Meski harus menghadapi hujan dan kabut di 10 km terakhir menuju finish di nomor Individual Time Trial (ITT) PON Jabar 2016, Rabu (21/9), pebalap DKI Aiman Cahyadi menunjukkan semangatnya yang tinggi dan hasil latihan kerasnya sehingga masih tetap bertenaga saat melahap tiga kilometer terakhir jalan menanjak menuju puncak Gunung Tangkuban Parahu. Aiman pun berhak atas medali emas, diikuti pebalap Jabar Dadi Suryadi dan pebalap Kaltim Robin Manullang di posisi ketiga. Kompas/Rakaryan Sukarjaputra (OKI) 21-09-2016

Perhelatan PON Jabar 2016 yang baru saja usai memberikan gambaran cukup menggembirakan bagi cabang olahraga balap sepeda. Meski ajang multicabang itu hanya berskala nasional, gengsi PON yang masih tinggi mampu menghadirkan atlet-atlet senior untuk berkompetisi dengan atlet-atlet yunior untuk menjadi yang terbaik di nomor masing-masing.

Tidak berlebihan jika para petinggi dan Ketua Umum PB ISSI ataupun pejabat Satlak Prima terus mencermati semua nomor di cabang balap sepeda sejak hari pertama hingga hari terakhir. Balap sepeda adalah salah satu cabang yang mempertandingkan banyak nomor dengan memperebutkan total 22 set medali (emas, perak, dan perunggu) di PON Jabar. Dari cabang balap sepeda inilah Indonesia memiliki potensi besar untuk meraih medali di ajang SEA Games, Asian Games, bahkan Olimpiade.

Meski pencapaian atlet balap sepeda di PON Jabar lalu belum banyak memperbaiki catatan waktu di beberapa PON atau SEA Games sebelumnya, itu tidak berarti kualitas para pebalap lebih rendah. Faktor cuaca, kondisi arena, dan beberapa faktor lain juga memengaruhi pencapaian para atlet di PON Jabar.

Pembalap sepeda Khoirul Mukib dari Jateng meloncati rintangan saat berlaga di final nomor downhill putra cabang balap sepeda MTB PON Jabar 2016 di kawasan hutan Cikole, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (20/9). Emas di nomor ini diraih oleh Popo Ario Sejati dari Jatim. Kompas/Yuniadhi Agung (MYE) 20-09-2016
Pembalap sepeda Khoirul Mukib dari Jateng meloncati rintangan saat berlaga di final nomor downhill putra cabang balap sepeda MTB PON Jabar 2016 di kawasan hutan Cikole, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (20/9). Emas di nomor ini diraih oleh Popo Ario Sejati dari Jatim.
Kompas/Yuniadhi Agung (MYE)
20-09-2016

Kaya potensi

Faktor teknis dan nonteknis di PON Jabar justru menguak potensi sesungguhnya dari para atlet balap sepeda Indonesia. Dari ajang PON Jabar itu juga bisa terlihat kekayaan potensi pebalap sepeda Indonesia di semua nomor. Beberapa atlet bahkan bisa berprestasi sekaligus di lebih dari satu nomor.

Di nomor balap sepeda gunung (MTB) yang memiliki nomor cross country (XC) dan downhill(DH), beberapa pebalap muda mulai bisa mengalahkan para seniornya. Di nomor XC putri, pebalap senior Kusmawati Yazid (34) mulai diimbangi dua pebalap muda, Wilhelmina dan Noviana. Adapun di XC putra, Zaenal Fanani, Sugianto, dan Bandi Sugito layak menjadi andalan Indonesia.

Di nomor DH putri, Nining Purwaningsih dan Tiara Andini Prastika siap menggantikan Risa Suseanty. Sementara di DH putra, pebalap senior Popo Ario Sejati (30) dan Khoiful Mukib (26) konsisten menjaga kualitas terbaik mereka.

Di nomor balap sepeda jalan raya (RR) yang memiliki nomor balap individual time trial,individual road race, dan team road race juga muncul sejumlah pebalap muda berpotensi. Di RR putri, Yanthi Puchiyanty, Rohidah, dan Riska Agustin layak dibina lebih intensif. Begitu juga dengan trio Dadi Suryadi, Aiman Cahyadi, dan Robin Manullang di RR putra.

Di nomor balap sepeda BMX putri, Elga Kharisma Novanda sudah saatnya mendapatkan tandem. Dua pebalap muda yang muncul adalah Cupi Nopianti dan Regina Patricia Panie yang menjadi peraih medali perak dan perunggu di PON 2016.

Sementara di BMX putra, Rio Akbar dan I Gusti Bagus Saputra yang berurutan meraih medali emas dan perak di PON Jabar sangat layak untuk mendampingi Tony Syarifudin yang absen di PON 2016 karena cedera saat Olimpiade Rio 2016.

Sementara di nomor balap sepeda trek (velodrom) yang mempertandingkan nomor-nomor 500 meter time trial, individual pursuit, team pursuit, team sprint, dan points race, beberapa pebalap muda muncul sebagai peraih medali emas.

Di nomor trek putri, Uyun Muzizah (36) dan Santia Tri Kusuma (35) masih bisa diandalkan. Mereka sekaligus menjadi mentor bagi Ayustina Delia Priatna, Crismonita Dwi Putri, Riska Agustin, dan Liontin Evangelina Setiawan.

Sementara di kelompok putra ada Odie Purnomo Setiawan, Elan Riyadi, Eko Bayu Nurhidayat, Candra Noerrachman, Muhammad Nur Fathoni, Projo Waseso, Rully Ibnu Faroka, dan pebalap senior Fatahillah Abdullah (31).

Tim balap sepeda Kaltim berlaga di nomor sprint beregu putra cabang balap sepeda PON Jabar 2016 di Velodrom Munaip Saleh, Kota Cimahi,  Jawa Barat, Senin (26/9).  Kompas/Yuniadhi Agung (MYE) 26-09-2016
Tim balap sepeda Kaltim berlaga di nomor sprint beregu putra cabang balap sepeda PON Jabar 2016 di Velodrom Munaip Saleh, Kota Cimahi, Jawa Barat, Senin (26/9).
Kompas/Yuniadhi Agung (MYE)
26-09-2016

”Kita punya peluang lebih besar di nomor-nomor trek yang medalinya juga banyak. Namun, nomor lain juga perlu terus dibina dan ditingkatkan, seperti nomor BMX, yang berkaitan dengan nomor trek,” papar Direktur Performa Tinggi Lomba Satlak Prima Denny Gumulya.

Ketua Umum PB ISSI Raja Sapta Oktohari menilai Indonesia tidak kekurangan stok pebalap sepeda. ”Modal kita cukup banyak kalau lihat dari PON ini, pebalap potensial banyak, tinggal bagaimana membina dan meningkatkan prestasi mereka,” tuturnya.

Keberadaan atlet-atlet senior di tim Indonesia masih diperlukan sebagai jembatan sebelum melepaskan atlet-atlet yunior menjadi pebalap andalan tim Merah Putih.