Mencoblos dalam pemilu merupakan hak setiap warga negara, dengan mengikuti coblosan kita telah berpartisipasi dalam menentukan akan jadi seperti apa negara ini nantinya. Karena itulah kita disebut warga negara.
Tapi lantas bagaimana nasib kita sendiri sebagai makhluk yang individual. Apakah jika lulusan Sekolah Menengah Atas, kejuruan, dan sejenisnya banyak yang menganggur lantas semua itu semua salah pemerintah?
Hei, pernahkan kalian dengar istilah apa yang kalian tanam akan kalian tuai hasilnya? yah istilah itu memang sebuah cerminan dari jalan hidup manusia. apa yang kita lakukan selama kita sekolah akan kita tuai hasilnya setelah kita lulus.
Bercermin dari pengalaman pribadi saya, jika kita hanya tahu sekolah-pulang, tanpa mendapatkan ilmu, teman, pengalaman organisasi, dan kepercayaan guru, maka ya kita hanya akan begini-begini saja. Kita tidak punya nilai tambah.
Lantas jika tidak punya nilai tambah atau hal yang lebih dari kita, apa alasan perusahaan harus memilih kalian untuk bekerja di perusahaan mereka?
Tingkatan kemampuan
Maka dari itu mulailah mengubah nasibmu sendiri dengan mulai memperhatikan saat guru mengajar dan bertanya jika kalian memang merasa tidak tahu, bertemanlah dengan orang yang positif (orang mengajak kita pada kebaikan), mengikuti organisasi untuk mendapat pengalaman (tidak perlu banyak-banyak, nanti malah menganggu jam belajar dan bermain kalian, cukup satu saja tapi dalam dan pahami).
Cara lain, buatlah guru percaya kepadamu (guru lebih percaya siswa yang memperhatikan dan duduk di bagian depan). Dengan cara itu, siapa tahu kelak kalian akan dipercaya untuk meneruskan jejaknya menjadi pengajar di sekolah tersebut.
Jika kalian membaca artikel ini dan berkata besok kamu akan memulai berubah? maaf, besok itu tidak ada batasan. Mulailah sekarang juga, atau tidak sama sekali! Salam Kompas Muda!
Sadhewa Galih Setiawan, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta