Museum MACAN: Terobosan Apresiasi Seni

0
717

Kamu pasti pernah mendengar mengenai Museum MACAN, kan? Itu loh, museum yang terkenal karena sedang memamerkan lukisannya bermotif polkadot dengan gaya modern dan kontemporer karya Yayoi Kusama. Sekilas museum ini terlihat seperti museum seni modern dan kontemporer pada umumnya. Eits, jangan salah lho karya-karya yang dipamerkan berbeda dan istimewa.

Tak seperti museum lainnya, di Museum MACAN kita bisa berinteraksi langsung dengan karya-karya yang ada. Mulai dari foto di Infinity Mirrored Room yaitu ruangan yang penuh dengan kaca dan hiasan bermotif polkadot sampai Obliteration Room yaitu dihiasi dengan stiker warna-warni polkadot di perabot rumah dan sudut ruangan oleh pengunjung pameran. Selain melihat-lihat karya seni yang ada, kita juga bisa berswafoto ria sekaligus mengunggahnya di media sosial. Hmm, tapi ingat ya jangan sampai mengganggu pengunjung museum lainnya apalagi sampai merusak karya. 

Kehadiran Museum MACAN tentu menjadi angin segar, bukan saja di kalangan seni tetapi juga masyarakat pada umumnya. Sayangnya edukasi dan apresiasi seni di Indonesia saat ini masih kurang. Maka untuk itu, Museum MACAN mengedepankan program-program edukasi publik. Menurut Aprina Murwanti, Kepala Pendidikan dan Program Publik dari Museum MACAN, saat ini museum berusaha untuk menjangkau semua kalangan terutama dari siswa sekolah negeri jenjang SD sampai SMA bahkan SMK dan LSB yang tidak memiliki modal berpariwisata untuk  mengapresiasi seni di Museum MACAN. Salah satu caranya dengan mengadakan kegiatan school visit yang diselenggarkan sejak Juli.

Pihak Museum MACAN memilih sekolah kurang beruntung dan memiliki potensi besar dalam seni di daerah Jakarta untuk berkunjung. Tanpa dipungut biaya, siswa-siswa diantar ke Museum MACAN dengan bus yang telah disewakan oleh pihak museum, melihat karya-karya yang dipamerkan, makan siang bersama, dan pulang membawa cinderamata. Selain itu, ada kegiatan educators forum yaitu ajang pertemuan berulang bagi para guru dan sebuah platform diskusi yang berorientasi pada pengajaran seni di kelas. Kegiatan ini diadakan dua kali setahun untuk melihat dan membahas pameran dengan akses balik layar kepada kurator, seniman, dan koleksi Museum. Kegiatan educators forum ini gratis dan terbuka untuk para pendidik dari seluruh Jakarta dan Indonesia.

Gatot Indrajati, seniman Indonesia sekaligus pengisi kegiatan tersebut  memberi saran untuk para pendidik agar mengembangkan seni untuk anak-anak. Di Museum MACAN, anak-anak mendapatkan buku panduan museum khusus. Buku tersebut berisi kegiatan yang dapat dilakukan di Children Art Space, salah satu bagian di museum khusus anak-anak.

Karya di Children’s Art Space

Kegiatan berupa mencari 10 robot kayu yang bersembunyi diantara instalasi seni yang terbuat dari kardus, membuat sebuah instalasi kecil, dan dihias dengan spidol warna-warni serta stiker. Anak-anak juga dibebaskan untuk berkarya dengan mewarnai dinding Children Art Space. Dengan rangkaian kegiatan tersebut, pihak museum berharap agar semua kalangan dapat mengapresiasi seni secara maksimal.

Coret-coretan di Dinding Children’s Art Space

 

 

Magangers Batch X, Nuntius

Reporter: Lutfi Harjanto, Maria Oktaviana, Vanessa Kristina

Foto : Ikhwan Rhendy Saputro