“Baper” di Alunan Musik Payung Teduh

0
640

Hari ke 3!!!! Yap, pada tanggal 8 Oktober 2017 Sync Fest sukses menutup acara dengan menampilkan musisi – musisi berbakat Indonesia. Di hari ketiga ini, JIEXPO ramai banget sama penonton. Jika di hari-hari sebelumnya penonton mayoritas dari usia remaja. Berbeda dengan hari Minggu (8/10), banyak penonton berasal dari generasi 80an. Musisi yang tampil hari ini Kahitna, Payung Teduh, Naif, Kla Project, Sisitipsi, Danilla, Stars and Rabbit dan 31 musisi lainnya.

Dynamic Stage, stage terbesar di Syncfest sudah penuh dengan penggemar Payung Teduh. Para penonton duduk dengan sabar di depan panggung dan setia menunggu sembari mengobrol dengan teman-temannya. Ada yang berfoto-foto ria, menghafalkan lirik dan mengupdate kegiatan mereka di media socialnya.

“Iya kami lagi nungguin Payung Teduh nih,” kata salah satu penonton.

Tata Panggung yang apik dan menarik (foto : Gregorius Bernardino Saragih)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Saat pukul 19.15, band yang ditunggu – tunggu pun naik keatas panggung. Penonton yang awalnya duduk langsung berdiri dan merapat ke dekat panggung. Namun, beberapa penonton lain pun sempat protes dan berseru – seru kepada yang lain untuk duduk kembali. Ya, beberapa penonton ingin menikmati lagu Payung Teduh dengan duduk. Walaupun pada akhirnya seluruh penonton beranjak berdiri menikmati alunan musik.

Foto: Gregorius Bernardino Saragih

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Payung Teduh yang beranggotakan Is (vocal), Comi (contra bass), Ivan (gitarlele dan trumpet) dan Ale (drummer) membuka penampilan mereka dengan lagu “Kita adalah Sisa-sisa Keikhlasan Yang Tak Diikhlaskan”. Suasana yang riuh menjadi tenang, syahdu dan damai saat musik mereka mengalun. Lirik – liriknya yang puitis membius perhatian penonton.

Suasana teduh, seteduh lagu mereka. Barawal dari musik teather, akhirnya band ini resmi terbentuk di tahun 2007. Sepuluh tahun berkarya di dunia musik, secara mengejutkan Payung Teduh membocorkan peluncuran album terbaru mereka di SyncFest kemarin persis sebelum menyanyikan lagu pertama. Album tersebut bernama “Ruang Tunggu” dan rencananya akan diluncurkan ke publik pada bulan November.

Penonton merekam penampilan Payung Teduh (foto :Gregorius Bernardino Saragih)

“Saya agak tidak bisa bernyanyi,” kata Is setelah menyanyikan lagu pertama. Memang benar, suaranya sedikit serak. Namun, mereka tetap menunjukkan profesionalitas mereka dengan baik. Bahkan penonton tetap merasa penampilan Payung Teduh keren. Total Payung Teduh memainkan 8 lagu terbaik mereka.

Daftar Lagu Payung Teduh yang dinyanyikan :

  1. “Kita adalah Sisa – Sisa Keikhlasan Yang Tak Diikhlaskan”
  2. “Menuju Senja”
  3. “Berdua Saja”
  4. “Rahasia”
  5. “Tentang Gunung dan Laut”
  6. “Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan”
  7. “Angin Pujaan Hujan”
  8. “Akad”

Interaksi dengan penonton terjalin dengan baik. Bahkan, Payung Teduh juga sedikit usil. Mereka menghentikan performancenya saat penonton sedang asyik-asyiknya bernyanyi. “Manggung jangan terlalu serius ah,” kata Is yang mengundang tawa penonton.

Payung Teduh menyanyikan 8 lagu andalan (foto : Gregorius Aldi Bagaskoro)

Payung Teduh membayar keusilan mereka dengan lagu yang booming setelah mengisi soundtrack suatu film, yaitu lagu ““Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan”. Langsung saja penonton bernyanyi dengan semangat. Malam itu, Payung Teduh juga menyampaikan pentingnya melindungi karya sendiri. “Lu harus lindungi karya lu,” pesan Is mantap yang disambut tepuk tangan.

Payung Teduh menutup performance mereka dengan lagu “Akad” yang serentak membuat baper penonton.

“Sudilah kau menjadi istriku,” itulah penggalan lagu terakhir yang meninggalkan kesan di malam itu.

Reporter : Faizah Diena Hanifa

Fotografer : Gregorius Bernardino Saragih dan Gregorius Aldi Bagaskoro