Rokok dan Gaya Hidup Anak Sekolah

58
6536
Kampanye Antirokok – Poster Kampanye Antirokok menempel di dinding Kampung Nyutran, Kelurahan Wirogunan, Kecamatan Mergangsan, Yogyakarta, Senin (31/5/2010). Kampanye untuk menyadarkan masyarakat akan bahaya kebiasaan dan asap rokok dilakukan melalui berbagai media dan didukung oleh penetapan Hari Tanpa Tembakau setiap tanggal 31 Mei oleh World Health Organization (WHO). Kompas/Ferganata Indra Riatmoko

Gaya hidup merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat, salah satunya gaya hidup dengan merokok yang menjadi kebiasaan pada usia remaja. Kesadaran terhadap bahaya merokok masih minim di kalangan remaja, salah satu faktornya karena merokok dipandang sebagai suatu aktivitas yang keren di kalangannya. Bagaimana kita dapat mengubah mindset ini?

Merokok bukanlah sesuatu yang asing di Indonesia bahkan sangat mudah menemukan rokok yang dijual di warung warung. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok sendiri maupun orang-orang di sekitarnya. Para perokok sudah mengetahui akan dampak dan bahaya merokok. Namun, masih tetap saja melakukan aktivitas tersebut.

Berbagai pihak sudah sering mengeluhkan ketidaknyamanannya ketika berdekatan dengan orang yang merokok, terbukti bahwa bahaya merokok bukan saja milik perokok tetapi juga berdampak pada orang-orang di sekelilingnya. Bahkan bahaya perokok pasif lebih parah ketimbang perokok aktif

Saat ini bukan hanya orang dewasa saja yang aktif merokok. Namun, sudah banyak terlihat anak-anak mulai merokok di tempat-tempat umum. Hal ini tidak terlepas dari peran orang dewasa yang merokok. Rokok menyebar di semua kalangan masyarakat, kaya atau miskin. Rokok telah mejadi barang yang pokok bagi perokok. Jika tidak merokok dalam sehari pun mereka mengeluh mulut ini terasa asam. Padahal dalam bisnis rokok yang sejatinya rokok diciptakan hanya untuk kalangan dewasa. Tetapi dalam realitas sesungguhnya rokok tidak hanya digemari oleh kalangan dewasa tetapi juga oleh kalangan remaja bahkan anak-anak.

Faktor Penyebab

Saat ini di Indonesia, penghasilan industri rokok sangat tinggi salah satunya banyak remaja yang membeli rokok di mana pun karena mudahnya akses untuk membeli rokok.Peran orang tua yang tidak peduli akan bahaya nya merokok pada remaja. Karena jika sudah kecanduan akan rokok bisa berbahaya dampaknya untuk masa depan. Adapun faktor yang mempengaruhi yaitu lingkungan yang buruk dan bebas, rasa ingin tahu yang tinggi, kurangnya pengawasan orang tua hingga pemasaran rokok yang gampang diakses oleh anak-anak.

Penyebab anak-anak merokok yang pertama adalah ketika bermain bersama dengan teman-temannya. Biasanya, pergaulan yang buruk tidak hanya menjerumuskan anak-anak dalam kegiatan merokok. Namun bisa mengarah kepada perilaku lainnya yang menyimpang. Seperti perilaku antisosial, narkoba, dan juga perilaku kriminal lainnya dan juga karena rasa ingin tahu yang tinggi. Ya, karena umumnya kita berada di Indonesia banyak sekali para orang dewasa merokok jadi anak anak sewajarnya penasaran terhadap sesuatu yang diliatnya. Di ruang ini menjadi sisi negatif untuk anak anak yang ingin berkembang menjadikan anak mencoba coba rokok karena sering melihat orang dewasa merokok.

Perilaku merokok pada anak-anak juga merupakan bentuk atau simbol dari pemberontakan. Masa anak-anak dan juga masa remaja merupakan sebuah fase atau masa dimana anak-anak mencari jati dirinya. Pencarian jati diri ini biasanya sangat dipengaruhi oleh faktor pergaulan bebas yang dimiliki oleh anak-anak. Ketika pergaulan ini semakin mempengaruhi si anak dan fungsi peran pengawasan orang tua yang kurang membuat anak mudah mendapat pengaruh negatif.

