Sejumlah Mahasiswa Antusias Buktikan Diri Layak sebagai Penerima
PONTIANAK, KOMPAS Program beasiswa dari pemerintah selama ini disambut antusias oleh para penerima dengan prestasi akademik dan non-akademik. Karena itu, pemerintah memprioritaskan pengucuran beasiswa bagi anak-anak bangsa yang berpotensi untuk kuliah, tetapi terkendala finansial.
Hal itu terungkap dalam acara dialog Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek dan Dikti) Muhammad Nasir dengan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi dan Afirmasi Pendidikan Tinggi (Adik) Papua dan Papua Parat serta daerah 3T di Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (17/9).
”Semoga cita-cita dan mimpi anak-anak bangsa kita terwujud. Jangan berkecil hati karena kita ingin pendidikan dapat dijangkau semua orang. Pemerintah menyediakan beasiswa pendidikan Bidikmisi ataupun Adik Papua dan 3T. Bila perlu untuk kuliah hingga doktor di dalam dan luar negeri,” kata Nasir.
Ia menyatakan bangga terhadap komitmen penerima beasiswa Bidikmisi dan Adik untuk menunjukkan semangat belajar dan kerja keras yang tinggi. Banyak mahasiswa yang memiliki indeks prestasi kumulatif (IPK) di atas 3,00.
Ketika berdialog dengan sekitar 500 penerima bidikmisi di Universitas Tanjungpura, Nasir menjumpai sedikitnya tujuh mahasiswa yang IPK-nya lebih dari 3,90.
Nasir juga berkesempatan mengunjungi salah satu rumah penerima beasiswa Bidikmisi. Fitriyah, mahasiswa penerima Beasiswa Bidikmidi di Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, merasa kaget dengan kunjungan mendadak Menristek dan Dikti beserta rombongan.
Fitriyah dan orangtuanya menyampaikan terima kasih karena mendapatkan beasiswa untuk bisa kuliah di fakultas kedokteran yang biayanya di atas rata-rata program studi lainnya.
Alokasi anggaran
Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kemristek dan Dikti, Intah Ahmad mengatakan, tahun ini, Kemristek dan Dikti mengalokasikan anggaran sekitar Rp 3,2 triliun untuk beasiswa Bidikmisi sebagai biaya kuliah sekitar 320.000 mahasiswa program sarjana ataupun politkenik di perguruan tinggi negeri/swasta. Adapun beasiswa Adik dianggarkan sekitar Rp 40 miliar.
Bahkan, pada tahun ini, alokasi penerima beasiswa Bidikmisi ditambah menjadi 75.000 mahasiswa baru. ”Kami senang karena mahasiswa merespons baik program yang memberikan kesempatan mereka kuliah dari awal hingga lulus. Mahasiswa merespons dengan prestasi akademik yang tinggi,” kata Intan.
Pembuktian diri
Narimo, salah seorang penerima beasiswa Bidikmisi yang kuliah di jurusan Farmasi Universitas Tanjungpura, tetap berjuang untuk membuktikan bahwa dia memang layak untuk dibantu pemerintah. Ayahnya yang petani tidak mampu membiayai kuliah. Bahkan, dia bisa selesai SMA karena dibantu mantan guru SD-nya, yang membawa dia pindah dari kampungnya ke Kota Pontianak.
Menurut Narimo, sudah lebih dari 2,5 tahun dia tinggal di mushala di lingkungan kampus agar tetap bisa bertahan hidup dengan biaya hidup Rp 600.000 per bulan dari beasiswa Bidikmisi. Pencairan biaya hidup per tiga bulan sekali.
Bahkan, Narimo juga tidak malu berjualan roti kepada teman-teman kuliahnya demi mendapatkan uang tambahan.
”Saya hanya mengandalkan uang dari beasiswa Bidikmisi. Ayah tidak mampu untuk memberi uang. Akan tetapi, saya bertekad untuk berhasil supaya bisa membanggakan keluarga. Tidak ada keluarga yang kuliah,” ujar Narimo.
Intan mengatakan, Indonesia harus mengatasi masalah bangsa yang saat ini masih besar, yakni pengangguran, kebodohan-keterbelakangan, ketimpangan antara yang kaya dan miskin, dan ketimpangan antarwilayah. Dalam era persaingan global, generasi muda harus mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya. Namun, kuliah di perguruan tinggi baru dirasakan oleh 27,83 persen anak muda.
Menebar optimisme
Rektor Universitas Tanjungpura Thamrin Usman mengatakan, beasiswa Bidikmisi memberikan harapan bagi mahasiswa dari keluarga tidak mampu untuk optimistis menggapai cita-cita. Penerima Bidikmisi di universitas ini lebih dari 3.800 mahasiswa.
”Tahun ini, kami mendapat alokasi untuk 882 mahasiswa baru penerima beasiswa Bidikmisi. Kami berharap pemerintah bisa menambah hingga 1.000 mahasiswa untuk memberikan kesempatan bagi mereka yang membutuhkan,” kata Thamrin.