“No mas” (Tidak lagi) demikian kata yang diucapkan Roberto Duran Samaniego (Edgar Ramírez) pada pertarungan ulangan di bulan November 1980 antara Roberto Duran dengan Sugar Ray Leonard (Usher Raymond). Hal ini terjadi di ronde ke-8 dan mengejutkan banyak pihak, terlebih dunia tinju saat itu. Duran adalah seorang petinju hebat yang tak terkalahkan waktu itu, namun tanpa disangka dikalahkan Ray dengan cara yang “Tak terhormat.”
Keputusan meyerah ini diambil karena Duran sudah tak fokus dalam bertanding. Berbagai masalah muncul sebelum pertandingan digelar. Seperti kesepakatan bertanding ulang Duran vs Ray yang diambil tanpa kesadaran Duran. El-Cholo -sebutan Duran- tak siap menghadapi pertandingan ulangan tersebut. Lantaran jeda dengan pertandingan sebelumnya terlalu singkat (3 bulan) padahal seharusnya (paling minim) 5 bulan jeda.
Sebelumnya pada Agustus 1980, Duran telah mengalahkan Sugar Ray Leonard dengan kemenangan angka. Bagi Ray, kekalahannya atas Duran pada pertandingan Agustus dikarenakan dirinya terprovokasi oleh perkataan Duran kepada istrinya (Jurnee Smollet Bell) yang menyatakan bahwa istrinya adalah perempuan jalang, dan Duran akan bercinta dengan Ray diatas ring. Perkataan inilah yang membuat Ray tak dapat berkonsentrasi dan kehilangan fokusnya, walhasil ia kalah atas Duran. Namun ia meminta pertandingan ulang sehari setelah kekalahan ini.
Demikian cuplikan cerita dari film Hands of Stone (Si tangan batu) karya Jonathan Jakubowicz yang dirilis tahun 2016. Hands of Stone merupakan film biografi legenda tinju Panama, bahkan dunia Roberto Samaniego Duran atau biasa dijuluki El-Cholo. Selama karirnya, Duran telah melakoni 119 laga, dengan rincian 103 kemenangan, 70 di antaranya menang dengan KO dan 16 kali kalah.
Duran kecil hidup dalam kekacauan. Di mana Panama dan Amerika saat itu tengah konflik memperebutkan daerah terusan Panama. Masyarakat Panama hidup dalam kesengsaraan, kekerasan di mana-mana, kelaparan melanda, dan unjuk rasa terus terjadi hampir setiap waktu. Hal ini membuat Duran kecil harus mencari makanan dengan mencuri dan mempertaruhkan nyawa.
Karir tinju Duran dimulai saat mengunjungi sebuah sasana milik Plomo (Pedro Perez) dan menawarkaan diri pada Plomo untuk melatihnya. Namun Plomo menolak, lantaran Duran hanya seorang gelandangan yang bengal juga liar yang tak akan bisa bermain tinju yang mempunyai aturan dan ketentuan pasti. Beberapa saat setelah penolakan tersebut, melihat Duran bermain tinju jalanan dan menyaksikan bakat tinju Duran.
Kemudian Duran dilatih Plomo. Sampai akhirnya bakat Duran dilirik oleh pelatih legendaris Ray Arcel (Robert De Niro). Arcel berperan penting dalam karir Duran, pun berhasil meredam kebengalan Duran sebagai seorang anak jalanan. Singkat cerita, Duran mulai terkenal di dunia tinju, tak terkecuali tinju Negeri Paman Sam (yang merajai dunia tinju saat itu).
Salah satu petinju Amerika Sugar Ray akhirnya menantang Duran untuk naik ring. Duran menerima tawaran tersebut dengan misi mempermalukan Amerika yang telah mengobrak-abrik Panama. Agustus 1980 Duran bertarung melawan Sugar Ray dan berhasil memenangkan pertandingan tersebut. Akibat kemenangan tersebut Ray disebut sebagai pahlawan Panama, karena telah mempermalukan Amerika Serikat (negeri asal Sugar Ray). Namun Duran lupa akan jasa teman-temannya yang telah menemani Duran hingga puncak karir. Duran menyebut mereka sebagai seorang parasit.