Dalam rangka kegiatan pengabdian masyarakat yang diselenggarakan oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (DRPM UI), Kajian Pengembangan Perkotaan Sekolah Kajian Stratejik Grobal Universitas Indonesia bekerja sama dengan Komunitas Ciliwung Depok (KCD) pada tanggal 13 Agustus 2019 lalu mengadakan pelatihan pembibitan vertiver di basecamp KCD, Depok.
Kegiatan ini diikuti oleh 10 orang yang datang dari unsur anggota KCD, 10 orang fasilitator dari mahasiswa UI, dosen, dan dua perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan. Selain itu kegiatan juga dihadiri perwakilan komunitas Earth Hour Depok, dan perwakilan komunitas Depok Berkebun.
Kegiatan itu bertujuan untuk mengajak masyarakat sekitar sungai Ciliwung turut aktif dalam pengelolaan dan restorasi sempadan sungai melalui pembibitan tanaman, agar nantinya semakin banyak yang tahu mengenai manfaat dari tanaman vertiver sebagai tanaman penahan erosi. Masyarakat diberikan pelatihan dan peningkatan kapasitas sehingga dapat menjadi pengawas yang secara rutin memantau perkembangan dan keberlanjutan tanaman rumput vertiver.
Tujuan jangka panjang dari kegiatan ini agar nanti masyarakat dapat membudidayakan secara mandiri tanaman vertiver. Tanaman tersebut dapat ditanam di sempadan sungai Ci Liwung. Tanaman vertiver merupakan tanaman penyangga yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman penahan laju erosi di sempadan sungai. Vertiver diketahu bisa menciptakan keuntungan dalam segi ekologi. Pembibitan vertiver dilakukan dengan tiga media yang berbeda, yakni paralon, botol bekas dan pot dalam ember.
Di awal acara para peserta mendapat materi mengenai sedimentasi dari Faris Zulkarnain, dosen di UI. Materi selanjutnya yang mereka terima mengenai konservasi sempadan sungai dengan vertiver oleh Sahroel Polontalo dari perwakilan KCD. “Vertiver terkenal di Thailand, diperkenalkan langsung oleh rajanya pada saat itu. Mungkin ada kaitannya juga mengapa pertanian Thailand maju” jelas Sahroel.
Setelah istirahat, diberikan penjelasan teknis mengenai penanaman bibit dan persiapan alat yang dibutuhkan. Peserta bersama fasilitator dibagi dalam tiga kelompok untuk melakukan pembibitan di tiga media. Seluruh peserta bekerja sama dalam melakukan pembibitan. Sebagian mengambil sedimen di sungai, sebagian menyiapkan alat dan bahan. Setelah itu bersama-sama melakukan pembibitan.
Natasha Febriana, perwakilan komunitas Earth Hour mengaku, baru mengetahui mengenai tanaman vertiver dan manfaatnya yang begitu besar terhadap erosi sungai. Ia mengatakan agar lebih banyak komunitas lain yang dilibatkan agar pengetahuan ini diketahui oleh banyak orang. “Jujur dapet ilmu baru. Vertiver mungkin orang-orang masih kurang tahu, jadi bagus acara ini bisa ngasih informasi ke masyarakat tentang tanaman vertiver ini,” ujar Natasha.
Begitu pula Gibran, perwakilan komunitas Depok Berkebun. Ia menyatakan banyak belajar dari kegiatan tersebut dan berharap agar pembibitan yang sudah dilakukan dapat berkelanjutan. “Ternyata vertiver bukan hanya sebagai tanaman, tapi juga sebagai media konservasi,” kata Gibran.
Kintan Maulidina, mahasiswa Jurusan Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
wah sangat baguss! semangat terus dalam mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi
Comments are closed.