Apa yang kamu pikirkan ketika mendengar nama Sulawesi Selatan ?
Kapal phinisi yang gagah perkasa? Coto Makassar yang menggugah selera? Atau budaya yang unik milik Tana Toraja? Eits, tak hanya itu! Selain kekayaan kuliner dan budaya, Sulawesi Selatan memiliki potensi laut yang luar biasa, salah satunya di Kabupaten Bantaeng.
Kabupaten Bantaeng yang terletak di wilayah selatan Provinsi Sulawesi Selatan ini merupakan daerah pantai yang memanjang sepanjang 21,5 kilometer yang potensial untuk perkembangan perikanan dan rumput laut. Jika kamu berjalan-jalan ke sana, kamu dapat menyaksikan indahnya Laut Flores dari tepi jalan!
Salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Bantaeng adalah Kecamatan Pajukukang. Pemerintahan kecamatan yang terdiri dari sepuluh desa ini terletak di Desa Nipa Nipa. Di sepanjang jalan kecamatan ini atau yang dikenal dengan Jalan Poros, kamu bisa menikmati birunya laut sambil menyaksikan para nelayan yang melaut dan hamparan rumput laut yang sedang dijemur di tepi pantai. Pemandangan seperti ini sangat terlihat jelas ketika kamu melewati sebuah desa bernama Borong Loe.
Desa Borong Loe terdiri dari sepuluh dusun yang empat di antaranya menjadikan rumput laut sebagai penghasilan utama. Empat dusun itu adalah Bonto Marannu, Bonto Mate’ne, Ujung Katinting, dan Bajiati. Jika kamu berjalan menelusuri dusun-dusun tersebut, kamu akan melihat warga yang sibuk dengan rumput laut mulai dari mengikat bibit hingga membersihkan rumput laut yang baru dipanen.
Melimpahnya rumput laut yang dijadikan komoditas utama menjadikan pantainya terlihat kurang bersih akibat botol-botol bekas yang digunakan untuk membentangkan bibit yang berakhir menjadi sampah. Tidak hanya botol bekas, kesadaran masyarakat akan kebersihan yang masih kurang membuat mereka menjadikan pantai sebagai tempat pembuangan akhir sampah rumah tangga mereka. Bahkan, masih ada beberapa warga buang air di pantai karena tidak memilik jamban pribadi di rumahnya.
Melihat kondisi demikian, mahasiswa Universitas Gadjah Mada Unit KKN-PPM UGM Pajukukang mengajak anak-anak untuk mencintai laut dengan mengadakan kegiatan Gerakan Cinta Laut di SMPN 3 Pajukukang di Dusun Lembang Loe, Desa Borong Loe. Sasaran kegiatan yang berlangsung pada hari Sabtu (26/7/2019) lalu adalah siswa-siswi kelas 1 SMP.
Pada kegiatan ini, mahasiswa KKN-PPM UGM memaparkan kondisi lautan saat ini yang tercemar oleh sampah yang mengancam keberadaan ekosistem laut khususnya sampah plastik. Kami juga mengampanyekan gerakan cinta laut dengan menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan ke laut. Kegiatan ini menarik bagi siswa-siswi SMP dikarenakan kehidupan mereka yang dekat dengan laut dan kebersihan laut mencerminkan kebersihan masyarakat yang ada di sekitarnya.
Di akhir kegiatan, kami mengajak siswa-siswi SMP untuk menggambar laut yang bersih dan indah. Setelah menggambar, mereka diminta untuk mewarnai gambarnya seindah mungkin. Harapan kami, kegiatan ini akan membentuk mereka sebagai pribadi yang peduli dengan kebersihan, terutama kebersihan lingkungan sekitarnya yaitu laut. Semoga, ya!
Faizah Hidayati Amhar
Comments are closed.