Murray dan Nadal Menangi Laga Pertama
LAUSANNE, SELASA Penggemar bintang tenis putri asal Rusia, Maria Sharapova, bisa menyaksikan kembali petenis idola mereka pada 26 April 2017. Pengadilan Arbitrase Olahraga mengurangi masa skorsing petenis jelita itu terkait kasus doping, dari dua tahun menjadi 15 bulan.
Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), yang bermarkas di Lausanne, Swiss, mengumumkan hasil banding itu pada Selasa (4/10). ”Tim panel berkesimpulan bahwa Sharapova melanggar peraturan anti doping. Namun, karena itu bukan kesalahan signifikan Sharapova, sanksi 15 bulan dinilai tepat,” demikian pernyataan CAS dalam situs resmi mereka.
Sekitar 15 menit setelah CAS mengumumkan keputusan mereka, Sharapova berkomentar melalui Facebook.
”Halo Keluarga Shara! Saya telah melalui hari-hari terberat dalam karier sejak Maret, sejak saya dinyatakan doping, hingga hari ini, hari paling membahagiakan karena saya dinyatakan bisa bertanding lagi April. Saya merasa satu hal yang saya cintai telah direnggut dari saya. Tenis adalah kecintaan saya dan saya sangat merindukannya. Saya menghitung hari hingga saatnya bisa kembali,” tulis Sharapova.
Pada bagian akhir dari tujuh paragraf pernyataannya, Sharapova juga mengucapkan terima kasih atas dukungan penggemarnya. ”Dalam kondisi ini, saya belajar tentang dukungan yang tulus dari penggemar dan saya sangat beruntung bisa mendapatkan dukungan itu,” katanya.
Sebelum Perancis Terbuka
Dengan pengurangan skorsing, dari dua tahun menjadi 15 bulan, Sharapova bisa kembali bertanding mulai 26 April 2017, sekitar sebulan sebelum Grand Slam Perancis Terbuka. Skorsing dihitung sejak 26 Januari 2016, hari ketika Sharapova menyerahkan sampel untuk tes anti doping saat mengikuti turnamen Grand Slam Australia Terbuka.
Hasil tes itu diberitahukan Federasi Tenis Internasional (ITF) kepada Sharapova, dua bulan kemudian. Sharapova, lalu menggelar konferensi pers di sebuah hotel di Los Angeles, AS.
Dia dinilai doping karena mengonsumsi meldonium, yang dipasarkan dengan nama mildronate. Obat itu digolongkan dalam zat doping oleh Badan Anti Doping Dunia (WADA) sejak Januari 2016. WADA pun beberapa kali menyosialisasikannya menjelang akhir 2015, termasuk lewat surat elektronik kepada atlet dan timnya.
Menurut Sharapova, yang menggunakan obat itu sejak 2006 karena diresepkan dokter di Rusia, dia tak mengetahui jika meldonium tergolong zat doping. Petenis berusia 29 tahun itu menggunakannya untuk mengatasi masalah kesehatan, bukan untuk meningkatkan performa, sebagai salah satu dari tiga indikator doping.
Banding atas skors dua tahun, yang disampaikan ITF pada Juni, seharusnya selesai Juli sebelum Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Namun, tim Sharapova dan ITF membutuhkan waktu untuk mengumpulkan bukti.
Tim Sharapova mengajukan banding meskipun agennya dari IMG, Max Eisenbud, mengakui lalai mengecek surat elektronik yang berisi sosialisasi zat doping baru pada Oktober 2015. Dalam dengar pendapat di New York, 7-8 September, pengacara Howard Jacobs, spesialis penanganan kasus doping, mengajukan keberatan atas skors dua tahun. Padahal, banyak atlet dengan kasus sama tak dikenai sanksi.
Tiongkok Terbuka
Dari turnamen ATP/WTA Tiongkok Terbuka di Beijing, dua unggulan teratas tunggal putra, Andy Murray dan Rafael Nadal, memenangi babak pertama melawan petenis Italia. Murray menang atas Andreas Seppi, sementara Nadal atas Paolo Lorenzi.