan kalian pisahkan dana tersebut setelah satu bulan kalian lewati, itu bukan memisahkan tapi menyisihkan. Hal ini akan semakin menyulitkanmu untuk memiliki rumah di usia muda.
Dari contoh kasus diatas, seseorang dengan umur 20 tahun berpenghasilan Rp 4 juta tiap bulan, dapat menyisihkan uang sebesar Rp 1,5 juta tiap bulan. Jika hal ini mampu dilakukan secara rutin kurang lebih selama dua hingga tiga tahun, dana di rekening khusus tersebut sudah mencapai angka kurang lebih sebesar Rp 36 juta hingga Rp 54 juta. Langkah selanjutnya adalah tahap-tahap akhir menuju ‘punya rumah sebelum usia 25’. Ingat saat ini usia kalian masih sekitar 22-23 tahun.
Keluarkan isi tabungan
‘Lho kok malah dikeluarin ?,”. Tenang dulu, uang yang ada di tabungan khusus tadi akan menjadi DP alias uang muka untuk kalian mengambil rumah. Itulah fungsi dari uang yang selama ini kalian simpan sebelumnya dengan sangat disiplin dan hati-hati dalam pengeluaran.
Informasi terkait rumah
Tetapkan tujuan dimana lokasi rumah yang kalian inginkan. Carilah rumah yang developer-nya dapat dipercaya dan sudah jelas rekam jejanyanya untuk menghindarkan penipuan. Dan pastikan juga terkait keamanan lokasi tersebut.
Intinya, semakin banyak informasi yang kalian dapatkan maka semakin bagus juga refererensi yang kalian jadikan pertimbangan untuk memilih calon rumah impianmu.
Angsur sesuai kemampuan
Dengan kebiasaan kalian sebelumnya yang sudah menabung sebesar kurang lebih 30 persen dari gaji atau upah tiap bulan, jadikan angka itu setidaknya menjadi acuan untuk mengambil jumlah cicilan atau angsuran yang besarnya sesuai dengan kemampuan kamu. Jangan sampai cicilan yang kamu ambil malah memberatkan kamu dalam memenuhi keperluanmu yang lain.
Misalnya dengan iming-iming cepat selesai mengangsur cicilan tapi kamu malah memaksakan hal itu walaupun diluar kemampuanmu. Lebih baik jangan pernah melakukannya karena kalian bisa kesulitan di belakang hari. Bergayalah dan bertindaklah sesuai kemampuanmu.
Itulah sedikit tips untuk kalian muda-mudi yang gaji atau upah sebesar UMR namun ingin punya rumah dalam waktu yang tidak lama, Jadi sebenarnya tidak ada yang tidak mungkin jika kalian memang memiliki niat dan tujuan yang jelas apa yang ingin kalian raih.
Your life is your choice, jika kalian ingin punya rumah maka kalian mungkin harus sedikit merelakan untuk hal lain. Jadi bagaimana? Masih semangat untuk punya rumah di usia muda, kan?
Lordly Ilham Nugraha Mahasiswa Politeknik Keuangan Negara STAN