“Diracuni” di Main Stage HaiDay 2017

0
634

“Yang hujan turun lagi, angkatin jemurannya yang kau cuci.” Lho, kok liriknya berubah gitu? Lagu yang sukses bikin ortu kita nangis galau di zamannya, digubah menjadi komedi oleh sekelompok musisi nyentrik yang pernah menjadi band pengiring Warkop DKI selama lebih dari sembilan tahun lamanya.

Bakat komedian bercampur dengan musik rupanya membuat Orkes Moral Pengantar Minum Racun (OM PMR) sukses bertahan di industri musik tanah air sejak 40 tahun lalu. Meski sempat vakum lebih dari satu dekade, bangkitnya OM PMR disambut secara positif oleh masyarakat. Malahan, usia tidak menjadi halangan bagi OM PMR untuk meraih pangsa pasar kaum muda. Musisi-musisi senior ini semakin berani untuk “mengacau” lagu-lagu yang dibawakan musisi masa kini, seperti Naif, Efek Rumah Kaca, dan Kunto Aji.

Lalu, apa makna di balik nama “Pengantar Minum Racun”? Tentu aja bukan karena mereka doyan minum oplosan. Jadi ceritanya salah satu penyiar radio Prambors, Wre Munindra jeli melihat ke-gokil-an yang ada di diri masing-masing personil. Saat itu warkop DKI yang beranggotakan Dono, Kasino, dan Indro memang sedang mencari band yang mampu mengiringi mereka untuk siaran di Prambors. Nama OM PMR mereka dapatkan dari almarhum Kasino secara spontan tanpa ada makna khusus di baliknya. Justru spontanitas itu yang mampu membuat nama “OM PMR” terdengar catchy dan menimbulkan rasa ingin tertawa ketika pertama kali mendengarnya.

Hingga dirasa mampu untuk berkarya mandiri, barulah OM PMR dilepas oleh para legenda komedian Indonesia. Pada 1987, OM-PMR melejit setelah debut lagu “Judul-judulan” yang kabarnya laku keras terjual di Indonesia. Dilanjutkan dengan memelesetkan lagu, OM PMR mampu membuat suatu tren baru di dunia musik. Ada banyak band-band lain yang mencoba mengikuti jejak OM PMR dengan memarodikan lagu-lagu. Akan tetapi, eksistensi mereka belum mampu mengalahkan silaunya popularitas OM PMR.

Meskipun sudah naik daun, OM PMR tidak pernah merasa di atas awan. OM PMR yang beranggotakan Jhonny Iskandar, Boedi Padukone, Yuri Mahippal, Imma Maranaan, Ajie Cetti Bahadur Syah, dan Harri “muke kapur” ini merasa bahwa ketenaran yang mereka dapatkan tidak terlepas dari pengaruh Warkop DKI. “Tentu pengaruhnya sangat besar. Kami lama dibimbing sampai akhirnya dilepas. Waktu almarhum meninggal juga kami sangat kehilangan”, ujar Jhonny Iskandar, vokalis OM PMR yang identik dengan kacamata rantai dan jari jemarinya yang dipenuhi cincin berbatu akik seperti jari bapak-bapak pada umumnya.

OM PMR vakum saat peralihan dari orde baru ke reformasi. Barulah di tahun 2014, mereka bangkit kembali dari peristirahatan mereka. Sejak kembali aktif, grup senior ini mengaku sibuk manggung di mana-mana sampai belum sempat pulang ke rumah. Bukan hanya generasi bokap-nyokap kita yang menyambut OM PMR, kini musik OM PMR dinikmati oleh semua kalangan termasuk generasi muda.

Kelompok musik dangdut komedi ini mengungkapkan bahwa kehadiran mereka tidak dipengaruhi oleh musisi tertentu, begitu juga halnya dengan masuknya mereka ke pasar anak muda. “Kita ga ada target spesifik ke anak muda sih, mereka yang datang sendiri dan tertarik sama musik kita”, ujar Harri “muke kapur” yang sangat aktif mondar-mandir di stage.

Dok. Rifki Maulana

Selain sibuk manggung, OM-PMR juga baru aja ngeluarin single terbaru based on lagunya Kunto Aji. Parodi ini diberi judul “Too Long to be Alone” (judul lagu aslinya bisa lo tebak sendiri). Musisi-musisi yang mengaku hobi juga dengerin musik anak muda ini berencana untuk ngeluarin album sesegera mungkin. Jadi, Sahabat Racun (SaBar) harus bersabar yaa.

Performance OM PMR pada Minggu (30/04/2017) sangatlah enerjik. Diawali dengan lagu Indonesia Raya, setiap personilnya mampu menghadirkan suasana ceria. OM PMR juga membawakan lagu-lagu lainnya seperti Malam Jumat Kliwon, Banjir, Topan, Istilah Cinta, Cinta Melulu, dan Bintangku Bintangmu. Seperti biasanya, OM PMR tidak lupa untuk mengocok perut penonton dengan jokes mereka yang nyeleneh.

Kehadiran OM PMR, Orkes Moral Pengantar Minum Racun membuat Britamax Hai Day menjadi lebih fun. Sebagai selingan musik cadas, dangdut komedi yang dibawakan oleh om-om ini mampu meraih barisan penonton yang cukup padat. Massa tidak ragu untuk berjoget, terutama ketika lagu andalan “Judul-judulan” yang ternyata juga menjadi lagu favorit semua personil, dibawakan sebagai lagu penutup.