Merasakan Surabaya Tempoe Doeloe di Kota Lama Surabaya

50
1422

Surabaya merupakan kota sarat budaya. Akulturasi budaya terjadi di hampir seluruh wilayah Surabaya. Di Surabaya tengah utara dapat kita lihat berbagai budaya masa lampau yang sangat terawat hingga sekarang. Tempat – tempat ini pun menjadi obyek wisata para pelancong maupun masyarakat Surabaya.

Namun bila Anda ingin benar – benar merasakan suasana kota lama Surabaya, silahkan kunjungi pujasera Kota Lama Gerobak Kuliner di One Five Shopping Lane, The Grand Kenjeran. Tempat itu berada di kawasan pantai Kenjeran, Surabaya. 

Terletak di Jalan Babatan Pantai Utara 2 No. 34, Kota Lama merupakan salah satu destinasi menarik untuk dikunjungi, terutama bagi pecinta kuliner. Suasana khas peranakan, nampak dari desain bangunan dan benda-benda lain seperti ubin yang menunjukkan perpaduan Cina dan Melayu, mampu membuat orang yang hadir merasakan kemeriahan di masa lampau.

Saat Anda memasuki ruangan sudah sangat terasa sekali suasana tempo doeloe. Penggunaan material – material yang rustic, membuat ruangan ini semakin terasa di masa lampau.

Desain peranakan sendiri bukan merupakan desain yang baru di Indonesia. Desain ini ada ketika pendatang dari etnis Tionghoa datang dan berdagang di Indonesia. Saat berdagang ada beberapa dari mereka yang menetap dan melakukan usaha di Indonesia. Tidak ingin meninggalkan budaya asli mereka namun dituntut untuk beradaptasi, lahirlah gaya desain baru yaitu desain peranakan.

Seringkali masyarakat bingung dengan desain peranakan. Bagi sebagian orang masih asing dengan istilah desain peranakan. Namun mereka mengetahui gaya desain ini karena sering mereka temui sehari – hari.

Cina yang kental dengan budaya mereka, memadukannya dengan budaya Indonesia yang tradisional di masa itu. Perpaduan material, warna dan bentuk semakin meyakinkan kita akan terjadinya akulturasi budaya. 

Cina yang kaya dengan penggunaan material kayu jati berwarna gelap, kentalnya warna merah dalam budaya mereka, serta patra geometris berpadu dengan budaya Melayu yang kental dengan warna cerah, patra yang lebih naturalis (bunga dan daun) menjadi ciri khas desain peranakan.

Hal diatas tercermin pada berbagai elemen interior yang ada di Kota Lama Gerobak Kuliner ini. Lantai bagian tengah ruang bermotif geometris naturalis khas dengan warna hijau tosca. Pada salah satu dinding ruang terdapat berbagai kumpulan majalah dan koran berbahasa Mandarin dan Korea. Suatu hal yang lazim di era peranakan, namun dibuat menjadi unsur dekoratif di masa sekarang. 

Salah satu pilar diberi gantungan mainan anak – anak tempo doeloe, seperti bola plastik, pluit dari kayu, balon tiup dari plastik dan lain sebagainya.

Ada yang unik pada tempat ini. Dalam pujasera Kota Lama, terdapat sentuhan lain selain sentuhan pernakan. Perpaduan dengan ciri khas lokal, yaitu stan makanan yang berbentuk gerobak layaknya penjaja makanan kaki lima.

Kuliner yang disajikan merupakan kuliner yang lazim di lidah Arek Suroboyo, antara lain soto madura, nasi campur, bahkan ada juga nasi bakmoy yang menjadi perpaduan antara budaya Tionghoa dan Indonesia. 

Ingin melakukan aktivitas bersama keluarga? Tempat ini juga menyediakan ruang yang dapat disewakan untuk perayaan istimewa. Dengan berbagai fasilitas seperti parkir gratis, wifi gratis serta suasana yang apik dapat membuat siapapun merasa nyaman ditempat ini. Tersedia juga area di luar ruang bagi perokok. 

Harga makanan juga bersahabat. Kapan lagi dapat menikmati kuliner Nusantara ditemani suasana yang mendukung?

 

Crisientia Pranata Raharja, mahasiswa Universitas Kristen Petra

Comments are closed.