Pompa Air Hidram Hasil Inisiasi Mahasiswa KKN UGM

49
1107

Mahasiswa KKN PPM UGM JI044 di Desa Girikerto Kecamatan Sine Kabupaten Ngawi, Jawa Timur berhasil membuat pompa air tanpa menggunakan tenaga listrik dan fosil (bensin/solar). Pompa tersebut biasa disebut pompa hidram (hidraulik ram) atau ramp pump. Dua mahasiswa tersebut adalah Yahya Adi (Teknik Alat Berat) dan Tito Setyadi Wiguna (Teknik Mesin). Keduanya berasal dari kluster Sains dan Teknologi.

Ramp pump bekerja tanpa menggunakan bahan bakar atau tambahan energi dari luar. Pompa ini memanfaatkan tenaga aliran air yang jatuh dari suatu sumber air dan sebagian air itu dipompakan ke tempat yang lebih tinggi. Pada berbagai situasi, penggunaan pompa hidraulik ram memiliki keuntungan dibandingkan penggunaan jenis pompa air lainnya, yakni tidak membutuhkan bahan bakar atau tambahan tenaga dari sumber lain.

Kelebihan lainnya, bentuknya sederhana, biaya pembuatan dan pemeliharaannya murah, tidak mensyaratkan keterampilan teknik tinggi untuk membuatnya, serta pompa tidak membutuhkan pelumasan dan mampu bekerja dua puluh empat jam sehari.

“Pompa hidram terdiri dari tiga komponen utama yang terdiri dari tabung akumulator yang mengakumulasi tekanan sehingga terjadi back pressure (water hammer effect) yang memompa air,  delivery valve (klep tusen) yang berfungsi meneruskan aliran air menuju tabung akumulator dan output aliran,  dan waste valve yang menggunakan check valve untuk membuang air berlebih dari proses back pressure/water hammer effect,” urai Yahya.

Program ini mendapatkan sambutan yang baik dari warga Desa Girikerto, pengelola sumber Lanang Jamus, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi.

“Program ini dapat membantu warga Desa Girikerto dalam pengembangan potensi wisata desa agar wisatawan mendapat kenyamanan saat berwisata. Dengan demikian terjadi peningkatan jumlah wisatawan ke obyek wisata di Desa Girikerto,” ucap Sargian Januardy, Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan BAPPELITBANG, Kabupaten Ngawi, disela-sela rapat dengan mahasiswa KKN PPM UGM Desa Girikerto, Rabu (2/1/2019).

Keluhan wisatawan 

Pembuatan pompa tersebut berawal dari masukan para pengunjung sumber (air) Lanang Jamus. Mereka mengeluhkan belum adanya fasilitas tempat wudhu yang berdekatan dengan mushola. Padahal pengunjung sumber Lanang sangat banyak. Fasilitas air wudhu yang belum tersedia di dekat mushola disebabkan tidak adanya pasokan air yang mampu mengalir menuju mushola karena kekuatan aliran air tidak cukup untuk mencapai daerah sekitar mushola yang mempunyai ketinggian tertentu.

“Pengunjung mengeluh kalau wudhu, harus berjalan agak jauh dari mushola, baru bisa wudhu. Kami sudah berusaha mengalirkan air dari sumbernya, tapi airnya nggak kuat mengalir sampai mushola,” ujar Ngadi, mandor teknis sumber Lanang Jamus mengenai apa saja yang perlu dikembangkan di Sumber Lanang.

Berbekal informasi yang didapat saat survei tersebut, Yahya dan Tito, mulai menyiapkan rancangan anggaran dan gambaran rencana bentuk dan konstruksi pompa. Pada Minggu pertama KKN, Yahya dan Tito kembali melakukan survei lapangan, pembelian komponen-komponen pompa, serta perakitan pompa.

Pada pertengahan Januari 2019, akhirnya pompa hidram karya dua mahasiswa KKN PPM UGM di Desa Girikerto bisa mengalirkan air

Survei lapangan perlu dilakukan kembali untuk mencocokan gambaran dan rencana awal dengan kondisi sebenarnya di lapangan. Minggu kedua digunakan untuk menguji coba pompa yang telah dirakit tadi di area yang telah disepakati oleh pihak pengelola sumber Lanang Jamus. Saat uji coba dilakukan beberapa kendala dihadapi oleh Yahya dan Tito seperti medan yang masih asri sehingga pompa susah untuk ditempatkan di tempat yang seharusnya.

Pengalaman membuat pompa juga merupakan pengalaman yang pertama kali bagi Yahya dan Tito sehingga perlu waktu untuk mengoptimalkan kinerja pompa tersebut. Namun, dengan bantuan yang diberikan pihak pengelola sumber Lanang Jamus dan warga Desa Girikerto, kendala-kendala tersebut dapat diatasi.

Pada pertengahan Januari 2019, akhirnya pompa hidram karya dua mahasiswa KKN PPM UGM di Desa Girikerto bisa mengalirkan air. Kini para pengunjung yang ingin melaksanakan shalat di mushola sumber Lanang Jamus tidak perlu berjalan jauh. Yahya dan Tito juga merasa senang ketika pompa buatannya bisa langsung bermanfaat bagi warga dan wisatawan.

“Harapan saya, pompa ini benar-benar menjadi teknologi sederhana yang dapat memberikan manfaat terhadap pengembangan potensi wisata Desa Girikerto,” ujar Yahya.

“Saya pun berharap Girikerto tidak hanya dikenal dengan pemandangan dan potensi alam yang luar biasa, tetapi juga dapat menjadi pusat penerapan dan pengembangan teknologi tepat guna yang mampu mengonversi sumber daya alam milik Desa Girikerto  menjadi sesuatu yang bermanfaat,” tambah Tito.

Aliran pompa karya mahasiswa KKN UGM Desa Girikerto, Sine, Kabupaten Ngawi sudah bisa dirasakan manfaatnya oleh wisatawan. Foto: Yahya Adi Nugraha

Yahya Adi Nugraha, mahasiswa Teknik Alat Berat, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada dan Tito Setyadi Wiguna, mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

 

Comments are closed.