Eksplorasi Bahan dan Warna

0
883

Para pria semakin melek mode. Meski demikian, masih ada sejumlah batasan, terutama terkait apa yang dianggap identik dengan pria sehingga di luar itu dianggap sesuatu yang ”aneh” untuk dikenakan. Sejumlah desainer berupaya mengeksplorasi busana pria dari sisi warna dan material.

Mereka berupaya mengetengahkan sesuatu yang baru pada busana pria, sambil tetap memikirkan aspek penjualan busana tersebut. Hal ini tampak pada Plaza Indonesia Men’s Fashion Week 2016 yang digelar akhir September lalu. Busana pria dari mulai yang formal hingga kasual ditampilkan selama empat hari pekan mode tersebut.

Pada sesi-sesi yang menghadirkan para desainer dalam negeri, Feby Haniv mengetengahkan rancangan busana formalnya berupa jas, kemeja, dan celana panjang. Feby, yang terinspirasi oleh buku Tales of The Macabre karya Edgar Allan Poe, kemudian menjabarkan unsur-unsur romantis, menegangkan, sekaligus gelap dari buku itu ke dalam rancangannya yang didominasi warna hitam dan merah.

Unsur romantis muncul dari penggunaan lace sebagai material kemeja, jas, dan celana panjang, baik yang berwarna merah maupun hitam. Detail lace ini terlihat dari jarak dekat. Dari kejauhan, dengan potongan (cutting) yang pas badan (slim fit) dan tailor made, penampilan jas dan celana panjangnya tetap terlihat maskulin, seperti penggunaan jas serta celana panjang umumnya.

Selain bahan lace, Feby juga menggunakan bahan satin, faux leather croco, damask, danjacquard dengan warna-warna pekat hitam dan merah. ”Pola jas gitu-gitu saja. Paling saya eksplorasi di detail, dengan memilih bahan lace, jacquard, atau yang leatherly. Untuk warna, saya menggabungkan warna hitam dan abu-abu. Cutting-nya memang lebih ribet karena menggabungkan dua bahan,” kata Feby yang mengetengahkan labelnya, FH Pour Homme by Feby Haniv.

Feby awalnya membuat busana wanita sebelum akhirnya kembali ke ”jalan yang benar”, menekuni busana pria sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Biasanya, ia membuat jas dan kemeja dengan potongan klasik yang lebih ”aman” di pasar. ”Kali ini saya membuat yang lebih muda dan berani, sesuai dengan tema fashion week, ”The Millenials”. Tapi, ternyata banyak juga bapak-bapak yang suka,” ucap Feby.

Men's Fashion Week 2016 (X)SML Arsip Plaza Indonesia 24-09-2016 Untuk aksen
Men’s Fashion Week 2016
(X)SML
Arsip Plaza Indonesia
24-09-2016
Untuk aksen
MEN'S FASHION WEEK 2016 NO’OM | NO’MI Kompas/Sri Rejeki (EKI) 24-09-2016 Untuk aksen
MEN’S FASHION WEEK 2016
NO’OM | NO’MI
Kompas/Sri Rejeki (EKI)
24-09-2016
Untuk aksen

Potongan pas badan juga diperlihatkan oleh koleksi (X)SML. Meski begitu, siluet
baggy yang menjadi tren tahun lalu juga masih sedikit tampak dari total 39 koleksi busana pria yang ditampilkan. Potongan pas badan,
baggy pants
, kargo, dan military style menjadi pilihan untuk menerjemahkan tema Amalgam yang diambil. Warna-warna logam, seperti emas, perak, dan tembaga, dipilih sebagai cerminan tema.

”Masalahnya, kalau cowok pakai warna emas atau perak, kesannya terlalu bagaimana gitu. Jadi, kami pilih warnanya coklat emas, abu-abu perak, atau merah tembaga yang tidak terlalu menyala,” ucap Jun Mardian, desainer dari label (X)SML.

Celana panjang slim fit berwarna hijau batu giok dipadu dengan jaket hitam berbahan beludru (suede) yang dipadu dengan kulit menjadi contoh. Ada pula celana panjang gombrong dengan tali di pinggir berwarna perak dipadu dengan mantel panjang hitam dan syal berwarna hijau giok menyala di atas dalaman kemeja putih.

”Kami sebenarnya brand yang identik dengan warna monokrom. Tapi, kali ini kami mau eksplorasi warna yang lebih terang dan berani, tetapi tetap ada batasnya karena kami harus memikirkan sisi penjualannya, bisa bagus enggak. Sejauh ini responsnya lumayan,” kata Jun.

(X)SML juga mengajak pria penyuka mode untuk lebih berani dengan mencoba jaket bomber mereka yang bagian belakangnya dihiasi bordir. Motifnya hewan-hewan khas Indonesia, seperti burung cenderawasih dan merak. Sementara untuk model, terlihat memilih aman dengan mantel, jaket, kemeja, dan celana panjang.

