Kucing Liar Sayang Dibuang

0
466

Pernahkah kalian melihat kucing yang berkeliaran dijalan?

Apa yang terbesit di benak para millennials?

Apakah bermain dengan kucing liar itu berbahaya?

 JAKARTA ,THE MILLENIALS –  Tahukah kamu, Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak hewan yang berkeliaran di jalanan. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap kesejahteraan hewan.  Sebenarnya, masyarakat yang dimaksud ini terbagi tiga hal lho. Mau tau apa  saja, yuk  simak dengan baik-baik ya!

Nah Millenials, ternyata selain kesadaran masyarakat di negara ini masih sangat minim, hukum yang berlaku pun masih belum kuat. Seperti halnya yang dikatakan oleh Drh. Yadi C. Sutanto, MSi, selaku Kepala Seksi Advokasi Kesejahteraan Hewan di Kementrian Pertanian mengatakan bahwa hukum terhadap kejahatan hewan sudah ada dari zaman belanda, yang lalu tersusun dalam KUHP yang dibuat pada tahun 1950. Namun karena zaman sudah berkembang, maka hukum terhadap kejahatan hewan ini sudah tidak relevan lagi.

Millenials tahu enggak, ternyata sanski yang diberikan kepada pelaku kejahatan terhadap hewan itu tidak setimpal dengan perbuatan yang diterima. Bayangkan saja, hukuman untuk kejahatan ini hanya diberi sanksi paing lama 4 bulan penjara atau denda sebesar 4.500 rupiah. Ringan banget kan?

Pak Yadi sendiri juga mengharapkan akan adanya revisi KHUP agar masyarakat lebih peduli terhadap kesejahteraan hewan ini, menurut Pak Yadi hukuman akan lebih baik jika berbentuk sosialiasi dan edukasi. Seperti  beberapa waktu lalu salah satu dari pengunjung Taman Safari Indonesia memberi alkohol kepada hewan satwa dan pelaku mendapat sanski sosial dan dihukum untuk membantu kegiatan di taman safari sebagai relawan. “Hal ini akan lebih efektif ketimbang masuk penjara dan denda 4.500 rupiah” katanya. Namun dengan hukum yang belum kuat, bukan berati kamu dapat melakukan hal bebas terhadap hewan-hewan di jalanan.

Tidak hanya pemerintah, adapula dari golongan masyarakat yang sudah mulai tergerak akan meningkatkan kesejahteraan hewan. Salah satunya adalah tiga orang pemuda asal Indonesia yaitu Siti Fatimah Ayunindyah, Tamma Febrian dan Yansen Poaler. Mereka bertiga bekerjasama dalam mendirikan satu kafe yang bernama The Cat Cabin di Kemang, Jakarta Selatan.

Didasari akan kecintaan terhadap kucing, mereka pun mendirikan kafe yang bertemakan kucing sejak tahun 2015. Selain menciptakan suasana nyaman mereka juga membebaskan pengunjung untuk berkomunikasi secara langsung dengan berbagai jenis kucing yang terdapat di dalam sana. Diantaranya, ada kucing jenis ragdoll, exotic short hair, exotic long hair, scottish fold, maine Coore, mixed dan tabby.

Millenials, didirikannya kafe ini pun bertujuan untuk para pecinta kucing  yang mungkin belum memiliki, juga dapat bermain dan bersentuhan dengan kucing secara langsung. Namun sangat disayangkan, tak jarang pengunjung yang datang ke sana justru mengganggu ketenangan kucing.

“Cobalah lihat kucing sebagai teman, jangan melihat kucing sebagai sesuatu yang buruk seperti hama ataupun maling,” ucap Kak Ayu gemas, setelah membicarakan perihal perlakuan manusia terhadap kucing pada zaman sekarang. Ia merasa sangat tidak adil bagi kucing yang disiksa oleh manusia. Ia pun kembali berkata dengan semangat akan kepeduliannya terhadap edukasi masyarakat mengenai perilaku terhadap hewan terutama kucing. Bahkan ia pun juga menegaskan, jika ada suatu lembaga atau institusi yang ingin melakukan kampanye mengenai hal tersebut, dengan senang hati ia akan turut berpartisipasi. Wah, keren sekali ya semangatnya, Millenials!

Oh iya, Millenials! Sudah banyak upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan orang-orang yang juga ikut serta dalam upaya menyejahterakan hewan. Dan upaya-upaya mereka harus kita dukun, dan sudah tidak alasan lagi bagi kamu untuk menyakiti hewan. Kita pemuda harapan bangsa, yang sayang terhadap makhluk hidup. Yay!

Kelompok 4,  The Millenials                                                                            Foto : Dokumen Kelompok Millenials

Magangers Kompas Muda Batch X Tahun 2018, Kelompok The Millenials

1. Jonathan Edrick (fotografer), SMA Tarakanita Gading Serpong
2. Alifah Salwa Shabrina Sibarani (reporter), MAN 4 Jakarta
3. Edith Vannesa Christy (reporter), SMK N 48 Jakarta
4. Eva Alicia Wijaya (desainer grafis), IPEKA Integrated Christian School
5. Izky Fadhilah (reporter), MA Husnul Khotimah Kuningan, Jawa Barat

  • Tulisan di atas merupakan karya asli kelompok The Millenials