Penggalangan Dana Publik untuk Pendidikan di Indonesia Timur

0
237

Tanah air ku tidak kulupakan // Kan terkenang selama hidupku // Biarpun saya pergi jauh // Tidak kan hilang dari kalbu // Tanah ku yang kucintai // Engkau kuhargai //

Petikan lagu “Tanah Airku” ini mau tidak mau terlintas begitu mendengar kegiatan yang diinisasi oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA Australia/ PPIA). Program yang bertajuk “Improving Papua and East Nusa Tenggara’ Education” atau disingkat IMPACT ini merupakan program bantuan sosial guna mendorong kemajuan pendidikan di kawasan Timur Indonesia. Penyelenggaraan IMPACT merupakan wujud kepedulian, upaya, serta partipasi aktif kalangan pelajar Indonesia di seluruh Australia, untuk turut memberikan sumbangsih pemikiran maupun tindakan nyata terhadap pembangunan sosial dan ekonomi bagi masyarakat Indonesia di wilayah timur Indonesia, khususnya di Provinsi Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT), melalui bidang pendidikan.

PPIA menyasar untuk turut serta dalam pengembangan sepuluh taman baca di beberapa lokasi di Papua dan NTT, melalui pemberian bantuan berupa perlengkapan, peralatan, serta buku-buku penunjang kegiatan belajar yang akan berdampak terhadap keberlanjutan serta aksesibilitas informasi bagi setidaknya 400 anak. Bantuan tersebut direncanakan akan disampaikan kepada penerima manfaat pada bulan April 2018 lalu.

Kawasan Indonesia Timur dipilih sebagai sasaran program, dikarenakan kedua wilayah ini, masih berada dalam kategori daerah tertinggal di Indonesia, meski memiliki potensi alam yang melimpah. Menurut data Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), sebanyak 103 dari 122 kabupaten yang masuk kategori daerah tertinggal berada di wilayah Indonesia Timur. Di antara provinsi-provinsi di wilayah tersebut, Papua dan NTT merupakan dua provinsi dengan daerah tertinggal paling banyak. Peraturan Presiden No. 131 Tahun 2015 merincikan, terdapat 25 kabupaten di Papua dan 18 kabupaten di NTT yang masuk kategori daerah tertinggal. Di samping itu, data BPS pada tahun 2016 juga menunjukkan angka kemiskinan yang tinggi di kedua provinsi tersebut, yaitu 28,54 persen dari jumlah penduduk di Papua dan 22,19 persen di NTT.

PPIA percaya bahwa pendidikan, sebagai salah satu pilar utama dalam pembangunan, merupakan jalan keluar utama dalam memutus rantai kemiskinan, selain juga dapat menjadi sarana untuk melahirkan individu-individu berdaya saing tinggi yang kelak dapat menjadi pemimpin hebat Indonesia di masa mendatang. Melalui IMPACT, program bantuan sosial ini, PPIA menggarisbawahi bahwa penguatan upaya-upaya di bidang pendidikan di daerah-daerah terpencil khususnya di kawasan timur Indonesia, merupakan tanggung jawab seluruh warga negara Indonesia.

PPIA menggunakan laman web Kitabisa.com untuk menjaring donasi sejak Februari 2018 ini telah menjaring dana publik sebesar Rp 32.275.200 selama periode kampanye. Semoga semakin banyak anak muda Indonesia yang peduli dan bersama-sama membangun pendidikan di seluruh penjuru negeri.

Teks & Foto: PPIA Australia