SEMARANG, KOMPAS Sebanyak 150 peserta kategori A balap sepeda BTN Tour de Borobudur 2016, Jumat (18/11), memulai perjalanan etape I dari Semarang menuju Solo, Jawa Tengah. Ketahanan fisik dan mental mereka diuji, terlebih tantangan di etape II hari ini akan lebih berat.
Perjalanan pada etape I dimulai dari kantor Gubernur Jateng di Semarang pada pukul 06.00. Para peserta berhenti di empat perhentian, yaitu Lopait Tuntang, Boyolali, Candi Prambanan, dan Klaten, hingga akhirnya finis di Solo sekitar pukul 16.00. Total jarak tempuh etape I mencapai 165 kilometer.
Kusmawati Yazid, pebalap sepeda gunung asal Jawa Barat, mengakui, rute tanjakan dan turunan di etape I sangat menantang. Apalagi, hujan deras mengguyur saat peserta melintasi jalan menurun di kilometer 15. Saat melintasi turunan itu, sebagian besar peserta, termasuk Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, mengurangi kecepatan karena jalanan licin dan jarak pandang terganggu.
Koordinator penyelenggara BTN Tour de Borobudur, Hendra Dharmanto, mengatakan, tantangan utama bagi peserta ialah ketahanan fisik dan mental. Peserta perlu mengatur tenaga dan napas untuk menaklukkan rute lomba yang sebagian besar tanjakan. Tantangan lainnya, waktu pemulihan yang singkat di antara etape I dan II, yakni hanya semalam. Sementara kondisi trek di etape II berjarak 110 km bakal lebih menguras tenaga karena didominasi tanjakan.
Direktur Bank BTN Mansyur S Nasution menuturkan, kegiatan ini untuk mendukung kegiatan hobi bersepeda sekaligus pariwisata lokal. Kegiatan seperti ini juga berdampak positif bagi peningkatan perekonomian.
Balapan pendek
Tour de Borobudur yang penyelenggaraannya telah memasuki tahun ke-16, menurut Hendra, lebih bersifat tur ketimbang balapan. Namun, pada perhelatan kali ini, bagi kategori A ada minirace atau balapan pendek di salah satu segmen etape II, yakni dari Salib Putih Salatiga menuju Kopeng (9 km).
Balapan pendek itu terbagi tiga kelompok lomba, yaitu peserta wanita, peserta pria usia di bawah 40 tahun, dan pria usia 40 tahun ke atas. Pemenang utama di setiap kelompok itu mendapat hadiah Rp 5 juta.
Tour de Borobudur untuk kategori A menempuh jarak 275 km, terbagi dalam dua etape. Peserta berasal dari Semarang dan kota lain, seperti Bandung, Yogyakarta, Solo, dan Surabaya. Bahkan, ada satu peserta dari Belgia dan tiga dari Jepang.
Tur kategori B dan C berlangsung Sabtu ini. Kategori B diikuti sekitar 1.800 peserta, menempuh rute Semarang-Candi Borobudur. Kategori C diikuti 500 peserta, menempuh rute Jalan Raya Semarang-Magelang Kilmeter 50 menuju Candi Borobudur.
Ganjar mengatakan, yang terpenting dari tur ini adalah kekompakan selama di perjalanan. ”Yang penting senang, yang penting bahagia. Kita kompak untuk Indonesia,” katanya.
Pada Jumat, 42 pelari mengikuti Borobudur Marathon kategori ultramarathon (120,8 km). Lomba dimulai dari Museum Kereta Api Ambarawa dan berakhir di Borobudur.
(EGI/DIT)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 20 November 2016, di halaman 23 dengan judul ”BTN TOUR DE BOROBUDUR: Fisik dan Mental Peserta Diuji”