Kampung Warna-Warni Jodipan

0
610

Bagi saya, setiap perjalanan itu mempunyai makna tersendiri, baik perjalanan maupun  destinasi yang menjadi tujuan saya. Sebenarnya, perjalanan ini sudah saya lakukan pada akhir tahun lalu, tetapi perlu waktu lama untuk melupakan perjalanan ini. Walau terlihat alay, tapi jujur ini hal yang memang saya rasakan. Jadi, simak yuk perjalanan saya ke Malang, Jawa Timur.

Semenjak kuliah di Jakarta, jarang sekali bagi saya mendapatkan kesempatan melancong ke tanah jawa beda sekali sewaktu saya masih sekolah dulu kerap kali berjalan-jalan atau sekedar melihat-lihat tempat wisata ditanah jawa. Suatu hari saya terpilih  menjadi peserta yang ikut disebuah acara perkemahan persaudaran dari beberapa komunitas di Indonesia dan acara itu gratis. Saya diberikan fasilitas yang amat baik dari tiket kereta ekskutif sampai hal lainya yang bagi saya sudah sangah wah karena semua tanpa biaya.

Selepas kegiatan di Yogyakarta saya tak ingin langsung pulang ke Jakarta, daripada saya pulang menggunakan kereta eksekutif lagi mending saya pergunakan uangnya untuk jalan-jalan dengan kereta ekonomi. Apalagi, saya sudah rindu melipir ke kota kelahiran saya, yaitu Malang. Tanpa pikir panjang, saya beli tiket kereta dan berangkat ke Malang dengan uang yang cukup banyak, karena di acara sebelumnya mendapat uang jajan.

Selama perjalanan ke Malang di kereta saya sudah cari-cari destinasi yang menarik dan baru. Karena hanya satu hari di Malang, akhirnya saya memutuskan mengunjungi kampung warna-warni Jodipan yang terletak di pinggiran Sungai Brantas. Saya pun menghunungi teman-teman di Malang. Sontak mereka tertawa karena aneh melihat saya aneh, jauh-jauh dari Jakarta malah minta main ke Jodipan.

Ah tak apalah, saya ditertawakan tapi kemauan saya sudah bulat. Setelah sempat istirahat sehari, saya langsung cus pergi ke Jodipan. Karena saya menggunakan mobil pribadi sangat sulit untuk menemukan tempat parkir jadi para wisatawan yang mau ke Jodipan sangat disarankan untuk mengunakan motor saja karena posisi Kampung Jodipan ini terletak di pinggir jalan.

Foto: Lia Esdwi Yani Syam Arif

Harga tiketnya juga murah cukup merogoh uang Rp 2.000, para wisatawan bisa puas masuk berjalan-jalan bahkan berselfie ria di sana. Saya akui pemandangan di sana tidak begitu baik tapi apabila kita naik ke bagian atas kampung maka akan terlihat menarik karena semua bangunan penuh dengan warna sangat cocok bagi yang suka selfie selain tembok yang berwarna-warni. Selain itu, di Jodipan terdapat beberapa lukisan mural yang bisa dijadikan tempat berfoto. Ah, saya benar-benar jatuh cinta dengan tempat ini.

Para pengunjung jangan takut kelaparan karena di sana terdapat banyak sekali warung-warung yang menyediakan aneka macam makanan dan minuman. Di tengah kampung ini juga terdapat kamar mandi umum yang bersih jadi sangat nyaman untuk digunakan.

Usut punya usut ternyata kampung ini menyerupai kampung yang berada di Brazil. Penecetus kampung ini dimulai dari beberapa mahasiwa Jurusan Komunikasi,  Universitas Muhamadiyah Malang yang  berkerjasama dengan perusahaan cat. Singkat cerita, dulunya Kampung Jodipan sangat kumuh dan tingkat kriminalitas yang tinggi. Penyebabnya, penduduk setempat memiliki penghasilan yang minim.  Dengan perubahan yang drastis, kawasan ini menajdi tempat wisata yang bersih dan keren sehingga  banyak warga yang beralih pekerjaan dengan membuka warung di sekitar tempat wisata.

Foto: Lia Esdwi Yani Syam Arif
Penulis:
Lia Esdwi Yani Syam Arif
Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Arab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta