Ia bernama Soe Hok Gie, pemuda yang lahir dari keturunan Tionghoa. Ia juga seorang aktivis muda yang terkenal sering melontarkan kritik pada pemerintahan Orde Lama maupun Orde Baru.
Lingkap lingkup kehidupannya tidak banyak orang yang tahu, mungkin terdengar asing bagi kaum kebanyakan. Akan tetapi jika masuk dalam ruang lingkup Mapala (mahasiswa pecinta alam) pasti terdengar tidak asing atau sekadar mengetahuinya.
Ia seorang yang merajut perkuliahan di dunia sastra, tepatnya di Universitas Indonesia.
Seseorang yang mencintai budaya sastra dan menuangkan ide-idenya untuk mengkritisi pemerintahan.
Soe Hok Gie adalah salah satu pemuda yang mencetuskan nama Mapala di Universitas Indonesia, karena ia juga gemar mendaki. Gie panggilan akrabnya suka merekam jejaknya pada catatan harian, entah tentang kemanusiaan, pemerintahan, hidup, cinta, dan kematian
Ia dikenal sebagai sosok pemuda yang mencintai negerinya, terbukti dari buku-bukunya yang menentang rezim penguasa. Gie sendiri berjuang di antara lingkup organisasi kecil, menuangkan ide-ide gagasannya pada organisasi itu.
Sepak terjangnya di dunia pendakian selalu menginspirasi kaum muda untuk selalu belajar mencintai negerinya dari mendaki gunung. Gie wafat di Gunung Semeru pada 16 Desember 1969 tepat sebelum berulang tahun ke 27.
Pemuda yang lantang menyuarakan kritik kepada pemerintahan era Presiden Soeharto itu wafat bersama temannya yang bernama Idhan Dhanvantari Lubis. Ia meninggal karena menghirup gas beracun yang di gunung tersebut.
Semangat seorang yang wafat dengan pendirian teguh dan punya prinsip dan kritis seperti Gie, perlu ditiru kaum muda. Apa yang membuat dia dikagumi karena Soe Hok Gie mempunyai idealisme tinggi, tentang kemanusiaan tentunya.
Adik kandung Arief Budiman, salah satu cendikiawan Indonesia itu terkenal lewat buku berjudul Soe Hok Gie: Catatan Seorang Demonstran. Dalam buku tersebut diceritakan sampai akhir bagaimana ia menjadi orang yang berani menghadapi hiruk pikuk politik dan pemerintahan yang dianggap tidak adil. Lebih dari itu, dalam banyak karya Gie selalu menyatakan rasa cintanya pada kaum kaum malang yang tertindas.
Soe Hok Gie bisa menjadi teladan bagi kaum muda sekarang untuk berkarya kritis lewat tulisan, berjuang untuk memajukan bangsa ini.
Yohanes Antonius