Terhitung sejak Senin (10/7), 37 Magangers di Kompas Muda Batch IX telah memulai petualangannya dalam menyelami samudera jurnalistik dari perspektif anak muda. Perjalanan berguru kami diawali dengan permainan tim yang menjadi titik awal kami dalam mengenal teman-teman seperguruan. Lapangan futsal Kompas menjadi saksi bisu kegilaan jiwa muda kami.
Perjalanan kami bergeser menuju materi – materi dari para pemateri yang akan membantu kami, para calon penerusnya, agar tetap relevan dengan keadaan dunia jurnalisitik masa kini.
Sebagai awalan, para magangers diperkenalkan dengan Harian Kompas. Mulai dari pendiri Kompas, hingga prestasi-prestasi yang dicapai oleh penerusnya. Pada intinya, sejak didirikan, Kompas berusaha menularkan semangat keindonesiaan dan kemanusiaan bagi pembaca setianya di segala penjuru nusantara.
Perjalanan berguru kami berlanjut ke ranah terpenting yang harus diketahui oleh para jurnalis muda, dasar jurnalistik. Mas Budi Suwarna selaku Kepala Desk Kompas Muda, berbagi ilmunya sebagai bekal awal kami di Magangers Kompas Muda.
Ia berkata, yang perlu ditekankan adalah mengenai penggunaan data yang terpercaya dalam menulis. Dilanjutkan dengan Mas Hendra dari Litbang Kompas menyampaikan bahwa ditengah derasnya arus informasi, hoaks menjadi racun termudah dalam menutup kebenaran informasi yang ada. Beliau menegaskan bahwa, sebagai seorang jurnalis yang tulisannya akan dibaca oleh masyarakat luas, menulis sesuai fakta yang adalah hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Tak hanya dari sisi penulis, kita sebagai pembaca, harus memeriksa ulang kembali sumber-sumber dari data yang disuguhkan dalam sebuah tulisan.
Di akhir hari kedua, Selasa (11/7), kami para Magangers, diajak berkeliling ruang redaksi yang dihuni oleh para tetua. Aura semangat Harian Kompas begitu terasa kental ketika mendaratkan langkah pertama kami di ruang tersebut. Walaupun sudah tidak tergolong muda, tetapi masukan-masukan yang diberikan sangat sesuai dengan kebutuhan jurnalis muda, loh!
Meskipun rasanya sudah begitu banyak hal yang kami dapatkan selama 2 hari berguru, tetapi rasa haus ilmu anak muda kami tidak pernah surut! Masih banyak tantangan – tantangan yang menunggu kami di hari esok. Kami, para Magangers, masih separuh jalan berguru kepada para tetua.