Satu bulan selepas tsunami Selat Sunda terjadi, Carita sebagai kecamatan di Pandeglang Banten telah memperoleh banyak bantuan pokok berupa sandang pangan. Namun Suntama, Camat Carita menyatakan warganya kesulitan melakukan kegiatan ekonomi karena sektor pariwisata pasca bencana masih lesu.
Menghadapi problematika tersebut, Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat (DPKM) menerjunkan tim KKN khusus bertajuk Peduli Bencana. Tim itu fokus pada pemberdayaan masyarakat pasca bencana. Direktur DPKM UGM Prof Irvan Dwidya menyebutkan bahwa KKN ini adalah panggilan alam bagi mahasiswa untuk mengabdi.
“KKN UGM secara historis telah tersebar di seluruh Indonesia. Di daerah bencana seperti Lombok dan Palu, kita telah hadir. Tsunami Selat Sunda adalah panggilan alam bagi UGM untuk mengabdi, dengan Carita menjadi salah satu lokasi unit,” tutur Prof Irvan dalam upacara penerjunan KKN, Rabu (30/01).
Secara teknis, Muhammad Andika yang menjadi koordinator menyebutkan bahwa KKN ini memiliki tema perwujudan kampung tangguh bencana. KKN yang rencananya dilangsungkan sejak upacara penerjunan hingga Senin (25/02) tersebut, memproyeksikan terwujudnya ketangguhan holistik. Caranya dengan mengkombinasikan beberapa aspek kehidupan dan keilmuan yang dimiliki masyarakat bersama UGM.
“Untuk membantu sosial masyarakat, akan dilakukan trauma healing seperti mengajak mewarnai, pelayanan kesehatan dan pendidikan, hingga pembangunan fasilitas tertentu. Dalam bidang ekonomi, kita identifikasi potensi alam dan sosial yang bisa menghasilkan nilai tambah,” ujar Andika.
Terkait mitigasi bencana, tim UGM melakukan plotting penanda zona dan infrastuktur di Google Maps dan sistem informasi geografi. Hal itu dilakukan sembari berkoordinasi dan melakukan perencanaan bersama jajaran Pemerintah Kabupaten Pandeglang.
Dengan integrasi dan kekayaan data yang akan dihasilkan, diharapkan dapat terwujud penegasan atas peta bencana berbasis SiG di daerah tersebut.
Senada dengan hal tersebut, Lurah Sukarame Kecamatan Carita Jaenal menyatakan pemerintah sejatinya telah memiliki panduan teknis. Layaknya rute evakuasi dan zonasi daerah-daerah yang dikategorikan aman ataupun rentan.
Akan tetapi, peta tersebut masih berupa dokumen atau plang sehingga belum banyak diketahui warga. Penegasan yang dapat dilakukan tim KKN UGM melalui pendekatan kepada warga, diharapkan bisa membumikan menara gading informasi tersebut.
“Belum banyak yang tahu (panduan teknis mitigasi bencana). Belum ada sosialisasi. Selama ini kalau tsunami, lari saja ke bukit. Padahal Carita ini di pesisir dan hanya berjarak 50 kilometer dari Anak Krakatau,” tutur Jaenal.
Melalui program-program KKN, Eman Suherman, dosen pembimbing lapangan berharap pengabdian para mahasiswa bisa bermanfaat untuk warga Carita. Dengan cara mendengar sekaligus merangkul warga untuk berpartisipasi dalam proses pemberdayaan.
“Semua program dirumuskan melalui proses observasi. Datang dan dengarkan apa yang dibutuhkan warga. Para mahasiswa bertugas memberi pemahaman, kita disini saling membantu,” ucap Eman dalam rapat koordinasi bersama para mahasiswa.
Gloria Yuliana