Selain material katun, juga digunakan suede, kulit sapi (calf skin), dan kasmir seperti yang dipakai untuk cape. Bahan-bahan dengan motif print juga banyak dieksplorasi.

Detail lebih berani ditunjukkan oleh SKY.inc, Danjyo Hiyoji, dan No’om | No’mi dengan segmen pasar lebih muda. Danjyo Hiyoji membuat detail berupa lapis-lapis pada kemeja. Ada pula sweter dengan detail berupa lengan yang sifatnya hiasan. Rancangannya lebih bersifatstreet style.

Warna-warna yang dipilih, selain putih, hitam, dan garis-garis, juga ada biru laut, biru neon, dan merah. Material yang dipakai salah satunya adalah bahan yang disebut reflektif. Bahan ini jika tertimpa cahaya akan terlihat menyala. ”Kami mengolahnya menjadi raincoat” kata Dana Maulana yang bersama Liza Masitha mengembangkan label Danjyo Hiyoji.

Men's Fashion Week 2016 DANJYO HIYOJI Kompas/Sri Rejeki (EKI) 24-09-2016 Untuk aksen
Men’s Fashion Week 2016
DANJYO HIYOJI
Kompas/Sri Rejeki (EKI)
24-09-2016
Untuk aksen
Men's Fashion Week 2016 Feby Haniv Arsip Plaza Indonesia 21-09-2016 Untuk aksen
Men’s Fashion Week 2016
Feby Haniv
Arsip Plaza Indonesia
21-09-2016
Untuk aksen

Street style juga ditunjukkan oleh SKY.inc yang kali ini terinspirasi dari kehidupan para peselancar dan pemain skateboard. Rancangan SKY.inc lebih banyak mengetengahkan bawahan dalam bentuk celana pendek selutut. Hanya ada dua celana panjang di antara 31 koleksinya.

Warna-warna cerah yang diterapkan menunjukkan eksplorasi SKY.inc, seperti merah muda, biru langit, dan hijau tentara. Eksperimen juga tampak dari detail kerah dan permainan padu padan motif dalam satu panel busana. Kemeja-kemeja tanpa lengan, jaket, sweter, dan jas dengan motif geometris warna-warni menjadi contoh model koleksi yang diberi tema ”Indigo Boys” ini. Material tafeta yang biasa dipakai untuk busana wanita diterapkan pada koleksi ini, selain katun, suede, dan kulit.

”Respons terhadap warna-warna cerah, seperti pink, ternyata tinggi. Sampai saat ini, busana-busana kami masih keluar dipinjam oleh selebritas atau pemotretan majalah,” ucap Amot Syamsuri Muda yang bersama Andrea Risjad mendirikan label SKY.inc.

Soetjipto Hoeijaja dengan labelnya, No’om | No’mi, merambah lebih jauh batas-batas busana yang dipisahkan oleh perbedaan jender, dengan membuat busana uniseks yang bisa digunakan baik laki-laki
maupun perempuan. Meski begitu, ia tetap memperhatikan tampilan akhir dari penggunaan busananya. Baju-baju uniseksnya tidak terlihat terlalu maskulin ataupun feminin.

Untuk koleksi ini, ia mengambil inspirasi dari balet dan kehidupan balerina dengan mengusung tema en pointe, termasuk untuk koleksi busana prianya, No’om. En pointe artinyapointe shoes atau sepatu yang biasa dipakai dalam balet. ”Saya tertantang bagaimana inspirasi balet ini bisa dikenakan pria,” kata Nono, panggilan akrab Soetjipto.

Baju-baju panjang atau celana dengan bahan tumpuk atau draperi, baju dengan bahan transparan dari organdi adalah sebagian hasil terjemahan Nono terhadap inspirasi baletnya. Celana-celana high waist atau busana-busana panjang yang diberi tali-tali dan diikat adalah penjabarannya yang lain. Semuanya dalam balutan warna hitam
dan merah. Pada akhirnya, eksplorasi ini mau tidak mau berakhir pada penilaian konsumen ketika masuk pada ranah komersial, berupa volume penjualan.

MEN'S FASHION WEEK 2016 SKY.inc Kompas/Sri Rejeki (EKI) 24-09-2016 Untuk aksen
MEN’S FASHION WEEK 2016
SKY.inc
Kompas/Sri Rejeki (EKI)
24-09-2016
Untuk aksen
Men's Fashion Week 2016 (X)SML Arsip Plaza Indonesia 24-09-2016 Untuk aksen
Men’s Fashion Week 2016
(X)SML
Arsip Plaza Indonesia
24-09-2016
Untuk aksen

SRI REJEKI


Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Oktober 2016, di halaman 20 dengan judul “Eksplorasi Bahan dan Warna”.