Yuna tampil di Dago Tea House, Bandung, dalam rangka tour promosi album terbarunya, Chapters, Sabtu (3/12).

Perempuan-perempuan muda yang meramaikan panggung terbuka Dago Tea House, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (3/12) malam, menjadi saksi bahwa Yuna (30), penyanyi asal Malaysia yang sukses menembus panggung musik internasional itu, layak dipuja. Dipuja karena kualitas musik yang diusungnya, serta sosoknya yang menginspirasi perempuan-perempuan muda agar berani mengejar impian mereka.

Yuna hadir kembali ke Indonesia. Namun, kali ini ia menyapa Bandung sebagai salah satu kota yang dia kunjungi dalam rangkaian tur Asia, mempromosikan album terbarunya, Chapters. Sebelum melawat ke Bandung, Yuna sukses menghibur penggemarnya di Hongkong dan Singapura dalam rangkaian tur Asia ini.

Bandung menjadi kota yang dipilih Yuna untuk mempromosikan album terbarunya karena kota ini memiliki tempat spesial di hati Yuna. Sejak dulu, saat masih menjadi penyanyi dan musisi indie, Yuna kerap bermimpi tampil di Bandung.

Bagi Yuna, Bandung dengan atmosfer kreatifnya adalah tempat paling tepat untuk ”memperdengarkan” musiknya. Secara pribadi, Bandung yang pernah dia kunjungi tujuh tahun lalu juga menyimpan kenangan khusus. Kali ini, Yuna didatangkan ke Bandung oleh KiosPLAY, promotor yang menghadirkan Morrissey dan Tame Impala ke Jakarta.

Malam itu, Yuna sukses menyihir penggemarnya yang rata-rata perempuan muda dalam konser yang berlangsung singkat, satu jam saja, tetapi berjalan intim. Di atas panggung, penyanyi yang baru saja merayakan ulang tahun ke-30 itu menghadirkan kemampuan vokalnya yang prima dengan balutan musik indah, menghibur penggemar yang berdiri rapat di bibir panggung.

Sejumlah lagu di album Chapters dibawakan dengan sempurna. ”Crush” yang dalam versi aslinya dibawakan bersama Usher; ”Used To Love You” yang dalam versi aslinya dibawakan bersama penyanyi idola Yuna, Jhene Aiko; ”All I Do”; ”Mannequin”; ”Lanes”; dan ”Love Your Life”.

Kualitas bermusik Yuna malam itu betul-betul teruji. Nyaris tak ada kekurangan dalam penampilannya. Suaranya terdengar bening, kadang melembut, lalu tiba-tiba meninggi, membawakan lagu-lagunya yang banyak berbicara tentang kehidupan, cinta, dan emosi manusia.

”Musik pop sekarang banyak bicara tentang party dan clubbing. Namun, saya mengelak dari segala macam itu. Saya memilih berbicara tentang cinta, perasaan yang sesungguhnya, semua yang kita rasakan sebagai manusia,” kata Yuna, menjelang konser.

Bagi Yuna, amat penting membuat pendengarnya tak merasa sendiri. ”Menjadi seorang manusia kadang kita sedih atau sangat down. Dengarkan musik. Saya ingin musik saya menjadi seperti itu,” ujar Yuna.

Bagi Yuna, musik juga memiliki kekuatan luar biasa yang bisa merangkul banyak orang, apa pun latar belakang mereka. Pengalamannya tinggal dan tampil di Amerika dengan banyak ketegangan rasial menunjukkan bahwa musik mampu menyatukan semua orang, apa pun latar belakang mereka.

”Di Malaysia mungkin mudah melihat orang Hindi dan Malay makan sama-sama di restoran. Di sana tidak banyak. Namun, mereka semua datang ke konser saya, berada di tempat yang sama, related satu sama lain. Itulah mengapa saya sangat happy melakukan itu (musik),” kata Yuna.

