Mengintip Kisah Dibalik 4 Tren Berbusana 2017

0
387

MuDaers, sadarkah kalian terutama bagi kalian yang peduli penampilan, ada suatu pakaian model baru atau pakain model lama yang kembali menjadi tren berbusana terkini? Menutup tahun 2017 tidak lengkap rasanya jika tidak membahas tren berbusana yang populer pada tahun ini, iya enggak MuDaers? Apalagi dengan perputaran dunia mode yang begitu cepat sehingga tren berbusana cepat sekali bergeser. Nah kali ini, kita akan menguak sedikit sejarah mengenai tren-tren berbusana tersebut. Yuk, disimak!

  1. Bomber Jacket

Bomber Jacket yang nge-tren di 2016 setelah dipakai Presiden Jokowi dalam memberikan konferensi pers kembali menjadi tren di 2017. Uniknya, dulu Bomber Jacket merupakan jaket khusus untuk pilot pesawat pengebom Amerika Serikat saat Perang Dunia I. Pasukan pengebom yang membutuhkan pakaian hangat karena pesawat yang tidak memiliki kokpit saat itu membuat perancang busana militer membuat Bomber Jacket. Produksinya pun tidak massal sehingga tidak semua orang bisa memilikinya.

Perkembangan Bomber jacket dimulai dari seri A-1 dan A-2 yang masih berbahan kulit. Kemudian dengan bahan yang sama ditambahkan bulu pada bagian kerah dalam seri G-1. G-1 sendiri kemudian menjadi fashion tren karena dipakai Tom Cruise dalam film Top Gun pada 1986.

Seri Bomber Jacket berlanjut ke B-15 pada 1943 yang diproduksi dengan bahan nilon. Kemudian pada 1950-an dilanjutkan MA-1 yang awalnya berbahan katun kemudian diganti dengan bahan nilon. Bahan kulit mulai ditinggalkan karena saat itu jet semakin berkembang dan mampu untuk terbang lebih tinggi. Sehingga dikhawatirkan jaket berbahan kulit akan membeku di ketinggian tertentu apabila terkena air.

Terakhir adalah seri MA-2 yang dibuat dari bahan nomex. Memiliki desain dengan dalaman yang senada dengan warna luar dan ukuran yang lebih pendek pada bagian pinggang. Bomber Jacket seri inilah yang kemudian banyak kita temukan sekarang.

  1. Pakaian Oversize

Seiring dengan berakhirnya Perang Dunia I pada1920-an, wanita kemudian mendapatkan haknya untuk bekerja dan menyuarakan haknya dalam pemilihan umum (atau sebagai warga negara). Mengikuti tren tersebut, untuk menunjang wanita aktif, dunia mode kemudian membuat pakaian yang lebih praktis untuk dikenakan wanita meninggalkan tren korset yang ketat saat itu.

Coco Chanel menjadi brand pertama yang memproduksi pakaian tak berbentuk, besar dan tidak dihiasi ornamen-ornamen. Selain lebih praktis karena bentuknya yang longgar dan nyaman, pakaian ini menunjukkan sisi maskulin dalam diri wanita. Kemunculan pakaian oversize juga memicu kemunculan blus dan dan celana panjang.

  1. Ripped Jeans

Berawal dari tahun 1970-an dimana cara berpakaian adalah salah satu hal penting dalam mengekspresikan diri serta menunjukkan status pemakainya. Saat itu jeans dianggap terlalu kasual untuk dikenakan profesional dan businessman. Karena jeans sendiri yang ditemukan pada 1873 oleh Levi Strauss dibuat berdasarkan kebutuhan para penambang emas pada masanya.

Hingga pada akhir 1980-an muncul Ripped Jeans yang dipopulerkan oleh musisi genre hard rock/heavy metal. Seperti Iggy Pop, yang pada saat bernyanyi dari panggung ke panggung sering memakai jeans yang sama hingga jeans yang dipakainya robek, dan menurutnya hal itu kelihatan keren. Kemudian hal ini mengundang banyak musisi lainnya untuk memakai ripped jeans.

Ripped jeans juga menjadi aksi rebel generasi muda dalam mendongkrak kultur saat itu, agar jeans dapat dipakai oleh banyak kalangan, tidak melulu orang yang dianggap kelas sosial menengah ke bawah. Salah satu faktor lain ripped jeans dapat terkenal adalah karena para pemasar yang dengan cepat memproduksi celana tersebut dan dijual dengan harga yang tidak murah.

  1. Pale Dogwood Color

MuDaers, mungkin secara tidak sadar kita banyak melihat warna pink yang baru muncul di 2017 ini dan bertanya-tanya, sebenarnya itu warna pink apa sih? Untuk MuDaers yang mengikuti tren busana Korea, pasti tidak asing dengan warna Pink pudar ini. Dinamakan Pale Dogwood Color atau disebut juga “Millenial Pink”, warna yang menurut Pantone, sebuah perusahaan di Amerika yang terkenal dengan Pantone Matching System-nya, adalah “Top 10 Colors for Spring 2017”.

Pantone sendiri mendeskripsikan warna ini sebagai, “Quite and peaceful pink shade that engenders an aura of innocence and purity.” Warna Pink pudar ini muncul dari keinginan para fashionist untuk menunjukkan bahwa pink tidak hanya bisa dipakai oleh wanita serta merubah stigma masyarakat bahwa pink adalah warna yang terlalu feminin.

 

Penulis: Kompas Corner/Adina Fayza Gayo

Penyunting: Kompas Corner/Nico Wiranito

Ilustrasi: Kompas Corner/Vanessa Salamintargo