Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2016, Provinsi Jawa Tengah menjadi provinsi ketiga terbesar dengan nilai persentase sebesar 11 persen dalam hal memproduksi susu sapi yaitu sebesar 697.219 ton. Kondisi itu berkait dengan persebaran populasi sapi perah di Jawa Tengah yang menduduki peringkat kedua terbesar dengan persentase sebesar 24 persen setelah Jawa Timur. Perkiraan persebaran populasi sapi perah di provinsi Jawa Tengah sebesar 897.220 ekor.
Jumlah produksi susu yang dimiliki Jawa Tengah tidak terlepas dari kontribusi setiap kabupaten dan kota yang ada di wilayah tersebut. Sentra pemerah susu yang tersebar di wilayah Jawa Tengah sangat beragam, mulai dari berternak secara individu maupun berternak melalui koperasi di daerah masing-masing.
Menurut data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 Kabupaten Boyolali merupakan daerah dengan penghasil susu terbesar di Jawa Tengah diikuti oleh Kabupaten Semarang. Besarnya hasil produksi ini tidak lepas dari besarnya populasi sapi perah yang ada di kabupaten tersebut.
Peternak bertambah
Di Kabupaten Semarang, populasi sapi di beberapa desa berasal dari hibah pemerintah, salah satunya yaitu Desa Sugihan yang terletak di Kecamatan Tengaran. Di desa ini tercatat 50 warga yang tergabung dalam Kelompok Peternak Sapi Perah “Sido Maju” mendapatkan sapi perah dari pemerintah pada tahun 2014. Saat ini sapi tersebut telah berkembang menjadi kurang lebih 100 ekor.
Walaupun anggota kelompok tersebut beternak secara individu di rumah masing-masing, namun setiap pagi mereka memerah susu. Hasilnya mereka kumpulkan menjadi satu untuk kemudian disetor ke Koperasi Unit Desa Boyolali. Setiap hari sapi di Desa Sugihan bisa menghasilkan 100-300 liter susu sapi murni yang dijual dengan harga Rp 5.000/liter. Dengan sumber daya susu murni yang melimpah itu disayangkan hingga saat ini belum terdapat usaha kecil dan menengah (UMKM) yang mengolah susu tersebut menjadi produk olahan.
Pendirian UMKM khusus untuk mengolah susu dapat membuka peluang usaha baru sekaligus meningkatkan taraf ekonomi masyarakat Desa Sugihan. Sabtu (9/2/2019) lalu, setelah melalui proses panjang, Tim I KKN Undip di Desa Sugihan akhirnya melaksanakan tahapan akhir dari program multidisiplin yaitu melakukan sosialisasi dan pendampingan pembentukan UMKM pengolahan susu di desa itu.
Acara yang dihadiri oleh anggota Kelompok Wanita Tani, berlangsung baik dan lancar. Diharapkan setelah UMKM ini resmi terbentuk, produk olahan dari susu yang dihasilkan Desa Sugihan yang diberi nama “SUSU-GIHAN” bisa dikenal oleh masyarakat luas.
Diaz Mora