Desa Nampurejo merupakan desa yang terletak di pesisir selatan Jawa, tepatnya di Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Nampurejo telah banyak dikenal dalam kalangan pembudidaya tanaman obat dan tanaman buah-buahan dengan kualitas bagus. Desa ini juga berpotensi dalam pengembangan agrowisata yang dipelopori oleh Subagyo dan Yani, keduanya warga desa Nampurejo yang memiliki kebun buah cukup luas dengan aneka macam tanaman buah.
Meski demikian sarana dan prasarana desa dan agrowisata masih minim. Maka dari itu, mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang sedang melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) di Nampurejo memberi bantuan berupa pemberian ilmu kepada masyarakat guna membangun desa mereka.
Katalog buku toga
Program KKN yang utama adalah mengenai Katalog buku Tanaman Toga (tanaman obat keluarga). Pencatatan tanaman toga yang terdapat di Nampurejo telah lama dilakukan oleh desa pada tahun 2015. Dari pencatatan tersebut terdapat 106 jumlah tanaman toga yang belum dibuat buku katalog, agar masyarakat tahu kegunaan tanaman tersebut.
Selain tanaman toga, juga terdapat berbagai jenis tanaman langka dalam kebun Subagyo yang jarang ditemui di kebun –kebun lain. Jenis tanaman itu seperti kacang amazon, jambu kristal, dan lain-lain. Dengan adanya buku katalog tersebut maka masyarakat tentu menjadi tahu kegunaan tanaman toga tersebut, ditambahi dengan penjabaran beberapa tanaman langka yang suatu saat dapat dikembangkan.
Kebun Subagyo memiliki luas tanah sekitar satu hektar. Tanaman yang paling sering ditanam Jeruk Manis. Subagyo membagi lahan penanamannya menjadi dua sekat utama dengan batas berupa pohon sukun yang terletak di tengah kebun. Sekat utama berada di sebelah utara pohon sukun berisi tanaman buah yang sudah bisa menghasilkan buah secara optimal. Blok tersebut dimungkinkan sebagai tempat petik buah utama.
Sedangkan sekat di sebelah selatan pohon sukun untuk tanaman buah yang belum optimal pembuahannya, karena sebagian besar tanaman belum lama ditanam dan baru berbunga. Namun di sekat selatan ini akan menghasilkan buah secara optimal pada pertengahan tahun 2020, sehingga dapat menambah spot-spot baru untuk lokasi pemetikan buah.
Buku Katalog tanaman Toga dan Tanaman Langka yang sudah disusun oleh KKN – PPM UGM 2019 yang berisi 106 jenis tanaman yang sudah di data. Dengan buku tersebut tentu akan memudahkan pengunjung untuk mengetahui secara pasti asal usul tumbuhan dan manfaatnya dari isi buku tersebut. Keberadaan buku itu juga akan memudadahkan pemahaman tentang kebun tersebut secara gamblang.
Selain program pembukuan tanaman toga, juga dilakukan pemberian label tanaman toga dan pohon dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia sehingga baik wisatawan lokal maupun dari mancanegara yang datang ke kebun petik buah dapat melihat deskripsi dan manfaat tanaman secara langsung.
Kedepan mungkin dapat dilakukan pemberian sekat kebun dengan plank informasi dan denah, agar wisatawan dapat mengetahui letak kebun manakah yang sudah berbuah dan yang masih baru ditanam.
Pupuk cair organik
Program lain yang masih berkaitan dengan Agrowisata adalah pelatihan pembuatan pupuk organik cair bagi petani di sekitar desa terutama untuk petani buah. Pupuk POC cair memanfaatkan limbah daun daun kering yang terdapat di sekitar perkebunan yang selama ini tidak dimanfaatkan secara baik oleh masyarakat. Selain itu terdapat limbah rumah tangga berupa sayuran dan buah yang busuk yang dibuang begitu saja.
Tim KKN PPM UGM mencoba memanfaatkan limbah tersebut untuk dibuat pupuk POC cair. Pupuk POC cair sendiri merupakan hal yang baru bagi petani desa Nampurejo. Pembuatan pupuk tersebut dimulai dengan mencacah daun kering dan limbah sayuran rumah tangga. Kemudian dimasukkan dalam ember yang telah diberi lubang di dekat dasar ember lalu diberi selang. Setelah itu bahan – bahan dicampurkan EM4 sebagai aktivator pupuk dan dicampurkan sedikit tanah. Pupuk diaduk selama empat hari sekali, lalu ditunggu hingga tiga minggu.
Para petani menanggapi positif apa yang kami ajarkan, karena dapat memanfaatkan daun – daun kering hasil perkebunan serta limbah sayur rumah tangga yang jarang termanfaatkan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi komoditas pertanian. Selain mendapat pupuk cair, apa yang mahasiswa ajarkan juga mengurangi limbah daun daun kering yang tidak dimanfaatkan di kebun petik buah mereka.
Muhamad Hamzah, mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, melakukan KKN PPM di Desa Nampurejo, Purwodadi, Kabupaten Purworejo-Jawa Tengah