Himawan Arief Sugoto – Pemerintah memiliki program yang dinamakan program Sejuta Rumah yang bertujuan untuk membantu menyediakan tempat tinggal yang layak bagi masyarakat dengan keadaan ekonomi rendah. Sebagai developer atau pengembang, Perusahaan Umum Pembangunan Nasional atau Perumnas memiliki target dari program Sejuta Rumah tersebut dengan target pendapatan mencapai RP 2,5 T di tahun 2016. Menurut Himawan Arief Sugoto, Perumnas memiliki pasokan rumah yang lebih besar jika dibandingkan dengan developer yang lainnya.
Menurut Himawan Arief Sugoto yang saat itu masih menjabat sebagai Direktur Utama dari perumnas mengemukakan jika Perumnas memiliki 25 ribu unit hunian baik untuk landed house ataupun vertical. Jumlah tersebut lebih banyak jika dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 17 ribu unit di tahun 2015. Terdapat 2 kelompok hunian dari Perumnas yaitu Landed dan Vertical house. Rumah sederhana tapak yang dimiliki Perumnas memiliki harga jual tertentu dan dapat memperoleh KPR bersubsidi sehingga jenis hunian ini cocok bagi masyarakat kelas menengah ke bawah yang belum pernah memiliki rumah.
Baca Juga Artikel Tekait : Biodata Himawan Arief Sugoto
Selain rumah bersubsidi yang ditawarkan oleh Perumnas, rumah non subsidi juga dapat Anda peroleh di Peurmnas. Perumnas menawarkan dan menyediakan rumah sederhana non subsidi dengan harga yaitu sekitar Rp 200-250 juta dan kedua jenis rumah tapak yang ditawarkan (subsidi dan non subsidi) mencapai 80% dari jumlah total. Perumnas juga menawarkan rumah menengah dengan harga sekitar Rp 300-400 juta dengan porsi sebesar 10-20% dan rumah tersebut separuhnya ditangani oleh anak perusahaan Perumnas
Sedangkan untuk jenis rumah vertical, menurut Himawan Arief Sugoto, 90% unit berbentuk Rusunami (rumah susun sederhana milik) dan tidak semuanya dapat menggunakan KPR Bersubsidi dan harga tersebut mencapai Rp 300-400 juta setelah pembebasan pajak dari pemerintah hingga R 250 juta untuk membantu mendorong penjualan rusunami. Perumnas juga membangun 40 tower dalam 2 tahap. Jika dibandingkan dengan rumah vertical (Rusunami atau apartemen) jumlah rumah tapak lebih banyak dan sejak 2012, rumah tapak masih 70%, sehingga di tahun 2016, porsi dari jumlah rumah tapak dikurangi menjadi 60% dan konsep hunian di perkotaan, rusunami lebih cocok karena lebih dekat dengan tempat kerja dan minimnya lahan.