Yuna tampil di Dago Tea House, Bandung, dalam rangka tour promosi album terbarunya, Chapters, Sabtu (3/12).
Yuna tampil di Dago Tea House, Bandung, dalam rangka tour promosi album terbarunya, Chapters, Sabtu (3/12).

Inspirasi hijab

Yuna lahir dengan nama Yunalis Mat Zara’ai di Alor Setar, Negara Bagian Kedah, Malaysia. Penikmat kopi dan penggemar kucing yang tumbuh di Kuala Lumpur, Malaysia, ini banyak mendengar musik jazz, rock, pop, dan blues Amerika. Pada usia ke-14 tahun, Yuna yang piawai memainkan gitar menulis lagu pertama.

Enam tahun kemudian, Yuna mulai kerap tampil di sejumlah panggung musik, termasuk ikut audisi ajang pencarian bakat, ”One in a Million”. Penampilannya mencuri perhatian publik meski tak berhasil mengantarkannya menjadi pemenang. Kekecewaannya itu dia tuangkan di lagu ”Time”.

Popularitasnya di Myspace menjadi jalan pembuka ke
panggung internasional. Tahun 2011, Yuna menandatangani
kontrak dengan Fader, label dari New York, disusul kontrak dengan Verve Musik Group hingga kini.

Namanya makin dikenal setelah lagu ”Live Your Life” yang diproduseri Pharrell Williams masuk Heatseekers Album di tangga lagu Billboard. Kiprahnya di dunia musik makin diperhitungkan setelah merilis album Nocturnal (2013).

Melalui album terbarunya, Chapters, Yuna tak hanya mengukuhkan posisinya sebagai penyanyi dan musisi yang pantas diperhitungkan, tetapi sekaligus menunjukkan kematangannya dalam bermusik. ”Saya ingin orang-orang mengenali karya saya, bukan hijab saya. Mengenali saya lewat musik. Saya ingin menjadi nyata, membuat karya yang abadi dan membuktikan diri menjadi penulis lagu,” kata Yuna yang dijuluki ”Poster Girl for Young Hijabster” oleh The New York Times ini.

Sosoknya yang berhijab memang menarik perhatian meski kini Yuna lebih kerap menggunakan gaya turban untuk menutupi rambutnya dan menjadi salah satu ciri khasnya, selain musik dan lirik-liriknya yang kuat. Di awal kariernya, banyak orang lebih memperhatikan hijabnya ketimbang musiknya.

”Tentu saja banyak penonton yang mula-mula dia lihat adalah mengapa Yuna menutup auratnya. Saya selalu mendapat pertanyaan seperti itu karena saya ada di industri musik. Jawaban saya, karena saya ingin tetap jadi diri sendiri. Saya tak bisa mengelak dari persoalan ini karena saya adalah perempuan Muslim. Ini adalah hal yang saya percaya dan ingin saya bawa sebagai prinsip saya,” kata Yuna.

Meski pertanyaan tentang hijabnya tak pernah berhenti, Yuna tetap fokus pada musiknya. ”Saya selalu berusaha kembali ke musik saya karena saya adalah musisi. Itu kerja saya dan itu juga yang ingin saya bagi kepada dunia,” kata Yuna.

Melalui musik, Yuna ingin menyebarkan pesan positif. ”Selain identitas saya sebagai Muslim, saya ingin katakan kepada semua perempuan muda di dunia bahwa kamu tetap bisa jadi diri sendiri. Kamu bisa mengejar impianmu, tetapi juga penting untuk bangga dengan identitas kamu,” katanya.

Di atas panggung, dengan musik dan hijabnya, Yuna telah mewujud menjadi sosok yang menginspirasi, mengajak perempuan muda berani mengejar impiannya, dan tetap jadi diri sendiri. Seperti lirik lagunya, ”Live Your Life”. Find your light/don’t hide from what you are/and rise before you fall/and hope for something more/live if you really want to.

DWI AS SETIANINGSIH


Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 Desember 2016, di halaman 23 dengan judul “Musik Yuna: Dengarkan Musikku”