Tak dapat dipungkiri bahwa pertumbuhan teknologi berlangsung dengan begitu pesat. Hal ini tentu saja memberikan banyak sekali manfaat bagi masyarakat, khususnya dalam mengakses informasi. Namun, pesatnya pertumbuhan teknologi kerap kali memunculkan kecenderungan dalam masyarakat untuk mengesampingkan pentingnya bertatap muka, sehingga menumbuhkan rasa tidak peduli terhadap lingkungan sekitar.
Sikap menghargai perbedaan yang ada dalam masyarakat multikultural pun kian hari kian luntur, yang salah satunya didorong oleh rasa tidak peduli tersebut. Tak jarang pula ditemui adanya perbedaan pendapat yang berujung pada konflik, yang jika dibiarkan akan berujung pada perpecahan. Namun, tentu saja sikap tak acuh yang perpotensi menimbulkan konflik dapat diupayakan agar tidak terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebagai generasi muda, kita memiliki peran penting dalam meniadakan sikap-sikap tersebut. Generasi muda, dengan ditunjang keberadaan teknologi canggih, dapat menyuarakan pendapatnya dalam terkait sebuah isu yang sedang terjadi di masyarakat dengan berbagai cara, salah satunya adalah berdiskusi dan berdiplomasi.
para delegasi akan mengasah berbagai kemampuan—mulai dari riset, menulis, berdiskusi, public speaking, table manner, dan tentunya berdiplomasi
Diskusi yang dilakukan dapat mengarah pada praktik diplomasi ala anak generasi dalam rangka menjembatani perbedaan yang ada, terutama karena melibatkan proses pertukaran pendapat. Lalu, adakah wadah bagi generasi muda untuk berdiskusi, sekaligus melatih kemampuan berdiplomasi ? Model United Nations (MUN) jawabannya.
MUN merupakan simulasi sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), di mana para peseta melakukan roleplay sebagai delegasi dari berbagai negara untuk membahas suatu isu internasional. Dalam MUN, para delegasi didorong untuk berbicara mengenai posisi negaranya masing-masing untuk memberikan sebuah solusi dari masalah yang sedang dibahas.
MUN sendiri merupakan all-in-one package karena di sini para delegasi akan mengasah berbagai kemampuan—mulai dari riset, menulis, berdiskusi, public speaking, table manner, dan tentunya berdiplomasi.
Salah satu kegiatan MUN yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat adalah Padjadjaran MUN. Dikenal sebagai PadMUN, kegiatan ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran. Sejak pertama kali dilaksanakan tahun 2012, PadMUN terus berusaha memperluas cakupannya hingga skala nasional bahkan internasional, dengan melibatkan peserta dari dalam dan luar negeri. Peserta PadMUN sebelumnya berasal dari Malaysia, Singapura, Pakistan, Taiwan, Korea Selatan, Korea Utara, Oman, dan sebagainya.
Tahun ini Padjadajaran MUN mengusung tema “Persinalizing the International in a Globalizing World”, dan akan diselenggarakan pada 7–10 April 2019 di Crowne Plaza, Bandung. Dengan pengalaman selama tujuh tahun, PadMUN akan menjadi wadah bagi generasi muda untuk dapat melatih kemampuan berdiskusi dan berdiplomasi dalam rangka menyelesaikan isu internasional.
See you in Padjadjaran Model United Nations 2019!
Rizka Maharani, mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran Bandung