Efek Rumah Kaca (ERK) adalah band indie rock asal Indonesia yang terbentuk pada tahun 2001. Band yang terkenal dengan liriknya yang bersifat satir dan berisi tentang keresahan terhadap kehidupan sosial maupun politik. Maka, tidak heran jika musik dan lirik yang dibuat oleh Efek Rumah Kaca mampu memberikan kekuatan dan inspirasi bagi para pendengarnya. Dengan berbagai lagu yang menitikberatkan tentang permasalahan sosial maupun politik, Efek Rumah Kaca meluapkan keluh kesah dari realita yang ada di kehidupan menjadi sebuah karya yang dapat didengar oleh orang-orang.
Diisi tiga personil, Cholil Mahmud (lead vocal, gitar), Airil “Poppie” Nur Abadiansyah (back vocal, bass), dan Akbar Bagus Sudibyo (back vocal, drum), band ini telah memiliki tiga album yaitu Efek Rumah Kaca (2007), Kamar Gelap (2008) dan Sinestesia (2015). Sempat vakum karena vokalis mereka, Cholil Mahmud, pindah ke New York untuk melanjutkan studinya. Namun, hal tersebut tentu tidak mengurungkan niat mereka tetap tampil berbeda dibanding dengan konser band-band pada umumnya.
Konser untuk Cholil
Pada tahun 2016 silam, sebelum Cholil berangkat menuju New York, ERK memberikan penampilan kepada para penggemar untuk “melepas kepergian” sang vokalis dengan membuat sebuah konser khusus yang bertajuk “Tiba-tiba Suddenly Konser”, di kawasan Gudang Sarinah.
Setahun kemudian pada Juli tahun 2017, ERK kembali mengadakan sebuah penampilan khusus. Kali ini dalam rangka memberikan sambutan kepada Cholil yang kembali dari Amerika. Konser yang memiliki judul “Tiba-tiba Suddenly Konser Again” ini diselenggarakan di Ballroom Kuningan City dengan tiket yang terjual habis tanpa sisa.
Dan yang paling baru adalah konser yang diadakan juga di Ballroom Kuningan City, pada Selasa (29/1/19). Konser ERK yang bekerja sama dengan RuruRadio tersebut, merupakan sebuah acara yang berbeda dan bersejarah. Konser yang diberi nama “Tiba-tiba Suddenly Rekaman” ini memberikan kesempatan bagi penonton dan penggemar untuk menjadi bagian dari lagu dengan merekam suara mereka.
Mengajak Penonton Ikut Bernyanyi
Ditemui oleh Kompas Muda setelah mengisi acara Soulcial Fest di Ballroom Kuningan City pada Sabtu (6/07/2019) kemarin, Cholil berbagi pengalaman mengenai konser “Tiba-tiba Suddenly Rekaman”, makna fans dan karya baginya, serta memberikan gambaran mengenai proyek mini-album yang sedang dikerjakan.
Dalam setiap konsernya, ERK selalu ingin memberikan penampilan yang berbeda dan bisa memberikan pengalaman yang menarik bagi penonton. Dan terkadang hal-hal tersebut dapat membuat mereka berinovasi dan mendapat ide baru. Termasuk dengan inovasi dan ide baru dari Efek Rumah Kaca pada konser yang bertajuk “Tiba-tiba Suddenly Rekaman”.
“Hal ini tentu berdasarkan pengalaman di konser-konser sebelumnya. Suara musik pada saat konser tenggelam dikarenakan kalah oleh suara dari penonton, sehingga tercetus lah ide ‘bagaimana jika penonton juga ikut sebagai bagian dari lagunya?’. Dan dari ide itu, akhirnya sekaligus menjadi pembelajaran bagi penonton terkait dengan hak cipta,” ujar Cholil.
Cholil pun menambahkan, “Kita juga mengundang beberapa pakar di bidang permusikan seperti James F Sundah, dan juga komisioner Lembaga Manajemen Kolektif Nasional.”.
Beberapa teman-teman artis dan musisi juga ikut tampil dalam konser yang menjadi historis, dikarenakan konser yang dihadiri sekitar 3000 orang itu ikut terlibat dan memiliki hak cipta atas hasilnya. Beberapa diantaranya seperti Danilla, Najwa Shihab, Mondo Gascaro, Ari Lesmana, Jason Ranti serta Vincent dan Desta.
Bahasan tentang lagu Seperti Rahim Ibu juga ditanyakan dan mendapatkan cerita dibalik pembuatan lagu tersebut yang liriknya dibuat langsung oleh Najwa Shihab. “Untuk Lagu Seperti Rahim Ibu, Najwa meminta lagu khusus. Saya buatkan musiknya, dibantu anak-anak yang buat aransemen dan Najwa yang menulis liriknya. Intinya semacam karya kolaborasi.” Ucap Cholil.
