KKN-PPM UGM di Wonogiri: Pelihara Burung Hantunya, Usir Tikusnya

0
474

 

Sebanyak lima ekor burung hantu ditangkarkan di dalam rumah burung hantu (Rubuha) di atas pohon pinggiran sawah. Pada awalnya Kelompok Tani Sedyo Subur Dusun Badut, Desa Semagar, Wonogiri, Jawa Tengah memiliki permasalahan serangan hama tikus selama dua kali periode tanam. Hama tikus yang menyerang tidak hanya di satu lokasi, tetapi menyebar sampai dusun lainnya seperti Dusun Demopo dan Dusun Semagar Duwur.

Kelompok Tani Sedyo Makmur yang digerakkan oleh Pak Tarmo beberapa waktu belakangan ini sudah mulai menggalakkan budaya bertani organik kepada para petani. Pertanian organik yang diterapkan sudah menjuarai kompetisi sebagai kelompok tani terbaik se-kabupaten Wonogiri pada bulan April yang lalu. “Kami pun pada awalnya tidak terpikirkan untuk menjuarai lomba tersebut, kami hanya mencoba untuk tidak malu-maluin kecamatan Girimarto di tingkat kabupaten” ujar Pak Tarmo, Minggu (15/7/2018) di  Girimarto, Wonogiri.

Dalam bertani organik, petani dilarang menggunakan pupuk berbahan kimia maupun pestisida, maka dari itu pupuk yang digunakan terbuat dari kotoran sapi yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sebagai pupuk tanaman. Hasil pertanian yang diperoleh pun sudah mendapatkan sertifikasi nasional sehingga bisa dipasarkan dengan label organik.

Lihat video : Hama Tikus Merajalela, Lihat yang Mahasiswa KKN ini lakukan!!

Terdapat banyak keuntungan dengan bertani organik diantaranya harga jual hasil pertanian organik di pasaran pun dua kali lipat dibandingkan dengan hasil pertanian non-organik, bertani organik juga mampu mengembalikan unsur hara tanah dan bakteri yang bermanfaat untuk kesuburan tanah namun bertani organik juga terdapat kekurangan diantaranya dalam menanggulangi tikus karena tidak boleh menggunakan racun tikus atau cara sejenis untuk mengatasinya.

Mahasiswa KKN-PPM UGM tahun 2018 memberikan usulan untuk menangkarkan burung hantu (Tyto alba) sebagai pengendali hama tikus yang ada di persawahan. Penangkaran tersebut terinspirasi dari petani yang ada di Pati, Demak dan Bantul dalam mengatasi masalah serupa. “Semoga kami dalam memberdayakan burung hantu ini dapat berhasil dan dapat membantu para petani dalam mencapai keberhasilan tanaman padi organik” harap Pak Tarmo pada saat pemasangan Rubuha.

 

Penulis : Abdurrahman Hanif

Fakultas Kedokteran Hewan UGM

Peserta KKN-PPM UGM 2018-JT012