Perilaku ini sering muncul pada saat remaja ingin melakukan sesuatu yang baru dan mempunyai tingkat penasaran yang tinggi membuat anak anak mudah dipengaruhi hal-hal negatif. Orang tua terkadang terlalu sibuk dengan pekerjaannya mengingat banyak orang tua zaman ini yang bekerja dan sering kali kebutuhan meningkat atau mungkin terlalu tidak peduli dengan kondisi anaknya, sehingga hal ini kemudian menyebabkan pengawasan dari orang tua menjadi berkurang sehingga anak anak mudah mendapat pengaruh pengaruh negatif. Dari segi peraturan sendiri, memang hal ini belum ditegakkan dengan baik dan juga sempurna.

Sejatinya rokok sangat mudah didapatkan di Indonesia dan kurangnya perhatian masyarakat akan bahaya rokok sangat minim hal ini yang menimbulkan rokok-rokok mudah didapatkan, pemasaran rokok sangat kuat menimbulkan anak anak menjadi ingin tahu apa itu rokok kurangnya kesadaran masyarakat khususnya di sekolah tentang bahaya merokok yang kurang diedukasikan kepada remaja membuat remaja menjadi minim tentang bahaya dari rokok.

Pencegahan

Ketika kita masih kecil, kita mungkin penasaran seperti apa rasanya merokok. Anak dan remaja memang punya rasa ingin tahu yang besar dan tak ragu jika ingin mencoba-coba. Namun dari mencoba-coba, bisa jadi ketagihan merokok. Lalu, bagaimana caranya mencegah anak merokok?

1. Larangan merokok di dalam rumah.

Anak belajar mengambil keputusan dan berperilaku lewat orangtuanya. Jadi berhentilah merokok kalau tidak mau anak merokok juga dan begitunya anak akan berpikir kenapa saya harus merokok? Jika orangtua saya tidak merokok.

2. Mengedukasikan anak dari sisi negatif merokok

Pendidikan soal bahaya rokok harus dimulai sejak dini, meskipun anak masih duduk di bangku taman kanak-kanak atau sekolah dasar, dan harus terus mengingatkan anak apa saja dampak negatif merokok. Mulai dari rokok harganya mahal, penyakit yang disebabkan dari merokok hingga merokok itu mengganggu orang lain dan juga membahayakan orang lain. Dan beri tahu kalo uang untuk membeli rokok lebih baik untuk membeli barang yang penting dan berguna.

3. Rutin berkomunikasi dengan anak

Dengan berkomunikasi dengan anak kita bisa selalu mengawasi anak. Bukan mengawasi bukan berarti mengekang anak, biarkan anak bermain dengan teman sebayanya dan beri edukasi juga tentang bahaya rokok dengan begitu anak akan menolak ajakan temanya jika diajak untuk merokok.

4. Mengenal teman-teman anak

Dengan mengenal teman teman anak, kita melihat apakah temannya ini kecendrungan untuk merokok apa tidak dengan begitu kita bisa memberi edukasi anak apa hal-hal positif yang dilakukan bersama temannya agar terhindar dari rokok.

5. Meningkatkan kepercayaan diri anak

Anak dan remaja mungkin mulai merokok karena ingin merasa diterima oleh teman-temannya. Bisa juga karena merokok membuatnya merasa seperti orang dewasa. Ini berarti anak kurang kepercayaan diri. Maka, untuk mecegah anak merokok kita harus bisa meningkatkan kepercayaan diri anak, mengajarkan juga bahwa rokok bukan lah hal yang membuat kita terlihat dewasa atau keren. Tetapi hal yang membuat kita dewasa adalah hal-hal yang telah kita lakukan dan yang pernah kita capai dengan prestasi.

Kini perokok sangat mudah di temukan indonesia dari dewasa hingga anak-anak menjadi perokok. Dengan mudahnya akses untuk membeli rokok dan peraturan yang minim membuat masyarakat khususnya remaja mudah untuk membeli rokok. Mirisnya kita sebagai masyarakat merasa rokok itu adalah sesuatu hal yang wajar dalam pergaulan. Dalam pergaulan sehari hari masyarakat indonesia tidak bisa terlepas dari rokok ini dalam jangka panjang bisa menjadi budaya atau kebiasaan yang tidak baik remaja yang sedang tumbuh melihat lingkungan orang orang dewasa dengan santai merokok membuat remaja menjadi penasaran terhadap rokok tersebut, yang awalnya coba coba dan mungkin saja bisa menjadi kecanduan terhadap rokok.

Padahal sejatinya kita masyarakat Indonesia sudah mengetahui bahaya dari rokok. Tapi, pedulikah kita kepada masyarakat khususnya remaja yang merokok untuk mulai mengingatkan dan mengajak untuk gaya hidup sehat?

Comments are closed.