Tanggapan dari Cholil sendiri mengenai salah satu karyanya, yaitu lagu Sebelah Mata yang menjadi kampanye dari Novel Baswedan, cukup senang dan merasa lucu terkait dengan fenomena tersebut. Cholil menyebutkan, “Buat saya sendiri, ini adalah fenomena yang lucu karena awalnya lagu tersebut merupakan lagu tentang diabetes (lagu untuk mantan basis ERK Adrian Yunan). Namun karena saya dan isu nya dekat, dan mendukung upaya terhadap penyelesaian kasusnya, saya ikut merasa senang jika orang mendedikasikan lagu itu untuk Novel Baswedan. Walaupun, pada awal penciptaannya tidak ditujukan untuk itu. Jadi memang kita tidak bisa tahu kemana lagu itu punya arti buat seseorang. Hal tersebut tentu bisa bertumbuh dan menjadi penanda buat hal-hal lain, dan dalam konteks penggunaan lagu ini cukup senang karena digunakan untuk hal yang bersifat positif.”
Terinspirasi oleh Sesama Rekan
Selain tanggapan mengenai karyanya yang digunakan, Cholil pun memberikan pandangannya terhadap apa itu karya yang juga terinspirasi dari personil ERK yang lain. Dalam pandangan Cholil dan ERK, Karya merupakan suatu hasil dari pemikiran yang ingin dibagikan kepada orang lain. “Karya menurut kami bisa dibilang sebagai hasil olah pikir atas keresahan atau kebahagian yang ingin kita bagikan ke orang lain. Dan hal yang selaras dengan yang ada di pikiran dan perasaan orang lain itulah yang menciptakan dialog. Sehingga karya tersebut dapat menciptakan dialog atau diskursus. Seperti contoh kasus Sebelah Mata tadi yang akhirnya bertumbuh sesuai dengan keadaan yang tidak terpikirkan oleh pembuat karya sebelumnya,” ujar Cholil dalam pembahasan mengenai karya ini.
Membahas karya tentu tidak terlepas dari orang-orang yang mengapresiasinya, dan dalam konteks ini orang-orang tersebut dapat dikatakan sebagai fans. Sebagian dari kita termasuk penulis pun tentu mendengar dan menjadi fans dari Efek Rumah Kaca. Fans menurut Cholil dan ERK merupakan orang-orang yang sejalan dengan karya yang didengarkan. “Fans sendiri dapat memiliki arti orang-orang yang sejalan dalam selera dan pemikirannya dengan karya yang didengarkan,” pungkasnya.
Cholil sendiri memiliki sebuah pesan bagi para fans agar tidak hanya menjadi sebuah penikmat dan pengejar kesenangan, tetapi juga dapat menjadi seorang fans yang produktif dan berdaya.
“Sebenarnya saya dan ERK tidak menginginkan kata-kata bahwa fans hanya untuk dieksploitasi. Dan ingin juga agar teman-teman selalu bisa mengolah sesuatu yang mereka suka menjadi karya yang lain. Sehingga fans tidak hanya mengejar kesenangan namun juga dapat bersifat produktif dan memicu sesuatu yang dapat menghasilkan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Seperti contohnya lagu Di Udara yang terinspirasi dari berbagai peristiwa sosial dan ’memerasnya’ menjadi sebuah karya. Dan fans bukan hanya sebagai kumpulan penikmat musik yang dapat dieksploitasi tapi juga dapat berdaya.” Ujarnya.
Album Baru ERK
Dan mungkin ini yang ditunggu-tunggu oleh penggemar dari ERK, yaitu perilisan album baru. Setelah terakhir merilis pada tahun 2015, ERK memberikan sebuah kisi-kisi akan adanya sebuah rekaman. Eits, jangan senang dulu, rekaman yang dimaksud oleh Cholil adalah rekaman dalam bentuk mini-album atau EP (Extended Play). “Untuk kedepannya mungkin standar ya, ingin melakukan rekaman lagi untuk album ke-empat. Tapi yang paling dekat, kami ingin mencoba untuk menyelesaikan mini-album atau EP.” Ujar Cholil sekaligus menutup pembicaraan.
Sehingga bagi kalian fans dari ERK, harap dapat lebih bersabar dalam menunggu album baru. Bagi para fans maupun pecinta musik, selalu senantiasa menikmati karya dan gebrakan dalam konser yang selalu diberikan oleh band yang dikenal kritis ini, serta ‘memeras’ hal tersebut menjadi sebuah karya sesuai dengan bidang masing-masing seperti yang diucapkan oleh Cholil Mahmud.
Teks: Gibran Torazaref, mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya
Foto: Aditya Dwi Fudmanto