JAKARTA, KOMPAS Lomba lari internasional Mandiri Jakarta Marathon 2016 dimulai pada Minggu (23/10) tepat pukul 05.00. Ribuan peserta berjuang di bawah guyuran hujan deras, melewati genangan air, demi membuktikan diri menjadi pelari tercepat.
Sekitar pukul 05.30, hujan reda. Berselang 15 menit kemudian, air kembali mengguyur kota. Meski pakaian basah, serta sebagian pelari kram dan nyeri, mereka tetap bersemangat.
Pelari nasional, Agus Prayogo, yang turun di nomor maraton penuh (41,195 kilometer) menuturkan, genangan air hujan membuat lubang jalan tidak terlihat.
”Saat berlari, saya harus ekstra berhati-hati agar tidak terpeleset atau terjatuh,” ujarnya.
Agus sukses menempati podium tertinggi untuk kategori pelari nasional. Dia mencatat waktu 2 jam 41 menit 12 detik, atau 1 detik lebih cepat dari lawannya, Asma Bara. Peringkat ketiga diisi Iwan (2 jam 42 menit 34 detik).
Bara sempat kram di kaki kiri dan kanan. ”Hujan membuat suhu udara cocok untuk berlari. Tapi efeknya tubuh cepat lelah dan kaki kram,” ucapnya.
Di nomor 10k putri, pelari andalan Indonesia, Rini Budiarti, terlalu tangguh bagi lawan-lawannya. Peraih empat medali emas PON Jabar 2016 itu mencatat waktu 36 menit 20 detik. Dia menaklukkan Yanita Sari dan Odekta Vina yang berada di peringkat ke-2 dan ke-3.
Di nomor maraton putri kategori nasional, Irma Handayani menjadi yang tercepat dengan catatan 3 jam 18 menit 21 detik. Pelari asal Kalimantan Timur itu mengungguli Erni Ulatningsih di peringkat ke-2 dan Wiwik Pujiati di posisi ke-3.
Pada kategori terbuka, seluruh podium juara dikuasai atlet Kenya. Pada nomor maraton putri kategori terbuka, pelari Kenya Jacqueline Nyetipei Kiplimo finis terdepan (2 jam 42 menit 24 detik), diikuti Mercy Jelimo Too dan Margaret Njuguna. Untuk kategori putra, Kennedy Kiproo Lilian menjadi yang tercepat dengan waktu 2 jam 21 menit 24 detik, disusul Chengabit Noah Kipruto dan Felix Kipkorir Kangogo.
C03/DNA
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 24 Oktober 2016, di halaman 29 dengan judul “Hujan Deras Jadi Tantangan”.