Knowlej.id: Inovasi Mahasiswa Unpad Untuk Pendidikan di Indonesia

0
315

Masa peralihan dari fase remaja ke dewasa sering kali menjadi bagian kehidupan yang membingungkan karena di benak para remaja ada berbagai macam pilihan. Fase yang biasa disebut quarter life crisis  sering melanda kaum milenial. Pada fase tersebut para remaja sering terasa rasa gundah. Kegelisahan menyelimuti diri karena dihadapkan oleh berbagai pilihan, seperti pilihan universitas, jurusan hingga karier ke depan.

Kegelisahan tersebut sering membuat langkah yang dipilih dan keputusan yang diambil, sering tak sesuai dengan harapan dan potensi diri. Akibatnya muncul masalah seperti salah memilih jurusan saat kuliah yang memunculkan demotivasi hingga depresi karena tidak bisa melalui fase ini. Penelitian Indonesia Career Center Network (ICCN) tahun 2017 menunjukkan sebanyak 87 persen mahasiswa di Indonesia mengaku salah jurusan.

Latar Belakang

Ada beberapa faktor yang memengaruhi seseorang salah memilih jurusan. Diantaranya, faktor dorongan orang tua, mengikuti teman dan dianggap mudah untuk mendapatkan pekerjaan. Melihat masalah tersebut lima mahasiswa Universitas Padjadjaran, Muhammad Ihsan, Retta Farah Pramesti, Ricky Ramdhan Darmawan, Intan Pratiwi dan Moch Rizqi Hijriah membentuk platform edukasi untuk pelajar Indonesia dalam bentuk media sosial dan website guna membantu para milenial menggali informasi tentang dunia perkuliahan.

Nama platform tersebut, Knowlej.id. Selain persoalan mengenai salah jurusan, keberadaan Knowlej.id berlatarbelakang banyaknya siswa yang takut melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena masalah biaya.

Platform edukasi tersebut memiliki arti ilmu pengetahuan. Menurut Retta Farah Pramesti, salah satu tim pendiri platform itu, pembentukan Knowlej.id karena melihat banyak generasi muda di Indonesia salah memilih jurusan kuliah. Presentase salah memilih jurusan hingga 87 persen. Oleh karena itu lanjut Retta, pada saat ini Knowlej.id sedang berusaha memfasilitasi generasi muda yang hendak melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi dengan informasi dan motivasi yang bersifat edukatif.

Logo Knowlej.id

Membantu calon mahasiswa

Selain mencoba untuk memberi manfaat, Retta memandang apa yang ia lakukan bersama teman-temannya sebagai peluang yang dapat dijadikan celah untuk mengembangkan jiwa wirausahawan sosial. Ketua tim Knowlej.id, Muhammad Ihsan yang kini sedang kuliah di Program Studi Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran mengatakan, platform itu merupakan cikal bakal dari sosial media Masuk Unpad.

Menurut Ihsan, media sosial Masuk Unpad yang telah ia kelola sejak tahun 2016 itu hanya berfokus pada sasaran siswa yang berminat masuk Unpad. Sedangkan Knowlej.id sendiri merupakan media sosial yang berlingkup lebih luas. Bentuknya juga tak hanya sebagai media sosial, namun juga sering kali mengadakan kegiatan latihan ujian dan pemberian motivasi dan menyediakan informasi seluk-beluk kampus.

Tentang Knowlej.id, dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Ilham Gemiharto berpendapat, situs itu bermanfaat bagi mahasiswa dan calon mahasiswa serta pihak terkait yang butuh informasi seputar persiapan seleksi masuk ke perguruan tinggi, berbagi informasi seputar perkuliahan, serta informasi pendukung lain.

“Bahkan ada fitur tes minat dan bakat yang dapat digunakan untuk acuan memilih prodi yang tepat bagi calon mahasiswa,” kata Ilham tentang situs yang lolos untuk mendapat pendanaan dalam Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia yang diselenggarakan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Knowlej.id mendapatkan suntikan dana sebesar Rp 10 juta sebagai modal pengembangan usahanya.

Menurut Retta Pramesti yang kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad, dana pengembangan usaha yang didapat akan digunakan sesuai perencanaan program kerja yang telah disusun. Saat ini Knowlej.id sedang mengembangkan beberapa fitur unggulan seperti, Know Story, Know Interest, Know Media, Know Shop dan Know Event.

Ihsan yang juga CEO Knowlej.id menambahkan, ke depan pihaknya ingin situs yang didirikan tak hanya menjadi media tetapi juga bakal ada risetnya. “Awalnya kayak bimbel kecil-kecilan, sekolah tinggi manajemen dan ilmu komputer, dan menjadi Universitas. Jadi ingin ada risetnya, ada sekolahnya karena kita kan bergerak dalam bidang pendidikan,” ujar Ihsan.

Moch Rizqi Hijriah, mahasiswa Universitas Padjadjaran Bandung