Siapa yang menyangka bila mainan anak-anak dari kayu yang sering ditemui di sepanjang Jalan Malioboro, Daerah Istimewa Yogyakarta ternyata diproduksi di Desa Blanceran, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten- Jawa Tengah.
Mayoritas masyarakat yang bertempat tinggal di Dukuh Butuh dan Dukuh Wates, Desa Blanceran memroduksi mainan anak-anak dari kayu atau kerajinan tangan bentuk lain untuk dipasarkan ke kota-kota di seluruh Indonesia, khususnya Yogyakarta. Tak jarang, penjualan kerajinan tangan dari Blanceran diekspor hingga ke luar negeri, misalnya ke Fiji.
Bahan baku kerajinan tangan tersebut berasal dari limbah kayu jati yang kemudian dibentuk menjadi tiruan alat transportasi seperti mobil, kapal laut, dan pesawat terbang.
Tidak hanya kerajinan tangan, Desa Blanceran juga kaya akan produk usaha kecil mikro dan menengah lainnya. Misalnya keripik dari buah naga yang diproduksi oleh salah satu anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Dukuh Dlanggon.
Disayangkan, keunikan produk UMKM Desa Blanceran belum cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia. Hal ini karena kekurangan pemasaran pada produk UMKM, serta belum adanya branding yang membedakan produk UMKM dari Desa Blanceran dengan produk dari wilayah lain.
Kembangkan potensi
Menyadari potensi UMKM di Desa Blanceran, mahasiswa Tim KKN PPM Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Sub Unit Desa Blanceran, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten mengajukan program kerja penyuluhan mengenai penggunaan internet untuk memasarkan produk UMKM. Program interdisipliner antara kluster sosial humaniora dan sains teknologi ini disambut hangat oleh karang taruna dan Pemerintah Desa Blanceran.
Pada Jumat (2/8/2019) di Balai Desa Blanceran, Pemerintah Desa Blanceran dan karang taruna bekerja sama dengan Tim KKN UGM Karanganom 2019 menyelenggarakan seminar. Tim mahasiswa mengundang narasumber dari @kainnesia, Nur Salam (pendiri kainnesia), yang merupakan alumni Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada untuk membagikan ilmu dan pengalaman di bidang pemasaran digital kepada pelaku UMKM dan pemuda Desa Blanceran.
Seminar tersebut diselenggarakan untuk menyiapkan pelaku UMKM Desa Blanceran agar dapat bersaing di era Industri 4.0. Oleh karena itu, poin-poin penting dalam seminar yakni pentingnya branding produk, pengemasan, esensi logo dan penggunaan piranti lunak dasar sebagai penunjang pemasaran diharapkan dapat meningkatkan kemampuan memasarkan produk UMKM.
Selain itu, seminar tersebut juga bertujuan untuk mendukung visi pemerintah desa yang ingin menyediakan fasilitas wifi gratis di beberapa tempat pada masing-masing dukuh. Harapannya, fasilitas wifi dapat digunakan oleh pemuda dan pelaku UMKM di Desa Blanceran untuk memperluas pemasaran produk mereka.
Alhayyu Shafira Wahyu Putri